Banda Aceh – Di tengah gempuran era serba digital, masih ada sosok yang memegang teguh prinsip kerja lapangan dan sentuhan personal. Namanya Pak Samsul Ikhbar, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah (USM) sekaligus alumninya, yang dikenal memiliki misi mulia, mengajak siapa saja untuk melanjutkan pendidikan tinggi, mulai dari siswa SMA yang baru lulus, pegawai negeri, karyawan swasta, hingga personel TNI dan Polri.
Yang membuat salut, misi ini dijalankan tanpa kenal kata libur. Kalender merah? Tetap jalan. Hari Minggu? Gas terus. Bahkan ketika jadwal mengajar sedang kosong, beliau langsung beralih menjadi “marketing kampus” dan turun ke lapangan.
Perjalanannya selalu ditemani “partner setia” sebuah mobil sedan keluaran tahun 80-an, mirip tunggangan Rhoma Irama di masa mudanya. Mobil ini bukan sekadar alat transportasi, tapi sudah menjadi ikon perjuangannya. Sesekali, mobil tersebut mengeluarkan asap hitam layaknya mesin fogging, yang membuat warga sekitar tersenyum heran. “Biar saja, anggap ini promosi kuliah sekaligus pengasapan nyamuk,” canda Pak Samsul ketika ngopi sore bersama awak media, Sabtu (9/8/25)
Meski aktivitasnya padat, semangatnya tak pernah surut. Baginya, pendidikan adalah investasi yang tidak pernah merugikan. “Kalau orang Aceh makin banyak yang kuliah, otomatis makin maju daerah kita,” ujarnya.
Apa yang dilakukan Pak Samsul selaras dengan cita-cita Dr. Mr. Teuku H. Moehammad Hasan, pendiri Universitas Serambi Mekkah, yang menginginkan anak-anak Aceh memperoleh pendidikan tinggi sebagai jalan memajukan daerah.
Maka, sosok Pak Samsul bukan hanya dosen di ruang kelas, tapi juga “influencer pendidikan” di jalanan. Bedanya, ia tak perlu feed Instagram estetik atau hashtag trending, tapi cukup dengan senyum tulus, obrolan hangat, dan sedan klasik yang selalu siap diajak keliling.
Kalau kata anak milenial, Pak Samsul adalah definisi nyata dari “niat yang tak pernah expired”. Dari beliau kita belajar satu hal, kadang, yang membuat kita bergerak bukan hanya teknologi terbaru, tapi hati yang tak pernah lelah. (*)