Aceh Selatan Jelang 80 Tahun Indonesia Merdeka, Listrik Masih Jadi Penjajah

Redaksi Bara News

- Redaksi

Jumat, 15 Agustus 2025 - 01:23 WIB

50531 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Rusdiman – Koordinator Kaukus Pemuda Peduli Aceh Selatan (KP2AS)

Di Tapaktuan dan Samadua, listrik punya kebiasaan unik: suka “cuti mendadak” tanpa pamit. Kamis, 14 Agustus 2025, sehari sebelum ulang tahun kemerdekaan RI dan damai Aceh, listrik kembali memutuskan untuk “libur panjang” sejak pukul 09.00 sampai 20.04 WIB bahkan ada pula desa yang malamnya hingga lewat pukul 00.00 WIB harus mendekap dalam gelap gulita. Katanya karena tiang tumbang di Batee Tunggai. Hanya tiang tumbang, namun sebelas jam lamanya padam total, rekor yang mungkin bisa diajukan ke Guinness World Records.

Yang bikin makin indah, PLN sempat berjanji listrik akan kembali pukul 15.00 WIB. Janji itu sama manisnya dengan janji-janji kampanye yang menguap begitu saja. Sementara itu, usaha merugi, ikan mati di kolam, elektronik gosong, dan sinyal Telkomsel ikut lenyap. Sungguh kolaborasi sempurna antarpenyedia jasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masyarakat pun pernah mendengar kabar bahwa tim perbaikan tidak ada di Aceh Selatan, jadi harus menunggu bala bantuan dari Subulussalam atau Abdya. Bayangkan, seperti pasien IGD di Tapaktuan harus tunggu dokter dari Medan.

Lebih menakjubkan lagi, sering kali terjadi pemadaman dengan dalih kapasitas daya katanya kurang, tapi pembangunan Gardu Induk di Samadua tak kunjung kelar. Seluruh listrik dari Tapaktuan hingga Labuhanhaji Raya masih numpang di GI Abdya, seperti anak kos yang tak pernah lulus kuliah.

Delapan puluh tahun merdeka, PLN masih mempraktikkan “penjajahan model baru”. Dua puluh tahun Aceh damai, tapi listrik dan sinyal masih suka bikin perang urat syaraf. Rakyat Aceh Selatan pun terpaksa belajar sabar tingkat dewa.

Begitu listrik nyala pukul 20.04 WIB, giliran Telkomsel pamit. Tak ada badai, tak ada hujan, tapi jaringan ambruk. Rasanya seperti Jepang sudah pergi, Belanda balik lagi dan kita cuma bisa menonton sambil beli lilin.

Merdeka itu bukan cuma upacara, tapi juga listrik yang hidup, sinyal yang lancar, dan janji yang ditepati. Kalau PLN masih seperti ini, sebaiknya ganti slogan “Terang untuk Indonesia, kecuali Aceh Selatan saja”.

Berita Terkait

Pembatalan Tender Lanjutan Pembangunan RSUD-YA, Bukti Pemerintah Aceh Main-main dengan Hak Hidup Rakyat
Kuota Partai, Pendamping Desa dan Korupsi Kebijakan Menteri Yandri
TNI di Persimpangan Politik Reformasi
Nepal, Indonesia, dan Modus Baru Pembunuhan Demokrasi
Diduga Ada Indikasi Persaingan Bisnis di Balik Isu Makanan Berbelatung di MUQ Aceh Selatan
Aceh Selatan Sudah Finalkan Laporan Realisasi DOKA Tahap I
Gara Gara Tidak Ada Ambulance : Keluarga Pasien Salah Paham Dengan Pihak RSUD SIM. Ini Kata Kapolsek Kuala
Untuk Akses Transportasi Anak Sekolah Keuchik Panyang Serahkan Satu Unit Raket Baru

Berita Terkait

Jumat, 19 September 2025 - 03:25 WIB

Gugatan Tutut Soeharto ke Menkeu Dicabut, Purbaya: Beliau Kirim Salam, Saya Balas Salam

Jumat, 19 September 2025 - 03:22 WIB

Ahli di Sidang MK: 4.351 Polisi Rangkap Jabatan Sipil, Kesempatan Warga Sipil Hilang!

Jumat, 19 September 2025 - 03:14 WIB

Nurhadi Tegaskan 5.000 Titik Dapur MBG Fiktif Harus Diusut Tuntas: Jangan Korbankan Gizi Anak Bangsa

Jumat, 19 September 2025 - 02:53 WIB

Lima Tersangka Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Ditahan KPK, Tiga Orang Dijemput Paksa di Semarang

Jumat, 19 September 2025 - 02:41 WIB

200 Siswa di Banggai Kepulauan Diduga Keracunan Setelah Makan Gratis, RS Trikora Penuh

Jumat, 19 September 2025 - 02:36 WIB

KPK Ingatkan Potensi Korupsi Dana Rp200 Triliun di Bank Himbara: “Jangan Sampai Kredit Fiktif Terulang”

Kamis, 18 September 2025 - 20:27 WIB

Pemerintah Tegaskan Kuota Impor BBM untuk SPBU Swasta Sudah Dinaikkan

Kamis, 18 September 2025 - 20:21 WIB

GAPPRI Sambut Positif Kajian Penurunan Tarif Cukai oleh Menkeu Purbaya

Berita Terbaru