JAKARTA — Kabar mengenai akan terjadinya gerhana Matahari total pada 2 Agustus 2025 tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Sejumlah warganet menyebut langit akan gelap total karena Bulan diperkirakan akan menutupi cahaya Matahari secara penuh.
Namun, informasi tersebut tidak benar. Berdasarkan data astronomi yang valid, tidak tercatat adanya peristiwa gerhana Matahari—baik total, sebagian, maupun cincin—yang akan terjadi pada 2 Agustus 2025.
Peristiwa gerhana Matahari total berikutnya diperkirakan baru akan terjadi pada 2 Agustus 2027. Gerhana tersebut diprediksi menjadi salah satu yang paling spektakuler dalam kurun waktu lebih dari satu abad.
Mengutip laporan lembaga astronomi internasional, keistimewaan gerhana tahun 2027 itu terletak pada durasi totalitasnya yang mencapai 6 menit 23 detik. Sebagai perbandingan, kebanyakan gerhana total umumnya hanya berlangsung dua hingga tiga menit.
Jalur totalitas gerhana ini akan melintasi berbagai negara, mulai dari Spanyol, Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya, Mesir, Sudan, hingga Arab Saudi, Yaman, Somalia, dan wilayah Samudra Hindia Britania. Di luar jalur tersebut, gerhana sebagian tetap dapat terlihat di sebagian besar kawasan Eropa, Afrika, dan Asia Barat.
Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Secara umum, terdapat empat jenis gerhana Matahari: total, cincin, sebagian, dan campuran.
Seiring dengan maraknya kabar yang tidak terverifikasi di media sosial, masyarakat diimbau untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi. Informasi ilmiah yang akurat dapat diperoleh melalui lembaga resmi seperti badan antariksa atau institusi pendidikan yang bergerak di bidang astronomi.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa tidak ada gerhana Matahari total yang akan terjadi pada 2 Agustus 2025. Peristiwa langka tersebut baru akan berlangsung dua tahun lagi, tepatnya pada 2 Agustus 2027. (*)