BLANGKEJEREN — Bupati Gayo Lues, Suhaidi, S.Pd., M.Si, secara resmi mengukuhkan Bunda Literasi Kabupaten dan Kecamatan dalam sebuah acara yang digelar di Bale Pendopo Bupati Gayo Lues, Kamis (30/10/2025). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Gayo Lues ini menjadi tonggak awal penguatan gerakan literasi berbasis keluarga dan komunitas, dengan melibatkan peran strategis perempuan dalam menumbuhkan budaya membaca dan menulis.
Pengukuhan dilakukan terhadap Ny. Rita Elviani Suhaidi, istri Bupati Gayo Lues, sebagai Bunda Literasi Kabupaten, bersama dengan 11 istri camat yang dikukuhkan sebagai Bunda Literasi tingkat kecamatan. Dalam amanatnya, Bupati menegaskan bahwa pengukuhan ini bukanlah sekadar seremoni, melainkan bagian dari komitmen bersama dalam mendorong masyarakat agar lebih akrab dengan dunia literasi.
“Saya berharap kegiatan ini tidak berhenti pada hari ini saja. Pengukuhan itu bukan hal yang paling penting, tetapi bagaimana tindak lanjutnya ke depan,” ujar Bupati Suhaidi dalam sambutannya, menegaskan pentingnya keberlanjutan program pasca-pengukuhan.
Ia mengungkapkan bahwa salah satu tantangan besar yang dihadapi masyarakat saat ini adalah rendahnya minat membaca dan masih jarangnya kebiasaan menulis. Menurutnya, kondisi ini bukan hanya berdampak pada pemahaman terhadap informasi, tetapi juga mengancam kekayaan sejarah dan nilai-nilai lokal yang belum terdokumentasi dengan baik.
“Kelemahan kita adalah kurangnya membaca dan jarangnya menulis. Karena itulah, banyak sejarah yang hilang begitu saja. Nenek moyang kita dahulu mungkin jarang membaca dan menulis, sehingga banyak kisah luar biasa yang tidak terdokumentasi,” ucapnya dengan penuh keprihatinan.
Bupati mengajak seluruh Bunda Literasi untuk tidak hanya fokus pada penguatan minat baca di kalangan anak-anak dan masyarakat, tetapi juga mendorong semangat menulis sebagai warisan pengetahuan bagi generasi penerus di masa depan.
Sementara itu, Ny. Rita Elviani Suhaidi sebagai Bunda Literasi Kabupaten Gayo Lues menyampaikan bahwa literasi sejatinya memiliki arti luas dan tidak terbatas hanya pada aktivitas membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi mencakup kemampuan mengolah informasi, berpikir kritis, dan menjadikannya dasar untuk mengambil keputusan yang bijak dalam kehidupan.
“Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, berpikir kritis, dan mengelola informasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan,” kata Ny. Rita Elviani.
Ia meyakini bahwa ibu memiliki peran besar dalam membentuk budaya literasi sejak dini melalui lingkungan keluarga. Menurutnya, rumah adalah tempat pertama di mana anak-anak mengenal bacaan dan mendapat inspirasi dari orang tua, khususnya ibu.
“Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anak kita, dan ibu adalah guru pertama yang menanamkan nilai, pengetahuan, serta kebiasaan baik termasuk membaca dan mencintai ilmu,” tuturnya.
Ny. Rita juga mengajak seluruh Bunda Literasi Kecamatan yang baru saja dikukuhkan untuk tampil aktif di wilayah masing-masing, mendampingi masyarakat dalam membangun kesadaran literasi. Ia menegaskan perlunya kehadiran nyata di tengah masyarakat sebagai teladan, penyemangat, dan fasilitator berbagai kegiatan literasi.
“Mari kita hadir di tengah masyarakat, mendampingi anak-anak, menginspirasi kaum muda, serta menjadi teladan dalam kebiasaan membaca dan menulis,” ajaknya penuh (Abdiansyah)













































