Pasangan Manis Tak Ingin Rakyat Hanya Jadi Penonton, Siap Fasilitasi IPR Demi Kesejahteraan Rakyat

Redaksi Bara News

- Redaksi

Kamis, 26 September 2024 - 05:55 WIB

50146 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tapaktuan – Penyampaian visi dan misi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di depan para anggota DPRK telah selesai dilakukan. Dari 4 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Selatan hanya pasangan calon nomor 2 H Mirwan – H Baital Mukadis yang memiliki misi memfasilitasi masyarakat untuk memperoleh izin pertambangan rakyat (IPR).

Hal ini menunjukkan bahwa paslon Manis nomor urut 2 bertekad agar sumber daya alam (SDA) pertambangan yang ada di Aceh Selatan dapat dikelola dengan maksimal untuk kesejahteraan rakyat.

“Kita tidak bisa mempungkiri bahwa daerah kita sangat kaya akan sumber daya pertambangan seperti emas, tembaga hingga biji besi dan lain-lainya. Namun, selama ini rakyat kita hanya menjadi penonton di tengah kayanya sumber SDA di Aceh Selatan tercinta. Padahal jika pemerintah daerah memiliki itikad baik untuk memajukan daerah dan mensejahterakan rakyat, maka pemerintah harus menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR), sehingga kekayaan alam kita di sektor pertambangan dapat dikelola dengan baik berbasis kerakyatan,” ungkap juru bicara Aceh Development Club (ADC) Ozy Riski, SE kepada media, Rabu 25 September 2024.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia juga mengatakan, jangan sampai lagi istilah “buya lam krueng teudong-dong, buya tamong meuraseuki terus melegenda di bumi pala”, untuk itu diperlukan pemimpin yang berani, punya akses yang kuat ke pemerintahan pusat, dan tentunya pemimpin yang memiliki itikad baik untuk mensejahterakan rakyatnya.

Baca Juga :  Kunjungan ke Puskesmas Kota Bahagia, H. Baital Mukadis: Kemanusiaan Lebih Penting dari Politik

“Jangan seperti yang terjadi di Paya Ateuk kecamatan Pasieraja dan beberapa daerah lainnya di Aceh Selatan selama ini. Penambang rakyat dihentikan, perusahaan luar dibiarkan untuk ekploitasi dan menguasai sumber daya alam(SDA), kondisi ini sungguh memilukan,”ujarnya.

Jika bicara legalitas pertambangan, lanjut Ozy, pemerintah sudah menyediakan alternatif dalam Undang-undang Nomor 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara yakni berupa Izin Pertambangan Rakyat (IPR). Namun, sebelum pemberian IPR dilakukan maka pemerintah daerah harus mengusulkan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).
“Sehingga nanti tidak ada lagi istilah ketika masyarakat ingin mengelola hasil tambang di daerahnya justru dianggap ilegal dan harus berhadapan dengan penegak hukum. Hal ini juga sejalan dengan prinsip presiden terpilih Prabowo Subianto terkait pengelolaan pertambangan yang berbasis kerakyatan,”paparnya.

Menurut aktivis muda Aceh Selatan itu, setidaknya ada 3 (tiga) penyebab kenapa seorang pemimpin daerah tidak ingin mengusulkan penetapan wilayah pertambangan rakyat (WPR) selama ini. Diantaranya, karena tidak memahami persoalan izin pertambangan rakyat(IPR) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), kemudian tidak memiliki akses ke pemerintah pusat terutama ke kementerian ESDM dan BKPM untuk melobi persoalan tersebut karena kebijakan penetapan WPR tersebut ada di pemerintahan pusat, belum lagi pemimpin daerah yang tidak mau ribet dengan persoalan rakyat.

Baca Juga :  Beredar Isu Karyawan Diintimidasi untuk Dukung Pasangan AMAL, Direktur RSUDYA Disarankan Mundur dari Jabatan

Lanjut Ozy, faktor lainnya yang membuat pemimpin daerah tidak berani mengusulkan WPR, karena adanya hubungan atau keterikatan tertentu dengan perusahaan tambang, misalkan apakah itu adanya kontribusi pembiayaan perusahaan tambang dalam pemenangan pilkada hingga kemungkinan adanya pemberian tertentu oleh perusahaan tambang kepada sang kepala daerah.

Pada dasarnya, memang kita tidak anti dengan investasi, namun kepentingan rakyat tetap harus diutamakan daripada kepentingan perusahaan tambang.

“Jika bicara kesehatan dan lingkungan hidup, pada dasarnya pertambangan rakyat jauh lebih baik karena garapannya tidak seluas perusahaan tambang yang mencapai ratusan hingga ribuan hektar selama ini. Mengenai teknologi agar ramah lingkungan saat ini pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutangan juga sudah menyediakan alternatif pengelolaan tambang rakyat yang ramah lingkungan tanpa merkuri yang lebih juga lebih ekonomis, tinggal lagi pemerintah daerah melakukan fasilitasi pembinaan kepada masyarakat dan sebagainya,”

Ozy juga menyebutkan, selama adanya perusahaan tambang di Aceh Selatan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan kesejahteraan rakyat masih relatif sangat minim. “Ditetapkannya WPR dan difasilitasinya perizinan pertambangan rakyat akan menjadi solusi bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah pertambangan. Sudah saatnya masyarakat kita merdeka atas sumber daya alam dan produktif dalam pengelolaannya,”pungkasnya.

Berita Terkait

Polres Aceh Selatan Gelar Binrohtal Rutin, Tingkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Personel
Ketum Barmas Apresiasi Penuh ITQANS 1 MUQ Aceh Selatan yang Sangat Meriah
Tanggapi isu PMK, Novi Rosmita Kunjungi Langsung Kandang Ternak Masyarakat
Temuan PMK di Aceh Selatan; Tonicko Anggara: Masyarakat Wajib Waspada!
Soal Pelantikan Kepala Daerah, Yenni Rosnizar Harapkan Semua Pihak Pertahankan Kekhususan Aceh
Terkait Pelantikan Bupati se-Aceh, Alja Yusnadi: Sebaiknya Dilaksanakan 10 Februari Melalui Paripurna DPRK
Ketua Komisi I DPRK Aceh Selatan Minta Pelantikan Bupati dan Walikota se-Aceh Juga Mengacu UUPA
ASMAT Kembali Sukses Laksanakan Try Out 2025 di SMA Negeri 1 Tapaktuan

Berita Terkait

Kamis, 30 Januari 2025 - 04:14 WIB

Atraksi Barongsai Meriahkan Perayaan Imlek 2576 di Banda Aceh

Rabu, 29 Januari 2025 - 14:18 WIB

Polda Aceh Periksa Ipda YF: Bila Terbukti Melanggar Akan Diproses

Rabu, 29 Januari 2025 - 05:07 WIB

SAPA Desak DPRA Bentuk Pansus untuk Usut Aset Daerah

Rabu, 29 Januari 2025 - 01:39 WIB

Memalukan, Warga Aceh, Indonesia Jadi Umpan Senjata di Negara Malaysia

Selasa, 28 Januari 2025 - 16:28 WIB

Ceulangiek: Minta Menpan RB Angkat Tenaga R2 dan R3 Paruh Waktu Jadi PPPK Penuh Waktu

Selasa, 28 Januari 2025 - 05:54 WIB

Di Penghujung Jabatan: Ini Capaian Safrizal Selàma Memimpin Aceh

Senin, 27 Januari 2025 - 14:42 WIB

T.M.Raja Jurnalis Pase: Minta Oknum Keuchik Pukul Wartawan Pidie Jaya di Hukum Berat, Tindakannya  Bisa Menyebabkan Kemitraan Keuchik dan Awak Media Jadi Retak

Minggu, 26 Januari 2025 - 22:10 WIB

FRN Desak Kapolda Aceh Usut Tuntas Kekerasan terhadap Jurnalis

Berita Terbaru

NAGAN RAYA

Pemkab Nagan Raya Gelar Rapimsus Bahas Agenda Penting Daerah

Kamis, 30 Jan 2025 - 18:39 WIB

OLAHRAGA

Presiden Adam Depok Buka Suara Soal Tudingan Komdis Aceh

Kamis, 30 Jan 2025 - 18:25 WIB