Blangkejeren – Dalam semangat mengimplementasikan program Polri Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan), personel Pos Polisi (Pospol) Rumah Bundar Polsek Putri Betung, Polres Gayo Lues, melaksanakan razia malam terhadap kendaraan yang melintas di jalur strategis Blangkejeren–Kutacane, tepatnya di wilayah perbatasan antara Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Tenggara.
Razia dilaksanakan pada Rabu malam, 18 Juni 2025, mulai pukul 23.00 WIB, sebagai bagian dari strategi pencegahan dan pengungkapan kasus kriminalitas lintas daerah yang sering memanfaatkan jalur perbatasan sebagai rute pelarian atau distribusi barang ilegal.
Kegiatan ini berlangsung dalam suasana tertib dan profesional, menyasar seluruh kendaraan—baik roda dua maupun roda empat—yang melintas pada malam hari, saat potensi kerawanan meningkat. Operasi ini merupakan implementasi nyata dari pendekatan prediktif dan responsif dalam sistem pengamanan wilayah perbatasan.
Kapolres Gayo Lues, AKBP Hyrowo, S.I.K., melalui Kapolsek Putri Betung, Kompol Muhammad Ali, menegaskan bahwa razia ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan bentuk nyata responsibilitas Polri terhadap kondisi sosial masyarakat di wilayah rawan.
“Jalur perbatasan ini bukan hanya penghubung antara dua kabupaten, tapi juga sering dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan sebagai jalur pelarian, terutama pencurian kendaraan bermotor dan distribusi narkoba. Dengan razia seperti ini, kami menjalankan fungsi prediktif dalam membaca potensi kejahatan dan respons cepat dalam penanganannya,” ujar Kompol Muhammad Ali.
Dalam kegiatan tersebut, petugas melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kendaraan, mulai dari surat-surat (STNK, SIM), plat nomor, hingga kondisi fisik kendaraan yang mencurigakan. Masyarakat pengguna jalan juga diberikan edukasi tentang pentingnya membawa dokumen kendaraan yang lengkap dan menjaga kewaspadaan saat bepergian malam hari.
Tidak hanya itu, Polsek Putri Betung juga menegaskan transparansi berkeadilan, salah satu elemen penting dalam Presisi Polri. Setiap pemeriksaan dilakukan tanpa diskriminasi, mengedepankan pendekatan humanis namun tetap tegas, demi menjamin rasa aman bagi masyarakat umum.
Kompol Muhammad Ali juga mengimbau masyarakat, khususnya korban curanmor, agar tidak ragu melapor melalui layanan kepolisian 110 atau langsung ke Pospol Rumah Bundar. Menurutnya, kecepatan laporan masyarakat menjadi kunci utama dalam menutup ruang gerak pelaku kejahatan yang mencoba menyusup lewat jalur perbatasan.
“Kami minta korban pencurian, terutama ranmor, segera lapor. Semakin cepat kami dapat informasi, semakin besar kemungkinan kami cegah pelaku kabur melalui jalur ini. Jalur Blangkejeren–Kutacane ini merupakan titik penting yang kami awasi ketat,” lanjutnya.
Kegiatan razia malam ini juga sejalan dengan semangat transformasi menuju Polri yang prediktif dan modern sebagaimana dicanangkan oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. Kehadiran aparat di jalur rawan kejahatan menunjukkan bahwa Polri hadir secara aktif, berpikir strategis, dan menyesuaikan tindakan dengan kebutuhan masyarakat.
Razia tersebut berlangsung hingga dini hari dan menjadi bentuk nyata bahwa Polri di daerah, termasuk di wilayah seperti Gayo Lues yang berbatasan langsung dengan provinsi lain, tidak lengah dalam menjaga keamanan publik. Personel Pospol Rumah Bundar akan terus melanjutkan kegiatan serupa secara rutin dan insidentil sesuai dinamika situasi di lapangan.
Di tengah berbagai tantangan kejahatan lintas wilayah dan keterbatasan sumber daya, Polres Gayo Lues menunjukkan bahwa semangat Presisi bukan hanya jargon, melainkan sikap kerja dan semangat pelayanan.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari masyarakat, yang menilai kehadiran polisi pada jam-jam rawan sangat membantu menciptakan rasa aman. Banyak pengguna jalan yang menyatakan dukungan agar razia rutin terus dilakukan, khususnya di titik-titik strategis seperti jalur perbatasan.
Melalui kegiatan ini, Polres Gayo Lues menegaskan bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama, dan Polri sebagai pelindung masyarakat hadir sepenuh hati untuk memastikan tidak ada ruang bagi kejahatan, bahkan di tengah malam sekalipun. (Abdiansyah)