Ranny Fahd A Rafiq Ungkap Di Balik Bayang Geopolitik Ada Ironi Dunia Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Jaminan Sosial yang Terabaikan

Redaksi Bara News

- Redaksi

Rabu, 21 Mei 2025 - 05:28 WIB

50207 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta – Dunia hari ini dalam Persimpangan Geopolitik dan pertarungan global yang sangat sengit bagaikan panggung sandiwara besar di mana para aktor utama negara-negara adidaya memainkan peran mereka dalam drama geopolitik yang kompleks. Namun, di balik gemerlap panggung tersebut, terdapat kisah-kisah nyata tentang kesehatan, tenaga kerja, buruh migran, dan jaminan sosial yang sering kali terabaikan, ucap Ranny Fahd A Rafiq di Jakarta pada Senin, (19/5/2025).

Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar mengatakan, “Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa dunia akan mengalami kekurangan 10 juta tenaga kesehatan pada tahun 2030. Negara-negara maju, seperti Inggris, semakin bergantung pada tenaga kesehatan dari negara-negara berkembang, termasuk yang masuk dalam daftar “red list” WHO, seperti Nigeria dan Ghana. Hal ini menimbulkan dilema etis, karena negara-negara tersebut juga menghadapi kekurangan tenaga kesehatan di dalam negeri termasuk Indonesia, tuturnya.

Istri dari Fahd A Rafiq mengungkapkan, Di Eropa Selatan Italia berencana merekrut 10.000 perawat dari India untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di sektor kesehatan. Namun, di sisi lain, kebijakan imigrasi yang lebih ketat di Inggris di bawah pemerintahan Keir Starmer menimbulkan kekhawatiran akan krisis tenaga kerja di sektor-sektor vital, seperti perawatan sosial dan kesehatan, ini menjadi cerminan bahwa kekurangan tenaga medis bukan hanya menimpa Indonesia negara negara maju kekurangan tenaga medis, cetusnya

Sementara itu, di Timur Tengah, laporan dari Human Rights Watch dan FairSquare mengungkapkan bahwa puluhan buruh migran tewas akibat kecelakaan kerja yang dapat dicegah di proyek-proyek infrastruktur besar di Arab Saudi, termasuk persiapan Piala Dunia 2034. Kurangnya perlindungan dan transparansi dalam sistem kerja di negara tersebut menjadi sorotan internasional, yang jadi pertanyaan apakah ada buruh migran yang kerja di Arab Saudi terlindungi dengan baik? Tanya Ranny.

Di Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menargetkan 57 juta pekerja terlindungi jaminan sosial pada tahun 2025. Namun, hingga saat ini, baru sekitar 43 juta pekerja yang tercakup, menunjukkan kesenjangan yang signifikan ucap Ranny seraya sedih mendengar Dinamika yang terjadi akan dunia kesehatan Indonesia.

Ranny melihat pengemudi ojek online masih menghadapi risiko tinggi tanpa perlindungan jaminan sosial yang memadai bahwa 85% pengemudi tidak mendapatkan jaminan sosial dari pemberi kerja, karena dianggap sebagai mitra, bukan karyawan. Salah satu tuntutan kepada aplikator yang melanggar regulasi merujuk pada Keputusan Menteri Perhubungan (Kepermenhub) KP 1001 tahun 2022, yang mengatur pedoman perhitungan biaya jasa ojol oleh aplikator.

Dalam regulasi tersebut, aplikator hanya diperbolehkan menetapkan biaya sewa aplikasi kepada pengemudi maksimal 15 persen, dengan tambahan 5 persen untuk biaya kesejahteraan mitra pengemudi, ini kezaliman yang luar biasa, ungkap Ranny.

Di sisi Ranny mengungkap pekerja migran Indonesia untuk kepesertaan dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan masih rendah. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, hanya sekitar 10% pekerja migran yang terdaftar dalam program tersebut, meskipun kontribusi ekonomi mereka melalui remitansi mencapai 9,71 miliar dolar.

Dinamika geopolitik global menuntut respons kebijakan yang adaptif dan berkeadilan. Negara-negara perlu menyeimbangkan kebutuhan tenaga kerja dengan perlindungan hak-hak pekerja, baik di dalam negeri maupun bagi buruh migran. Investasi dalam pelatihan tenaga kerja lokal, reformasi sistem jaminan sosial, dan kerja sama internasional yang transparan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini, tutup Ranny.

Penulis: A.S.W

Berita Terkait

Pulau-Pulau yang Diperebutkan: Akhir Kisruh Aceh-Sumut dan Jejak Kepentingan di Baliknya
BNN Berikan Penghargaan kepada Bea dan Cukai atas Kolaborasi dalam Pengungkapan 2 Ton Sabu
Kapolri Pimpin Upacara Pemuliaan Nilai-Nilai Tribrata, Kukuhkan Semangat Pengabdian Bhayangkara di HUT ke-79
Polri Perkuat SDM Unggul Hadapi Era Digital, Kalemdiklat Tekankan Peran AI Menuju Indonesia Emas 2045
Fadli Zon Disorot: Pernyataan Kontroversial Soal Pemerkosaan Massal 1998 Dinilai Mengingkari Luka Sejarah
Kejaksaan Agung Sita Rp 11,8 Triliun dari Wilmar Group Terkait Kasus Dugaan Korupsi Fasilitas Ekspor CPO
Utang Telah Lunas, Tapi Proposal Damai Ditolak: Pilar Putra Mahakam Soroti Kejanggalan Proses PKPU
Sah! Empat Pulau Sengketa Resmi Milik Aceh, Gubernur Sumut dan Aceh Teken Kesepakatan di Jakarta

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 06:50 WIB

TK IT Az-Zahra Takengon Gelar Pentas Seni dan Wisuda Angkatan XIII, Bunda PAUD Apresiasi Peran Pendidikan Anak Usia Dini

Sabtu, 14 Juni 2025 - 00:28 WIB

Kebakaran Hebat di Timangan Gading, Dua Rumah Ludes Terbakar, Satu Rumah Terdampak

Kamis, 5 Juni 2025 - 03:32 WIB

Wakil Ketua DPRK Ingatkan Pemkab Aceh Tengah Perketat Pengawasan Harga Bahan Pokok Jelang Iduladha 1446 H

Kamis, 29 Mei 2025 - 02:44 WIB

Jelang Idul Adha, DPRK Aceh Tengah Ingatkan Pentingnya Seleksi Hewan Kurban Sehat

Jumat, 23 Mei 2025 - 04:04 WIB

Jelang PORA, Pemda, DPRK Dan KONI Aceh Tengah Gelar Rapat Koordinasi

Kamis, 22 Mei 2025 - 18:40 WIB

Coffee Shop Portola Grand Renggali Hotel Jadi Saksi Pengumuman Pemenang Umrah

Kamis, 22 Mei 2025 - 12:48 WIB

Terungkap! Ruko di Aceh Tengah Jadi Markas Penimbunan BBM Ilegal

Senin, 19 Mei 2025 - 14:32 WIB

Ketua Yayasan Ubudiyah dan Rombongan PPA Temui Bupati Aceh Tengah, Bahas MoU Pendidikan dan Ekspor Kopi ke China

Berita Terbaru

ACEH TENGGARA

Kakek di Aceh Tenggara Diduga Cabuli Cucu Kandung Berulang Kali

Kamis, 19 Jun 2025 - 01:11 WIB