Langsa — Prestasi yang dibawa pulang Nadita Aprilia pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 menjadi kebanggaan tersendiri bagi Aceh. Di ajang olahraga nasional tersebut, atlet muda asal Kota Langsa ini berhasil meraih medali perak, mengharumkan nama daerahnya di tengah persaingan yang ketat. Namun di balik gemilang prestasi itu, janji bonus dari Pemerintah Aceh yang seyogianya menjadi bentuk apresiasi, masih belum juga terealisasi hingga kini.
Meski demikian, semangat Nadita tidak luntur. Bahkan, perempuan berusia 21 tahun ini justru semakin mantap melebarkan sayap di level internasional. Pada 10 Januari 2025, ia dinyatakan resmi bergabung dalam pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Jakarta. Pada tahun yang sama, ia kembali dipercaya memperkuat tim Indonesia dalam ajang bergengsi IWF World Championship di Norwegia.
“Alhamdulillah ini kesempatan kedua, setelah kemarin ikut kejuaraan dunia di China, kali ini dipercaya lagi untuk ke Norwegia,” ujar Nadita, Senin (29/9/2025), dengan nada penuh rasa syukur.
Nadita yang merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara itu tidak pernah membiarkan kendala materi menghalangi cita-citanya. Kendati bonus dari PON 2024 belum jelas kabarnya, ia sudah meniatkan penggunaannya: untuk mewujudkan impian sang ibu tercinta menunaikan ibadah umrah.
“Kalau bonus PON 2024 kemarin, saya sangat berharap bisa mendapatkannya. Saya mau bawa ibu saya untuk umrah,” katanya lirih, seraya menahan haru.
Keinginan yang tulus itu menjadi cermin bagaimana keberhasilan tidak semata ditakar dari medali yang diraih, melainkan juga dari niat dan pengabdian seorang anak kepada orang tuanya. Dedikasi Nadita di lapangan angkat besi bukan hanya untuk medali semata, melainkan menjadi jalan pengabdian sosial dan spiritual.
Dalam usianya yang masih muda, Nadita telah menunjukkan keteguhan hati yang jarang dimiliki oleh banyak orang seusianya. Tekad, kedisiplinan, dan keyakinannya bahwa mimpi harus diperjuangkan memberi inspirasi tersendiri, tidak hanya bagi atlet, tetapi juga generasi muda Aceh secara umum.
Ia pun berpesan kepada generasi muda di tanah rencong agar berani bermimpi dan tak mudah menyerah pada keterbatasan. Baginya, kesuksesan bukanlah garis akhir, melainkan hasil dari keberanian untuk mengambil langkah, sekecil apa pun itu.
“Kesuksesan adalah hasil dari perjuangan yang tidak pernah menyerah. Jangan takut memulai sesuatu yang baru, karena itulah awal dari kesuksesan. Teruslah bergerak maju, bahkan jika langkahmu kecil,” tuturnya.
Di tengah situasi yang belum sepenuhnya berpihak pada para atlet daerah, kisah Nadita Aprilia menyiratkan harapan. Ia berdiri sebagai sosok yang tak hanya kuat secara fisik di atas arena, tetapi juga kokoh secara mental dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Nadita membuktikan bahwa mimpi untuk mengibarkan bendera Merah Putih bisa tumbuh dari setiap sudut Indonesia — bahkan dari lorong-lorong semangat yang diuji oleh janji-janji yang belum ditepati.