Blangkejeren | Selasa, 17 Juni 2025 — Pemerintah Kabupaten Gayo Lues bersiap menempuh langkah besar dan strategis dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama periode 2025–2029. Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Gayo Lues, Suhaidi, S.Pd, M.Si, dalam wawancara resmi yang dirilis oleh Dinas Komunikasi dan Informatika, Selasa (17/6/2025). Suhaidi menekankan bahwa kemandirian fiskal menjadi tujuan utama pemerintah daerah, menyusul tren menurunnya dana transfer dari pemerintah pusat. Dalam paparannya, ia menyebut bahwa selama ini Gayo Lues masih sangat tergantung pada dana pusat, dan kini saatnya daerah ini berdiri dengan kekuatan sendiri melalui optimalisasi potensi lokal.
“Langkah pertama yang harus kita ambil adalah berkomitmen secara serius untuk meningkatkan PAD. Kita tidak bisa terus-menerus bergantung kepada dana transfer dari pemerintah pusat karena trennya menurun,” ujar Suhaidi lugas.
Ia menegaskan bahwa pemerintah harus mulai mencari sumber-sumber PAD yang baru dari potensi yang ada di seluruh wilayah kabupaten. Menurutnya, selama ini banyak peluang yang belum disentuh secara serius, dan hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar ke depan tidak lagi mengandalkan satu-dua sektor saja. Potensi yang ada di tengah masyarakat harus diberdayakan secara menyeluruh.
Suhaidi menyebutkan bahwa sektor pertanian akan menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi daerah. Dengan mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani, strategi peningkatan PAD diarahkan kepada optimalisasi sektor ini. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya akan mendorong masyarakat untuk menanam komoditas unggulan seperti kopi dan kakao, tetapi juga memastikan hasil pertanian tersebut memiliki nilai tambah melalui proses hilirisasi.
“Ke depan, kita tidak hanya menanam, tapi juga mengolah hasilnya agar memiliki nilai tambah. Pemerintah akan menjalin kemitraan dengan sektor industri untuk mendorong hilirisasi, seperti pabrik pengolahan kopi,” ujarnya.
Langkah hilirisasi ini ditargetkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara langsung dan memberi kontribusi terhadap PAD secara tidak langsung melalui retribusi, izin usaha, dan aktivitas ekonomi turunan lainnya. Suhaidi juga menekankan pentingnya penguatan kapasitas penyuluh pertanian. Ia menilai selama ini masih banyak petani yang tidak mendapatkan bimbingan teknis yang memadai, sehingga produktivitas terganggu dan hasil panen kurang optimal.
“Kita akan memperkuat tenaga penyuluh agar petani tidak kesulitan di lapangan. Penyuluh harus mampu memberi penjelasan teknis tentang bagaimana merawat tanaman, menjaga hasil panen, hingga mengelola kebun secara berkelanjutan,” tuturnya.
Pemerintah juga akan meningkatkan pelatihan life skill kepada masyarakat sebagai bagian dari strategi peningkatan PAD. Pelatihan ini bukan hanya terbatas pada keterampilan bertani, tetapi juga mencakup perawatan kebun, teknik pascapanen, dan keterampilan pendukung lainnya. Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap masyarakat tidak hanya produktif dalam bertani, tetapi juga mampu menjaga konsistensi produksi dalam jangka panjang.
Dalam aspek regulasi, Bupati Suhaidi menyampaikan bahwa Pemkab Gayo Lues akan memperkuat landasan hukum dalam pemungutan PAD. Salah satunya adalah implementasi kanun tentang retribusi daerah yang telah ditetapkan oleh DPRK dalam beberapa tahun terakhir. Pemkab akan menindaklanjutinya dengan peraturan bupati dan mensosialisasikannya secara menyeluruh kepada masyarakat dan sektor-sektor usaha.
“Kita akan menindaklanjuti kanun tersebut melalui peraturan bupati. Selanjutnya, kita akan lakukan sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat, khususnya sektor-sektor yang menjadi target PAD,” ujar Suhaidi.
Eksekusi terhadap kebijakan retribusi ini akan dilakukan setelah proses sosialisasi selesai. Pemerintah memastikan bahwa pelaksanaan aturan tidak akan dilakukan secara mendadak, tetapi melalui pendekatan partisipatif dan edukatif agar tidak menimbulkan kegelisahan di masyarakat.
Peningkatan PAD merupakan bagian dari visi besar Bupati Suhaidi untuk menciptakan kemandirian fiskal dan mengurangi ketergantungan terhadap pusat. Ia menilai, dengan potensi kekayaan alam dan semangat masyarakat, Gayo Lues mampu berkembang secara mandiri. Pemerintah daerah diarahkan untuk menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam mengembangkan sumber pendapatan lokal secara adil dan berkelanjutan.
“Dengan komitmen bersama, saya optimis lima tahun ke depan kita bisa mencapai kemandirian fiskal. Kita ingin PAD menjadi sumber utama pembangunan, bukan lagi hanya dana transfer,” pungkas Suhaidi.
Wawancara eksklusif ini memperlihatkan bagaimana pemerintah daerah Gayo Lues bersiap menghadapi tantangan ke depan dengan strategi yang terarah dan realistis. Dengan landasan kebijakan yang kuat, pemanfaatan potensi lokal, dan dukungan masyarakat, strategi ini diharapkan mampu mengubah wajah perekonomian Gayo Lues secara signifikan. (ABDIANSYAH)