Kutacane, 16 September 2025 — Di bawah langit Aceh Tenggara yang basah oleh sisa embun pagi, langkah-langkah persiapan menuju Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tingkat Sekolah Dasar mulai terjalin seperti benang-benang harapan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Tenggara menapaki setiap detailnya dengan kesungguhan yang nyaris puitis: dari kesiapan perangkat komputer hingga denyut semangat para pendidik dan murid.
Pelaksana harian Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tenggara, Siti Salbiah, menyadari bahwa ANBK bukan sekadar agenda tahunan yang lewat bagai musim. Ia memandangnya sebagai cermin besar yang merekam mutu pendidikan, sekaligus menjadi dasar penentuan arah kebijakan pendidikan nasional hingga ke pelosok daerah. “Menghadapi pelaksanaan ANBK utama jenjang SD, ini perlu kita kawal secara serius. Kami meminta seluruh satuan pendidikan untuk melakukan persiapan seoptimal mungkin, karena ini akan berdampak langsung pada nilai Rapor Pendidikan masing-masing sekolah,” ujarnya dalam sosialisasi Dashboard Merdeka Belajar Gampang (MBG) yang digelar beberapa hari lalu.
Siti menekankan bahwa kesiapan tak berhenti pada urusan teknis. Di balik deru kipas komputer dan sinyal internet yang harus stabil, terselip panggilan bagi manusia-manusia pendidik: kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Ia mengajak para pendidik untuk membiasakan murid-muridnya berlatih membaca secara mandiri, mengatur waktu dengan bijak, dan merawat kepekaan berpikir. “Literasi dan numerasi adalah inti dari asesmen ini, maka kebiasaan membaca dan berpikir logis harus ditanamkan sejak sekarang,” katanya, suaranya menegaskan harapan akan lahirnya generasi yang bukan hanya piawai menghitung, tetapi juga fasih menafsir makna.
Ia pun menoleh pada hal yang kerap luput, namun menjadi fondasi kenyamanan belajar: lingkungan sekolah itu sendiri. Kebersihan ruang belajar, kerapian meja dan kursi, hingga semerbak wangi tanah di halaman menjadi bagian dari denyut pembelajaran. “Kebersihan dan kenyamanan sekolah akan mendukung pelaksanaan pembelajaran yang sehat dan efektif. Bahkan ini juga menjadi bagian dari Survei Lingkungan Belajar (SULINGJAR), yang menjadi tolok ukur penilaian iklim belajar dari perspektif guru, kepala sekolah, dan peserta didik,” tutur Siti.
Imbauannya mengalir lembut namun tegas: seluruh kepala sekolah diminta memastikan ruang-ruang dan fasilitas sekolah benar-benar siap, baik dari sisi teknis maupun non-teknis. Harapannya sederhana namun dalam: pelaksanaan ANBK SD tahun ini bukan hanya berlangsung tanpa hambatan, tetapi juga memantulkan prestasi yang menyalakan kebanggaan Aceh Tenggara.
“Kami optimis, jika semua unsur satuan pendidikan bergerak bersama, maka mutu pendidikan Aceh Tenggara akan terus mengalami peningkatan, sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek,” pungkas Siti Salbiah, menutup pesannya seperti menutup sebuah doa. Dalam getar suaranya, tergambar tekad agar setiap ujian bukan sekadar angka di kertas, melainkan batu loncatan menuju masa depan yang lebih terang bagi anak-anak negeri.
Laporan : Zulkifli