Daya serap APBA 2024 Masih Rendah, Proses Ekatalog Sangat Lamban

Redaksi Bara News

- Redaksi

Minggu, 7 Juli 2024 - 18:26 WIB

5088 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banda Aceh – Transparansi Tender Indonesia (TTI) menyesalkan lambannya proses pelaksanaan kegiatan APBA 2024 yang nilainya mencapai Rp.11,4 Trilyun. Dari data yang disajikan melalui monitor P2K Aceh yang disiarkan secara real time paket e-katalog sebanyak 659 paket baru diklik 19 paket atau 3% dari total paket kegiatan tahun 2024 yang tersebar di beberapa SKPA antara lain : ESDM 61 paket, Disdik 57, BMA 11, Distanbun 8, RSUZA 8, Arpus 6, Dishub 6, UKM 4, Disnak 3, Dlhk 3, Kominsa 3, RSIA 3, Bpba 2, RSJ 2, Inspektorat 1, Disnaker 1, Dispora 1, Biro Umum 1 paket.

“Lambannya proses e-katalog tidak semata-mata persoalan teknis, tapi banyak disebabkan oleh faktor non tekhnis bahkan politis. TTI menemukan masih banyak paket paket Reguler pada SKPA ditumpangi atas nama Pokir anggota Dewan seperti alat dan peralatan pendidikan, mobiler sekolah, mobiler dayah, lampu penerangan jalan, pengadaan buku, dan paket paket di UMKM semua masuk dalam pokir Dewan,” ungkap koordinator TTI, Nasruddin Bahar, Minggu 7 Juli 2024.

Menurut TTI, secara tekhnis sebenarnya pihak Dinas tidak punya kendala berarti, tapi karena paket-paket tersebut menyangkut dengan Pokir Dewan maka disitulah terdapat kendala. Dalam pelaksanaan pihak Dinas terlalu dalam di intervensi sampai dengan menjunjuk kontraktor atau Rekanan pelaksana harus mendapat persetujuan Dewan yang punya pokir. Umum nya para anggota Dewan tidak tahu menahu karena sudah diamanahkan kepada masing-masing koordinator Dewan yang bersangkutan.

“Panjangnya proses birokrasi mengakibatnya lambatnya daya serap Anggaran. Sudah menjadi rahasia umum paket paket yang sedang tender juga tidak terlepas dari kebijakan anggota Dewan, banyak paket yang seharusnya sudah diumumkan pemenang sesuai jadwal tapi terus ditunda tunda dan ternyata penyebabnya karena belum adanya persetujuan atau kesepakatan dengan yang punya pokir. Banyak paket yang dilebel Pokir Dewan seperti jalan, jembatan, irigasi, pengaman pantai, pengaman tebing dan sungai yang nilainya mencapai puluhan milyar rupiah itu semua banyak pokir Dewan,”katanya.

TTI mendesak Pemerintah Aceh untuk mempublis paket-paket mana saja yang masuk usulan dari anggota dewan namun sampai hari ini tidak digubris, padahal masyarakat butuh informasi tapi pemerintah Aceh tak bergeming menanggapinya. Seharusnya dapat masyarat bisa lebih cepat mengakses jika Pemerintah Aceh menyediakan ruang utk publik misalnya melalui website Bapeda Aceh.

“Jika Pemerintah Aceh sering mendapat penghargaan keterbukaan informasi publik menurut kami itu adalah Bulshit atau omong kosong belaka. Faktanya masyarakat butuh informasi anggaran, kegiatan SKPA, penerima bantuan dan lain- lain namun sangat sulit mendapatkannya,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tarmizi Age: Peran Mualem-Dek Fad Cukup Penting dalam Reformasi Pemerintahan
Lumrah Dalam Olah Raga Menggunakan Celana Pendek, Seperti Sepak Bola, Begitu Juga Lomba Lari
Pastikan Suplai BBM, Bupati Aceh Selatan Berkunjung ke Kantor Pertamina Wilayah Aceh
Menuju Perbaikan Aceh Tenggara, FORBES DPRA Dapil VIII Siap Bersinergi dengan Pemerintah Aceh Tenggara
Ketua SAPA: Spanduk Provokatif Cederai Etika Demokrasi
Ketua BPH Gus Irfan Kunjungi Aceh, Lepas Jamaah Haji Kloter Pertama dan Lantik Pengurus Daerah Gemira Aceh.
Wakil Gubernur Aceh Terima Kunjungan IDH, Pererat Silaturahmi dengan Pemerintahan Baru
Peduli Inflasi Wagub Kumpulkan Seluruh Kepala Daerah Se Aceh