Status Darurat Korupsi Harus Ditangani dengan Genosida Koruptor

Redaksi Bara News

- Redaksi

Kamis, 29 Mei 2025 - 06:05 WIB

50226 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Sri Radjasa, M. BA (Pemerhati Intelijen)

FENOMENA korupsi di Indonesia, tidak sekedar menjadi budaya, tetapi sudah menjadi ibadah fardu ain, bahkan mungkin oleh kalangan pejabat negara telah dijadikan berhala baru. Pengungkapan kasus korupsi, menjadi konsumsi berita setiap hari, dengan jumlah yang dirampok semakin fantastic, ditengah kehidupan rakyat kecil yang hanya mengais limbah pembangunan, agar besok bisa makan. Ketika aparat penegak hukum, hanya mampu menangkap teri, dalam kasus mega korupsi pertamina, sementara ratusan rakyat harus meregang nyawa, karena tidak mampu membayar biaya rumah sakit.

Ketika etika moral diabaikan, karena masih saja pejabat korup, memperoleh jabatan basah di lingkungan BUMN. Belum lagi ironi penegak hukum yang tidak punya nyali, untuk menjerat taipan otak pelaku pagar laut. Inilah potret darurat korupsi, ketika pelaku korupsi melibatkan elit politik dan pejabat negara secara massif serta aparat penegak hukum tergiur untuk mencicipi uang haram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di era presiden Jokowi, korupsi telah dijadikan ibadah fardu ain dan berhala baru, sebagai ritual penghambaan para pejabat negara kepada sang raja jawa. Sejarah Indonesia modern, mencatat 10 tahun kekuasaan raja jawa, adalah jaman keemasan korupsi yang mengakibatkan kerusakan semua aspek kehidupan berbangsa bernegara. Banyaknya pejabat negara yang menderita cacat aqidah, terjerat oleh umpan Jokowi. Realita reformasi, alih alih membangun demokrasi, justru reformasi telah menjadi bidan lahirnya pemimpin otoritarianism personal yang mengubur cita-cita reformasi hingga ketitik nadir.

Kemenangan Prabowo Subiyanto pada pilpres 2024, tidak dapat dipungkiri adanya dukungan network kekuasaan Jokowi sebagai presiden dan dukungan aliran dana oligarki. Tetapi sebagai presiden, Prabowo dengan kekuasaan yang besar sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, dituntut performa kepemimpinannya yang mengedepankan kualitas negarawan.

Menghadapi situasi darurat korupsi yang telah memberi implikasi sangat luas terhadap keterpurukan rakyat, Prabowo diuji untuk berani bertindak out of the box, tidak ada keraguan untuk mengabaikan politik balas budi yang hanya membuat rakyat semakin melarat. Sikap presiden Prabowo yang normatif, hanya akan melemahkan kewibawaan presiden dan mengancam bangsa ini terbelah dan gagal.

Ketika tidak ada lagi kepercayaan rakyat, terhadap penegakan hukum dan proses peradilan di negeri ini, patut disikapi sebagai alarm bangkitnya people power. Bangsa ini telah menorah sejarahnya sebagai bangsa yang siap menumpahkan darahnya, demi sebuah perubahan kehidupan politik nasional. Rakyat tidak butuh makan bergizi gratis atau bantuan social dan pernak pernik pencitraan murahan.

Rakyat menunggu kebijakan “nekad” presiden Prabowo, untuk segera menggelar operasi genosida terhadap para koruptor dan kroninya. Rakyat menantikan sosok Prabowo sang negarawan, membersihkan lingkungan internalnya dari para begal politik, ekonomi dan ideology. Presiden Prabowo sesungguhnya tidak perlu bekerja ekstra keras untuk menorah prestasi, karena presiden sebelumnya memperoleh raport merah, bahkan hanya berbekal ijazah imitasi.
05.

Berita Terkait

Sinergi Tanpa Batas, Kapolres Nagan Raya Menyapa jurnalis lewat coffee Morning
PT Fajar Baizuri & Brothers Bersihkan Badan Jalan Di Alun Alun Menjelang HUT Nagan Raya Dan HUT RI
Warga Meminta Bupati Nagan Raya Segera Teken Komitmen Dana CSR Tahun 2025.
Ribuan Warga Terima Sajikan Bubur Kanji Asyura untuk Warga Dari DPW GR Aceh
Mari Kita Sudahi Konflik Ijazah Jokowi dengan Kesimpulan Akhir “Insya Allah Palsu”
Lain Beathor Lain Armando, Inilah Potret Politik Berhala
Raja Sayang Wabup Nagan Raya Hadiri Munas I ASWAKADA Indonesia di Yogyakarta
Program Sekolah Rakyat untuk Memutuskan Rantai Kemiskinan, Benarkah?

Berita Terkait

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:43 WIB

Sorotan Tajam Formades: Audit Dana Desa dan ‘Reshuffle’ Camat Jadi Ujian Berat Bupati Aceh Tenggara!

Rabu, 16 Juli 2025 - 01:50 WIB

Polres Aceh Tenggara Tangkap Dua Pelaku Curas Terhadap Anak di Bawah Umur di Kecamatan Bambel

Rabu, 16 Juli 2025 - 01:17 WIB

Bupati Aceh Tenggara Buka MPLS SMKN 1 Kutacane: Ajak Siswa Jadi Generasi Unggul dan Berakhlak

Selasa, 15 Juli 2025 - 01:51 WIB

Polres Aceh Tenggara Tangkap Dua Pria Diduga Pengedar Sabu, Barang Bukti Diamankan dari Pinggang Pelaku

Senin, 14 Juli 2025 - 13:54 WIB

Polres Aceh Tenggara Gelar Apel Operasi Patuh Seulawah 2025, Wujudkan Tertib Lalu Lintas Demi Terwujudnya Indonesia Emas

Minggu, 13 Juli 2025 - 22:26 WIB

Operasi Patuh Seulawah 2025 Dimulai: Polisi Fokus pada 7 Pelanggaran Prioritas

Jumat, 11 Juli 2025 - 16:12 WIB

DPW LSM Korek Aceh Desak Keseriusan Pemerintah Aceh Tenggara dalam Pemberantasan Narkoba

Jumat, 11 Juli 2025 - 12:19 WIB

Masyarakat louser minta bpn buka peluang untuk mensukseskan program ptsl

Berita Terbaru

BENER MERIAH

Potret Buram Dunia Pendidikan Aceh di Tengah Gelontoran Dana Otsus

Rabu, 16 Jul 2025 - 22:37 WIB