Banda Aceh, KBara News– 23 Juli 2025 | Suasana di Aula ACC Dayan Dawood, Banda Aceh, Rabu pagi itu tampak semarak. Ratusan anak-anak dari berbagai lembaga pendidikan usia dini se-Kota Banda Aceh memenuhi ruangan dengan gelak tawa dan kostum warna-warni. Mereka datang untuk merayakan Hari Anak Nasional dalam sebuah perhelatan yang digagas oleh Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI). Namun di balik keceriaan anak-anak, terselip kepedulian yang mendalam terhadap tragedi kemanusiaan di belahan dunia lain: Palestina.
Di tengah hiruk-pikuk acara, sejumlah kotak donasi berlabel “Donasi Kemanusiaan untuk Palestina” tampak tersebar di beberapa titik strategis. Kotak-kotak itu menjadi bagian dari aksi solidaritas yang digagas oleh DT Peduli Aceh, sebuah lembaga kemanusiaan yang aktif dalam program bantuan sosial dan tanggap bencana. Aksi ini tak berdiri sendiri. Dua mahasiswa magang dari Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) UIN Ar-Raniry turut ambil bagian dalam proses penggalangan, mulai dari persiapan, koordinasi, hingga pelaksanaan di lapangan.
Kegiatan tersebut bukan sekadar pengumpulan dana. Ia juga menjadi bentuk edukasi sosial kepada masyarakat, khususnya peserta dan pengunjung acara HIMPAUDI, mengenai pentingnya membangun empati global sejak dini. Guru-guru PAUD, pendamping anak, orang tua, hingga tamu undangan dari berbagai kalangan secara sukarela menyisihkan sebagian rezeki mereka untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.
“Kami tidak hanya ingin memperingati Hari Anak Nasional dengan hiburan dan keceriaan, tetapi juga ingin menyampaikan pesan bahwa anak-anak di belahan dunia lain, seperti di Palestina, juga memiliki hak untuk hidup aman dan damai,” ujar salah satu pengurus HIMPAUDI Kota Banda Aceh.
Koordinasi antara DT Peduli Aceh dan panitia HIMPAUDI telah dilakukan jauh hari sebelumnya. Semua berjalan tertib dan mendapat apresiasi dari banyak pihak. Kegiatan ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara lembaga pendidikan, organisasi kemanusiaan, dan dunia kampus dapat berjalan sinergis dalam mengangkat isu-isu global dan membangun kesadaran sosial sejak usia dini.
Bagi dua mahasiswa magang dari UIN Ar-Raniry, keterlibatan dalam aksi ini menjadi bagian dari pembelajaran langsung di lapangan. Tak hanya memahami teori tentang pemberdayaan masyarakat dan aksi sosial, mereka juga terjun langsung melihat bagaimana dinamika empati publik bekerja dalam ruang sosial yang nyata.
“Ini adalah pengalaman berharga bagi kami. Terlibat langsung dalam kegiatan kemanusiaan, bertemu dengan berbagai elemen masyarakat, dan menyaksikan sendiri bagaimana respons positif muncul dari berbagai kalangan,” kata salah satu mahasiswa magang.
Peringatan Hari Anak Nasional HIMPAUDI sendiri berlangsung meriah. Anak-anak menampilkan berbagai pertunjukan seni, seperti tari daerah, musik tradisional, hingga kegiatan interaktif yang melibatkan guru dan orang tua. Selain itu, ada pula sesi edukatif tentang pentingnya kesehatan, perlindungan anak, dan kolaborasi antar-PAUD dalam membentuk generasi emas Indonesia.
DT Peduli Aceh menyampaikan bahwa seluruh dana yang terkumpul melalui aksi donasi tersebut akan disalurkan melalui program bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang terdampak konflik berkepanjangan. Proses penyaluran dilakukan dengan mekanisme yang transparan dan akuntabel, sesuai dengan standar lembaga filantropi yang telah teruji di lapangan.
Lebih dari sekadar aksi penggalangan dana, kegiatan ini menjadi cermin bahwa kepedulian tidak mengenal usia, latar belakang, atau batas geografis. Di tengah pesta anak-anak Banda Aceh, suara kemanusiaan untuk Palestina tetap bergema—melampaui batas-batas auditorium, menuju nurani yang lebih luas. (Dani)