Gayo Lues – Kondisi jalan dan jembatan menuju Desa Rerebe, Kecamatan Tripe Jaya, Kabupaten Gayo Lues, terus memburuk dan kini dinilai sangat mengkhawatirkan. Kerusakan akibat abrasi dan longsor mengancam kelangsungan akses satu-satunya menuju kawasan yang menjadi pintu utama bagi tujuh desa di kecamatan tersebut.
Anggota Komisi V DPR RI, Irmawan, dalam kunjungannya ke lokasi, Senin (13/10/2025), menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan pembangunan jalan dan jembatan Rerebe melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Menurutnya, percepatan penanganan hanya dapat dilakukan jika Pemerintah Kabupaten Gayo Lues segera menyiapkan desain teknis sebagai syarat utama dalam pengajuan anggaran.
“Abrasi dan longsor terjadi di daerah pemukiman dan persawahan. Kita sudah diskusikan dan minta Pemda siapkan desainnya. Kalau desain siap, nanti kita bisa fokus memperjuangkan fisik pembangunannya melalui anggaran kementerian,” ujar Irmawan saat meninjau langsung kondisi oprit jembatan yang nyaris terputus.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah agar pembangunan dapat segera direalisasikan. Irmawan juga menyebut, usulan terkait perbaikan jembatan dan jalan menuju Desa Rerebe tengah diupayakan masuk dalam APBN Murni ataupun APBN Perubahan (APBN-P) Tahun 2026, mengingat urgensinya dalam mendukung aktivitas ekonomi dan sosial warga setempat.
Jembatan yang menghubungkan Desa Rerebe ini merupakan infrastruktur vital yang menghubungkan tujuh desa lainnya di Kecamatan Tripe Jaya. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi tersebut akan mengisolasi ribuan warga dan memperparah kesenjangan pembangunan antarwilayah di kabupaten berjuluk Negeri Seribu Bukit itu.
Irmawan meminta seluruh elemen terkait, baik di lingkungan eksekutif maupun legislatif daerah, untuk saling mendukung proses perencanaan hingga pengawalan usulan ke Kementerian PUPR. Ia berharap, penyiapan desain teknis dan dokumen pendukung dapat segera diselesaikan agar proses penganggaran dapat berjalan sesuai tahapan.
“Kita minta semua pihak bergerak cepat. Ini untuk kepentingan masyarakat luas, khususnya para petani, pelajar, dan pelaku ekonomi yang setiap hari melintasi jalur ini,” tegasnya.
Kondisi terkini di lapangan menunjukkan bahwa sebagian badan jalan mulai mengalami keretakan dan longsoran di beberapa titik bahu jalan. Oprit jembatan utama telah mengalami pergeseran tanah yang cukup tajam, memperbesar risiko putus total jika curah hujan terus meningkat.
Warga berharap upaya percepatan pembangunan yang dijanjikan segera terealisasi agar tidak harus menempuh jalur alternatif yang jauh dan sulit dilalui, terutama saat musim hujan. (Abdiansyah)














































