Bupati Aceh Selatan Diminta Evaluasi IUP Eksplorasi Pertambangan Minerba di Aceh Selatan

Redaksi Bara News

- Redaksi

Senin, 7 April 2025 - 01:56 WIB

50320 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tapaktuan – Maraknya pemberian izin eksplorasi kepada perusahaan pertambangan di kabupaten Aceh Selatan menjadi polemik sendiri di daerah berjuluk negeri pala tersebut. Apalagi, selama ini perusahaan yang hadir bisa saja melakukan kegiatannya secara diam-diam tanpa sepengetahuan masyarakat setempat, namun tiba-tiba diketahui bahwa lahan masyarakat sudah dimasukkan dalam rencana lokasi eksplorasi perusahaan tertentu setelah izin eksplorasi diterbitkan, pada akhirnya ujung-ujungnya dapat mengundang konflik sosial di tengah-tengah masyarakat.

“Setidaknya ada 7 (tujuh) perusahaan yang telah diberikan izin oleh pemerintah Aceh dengan total luas eksplorasi mencapai 6.622,37 Ha. Itu belum lagi perusahaan yang telah mengantongi izin eksploitasi dan izin operasional, sehingga kesannya selama ini izin eksplorasi itu seakan diobral dengan dalih investasi,” ungkap Koordinator Gerakan Pemuda Negeri Pala (GerPALA), Fadhli Irman, Minggu 6 April 2025.

Mirisnya, kata Irman, ada indikasi terjadinya modus operandi dimana perusahaan pemegang IUP Eksplorasi hanya menggunakan lembaran kertas tersebut dengan tujuan menarik pihak luar untuk menanamkan modal, sementara pemegang IUP tak lebih hanyalah broker atau agen untuk mengkavling -kavling lahan yang berpotensi mengandung mineral tertentu, sementara pemilik sesungguhnya bukanlah perusahaan pemegang IUP tersebut.

“Jika indikasi seperti itu terjadi, maka sungguh sangat disayangkan. Lembaran kertas izin tersebut tak lebih hanya dijadikan alat transaksi untuk menyedot sejumlah dana dengan menjual peta wilayah tertentu yang terindikasi memiliki potensi mineral dan batubara, sehingga dampaknya pengelolaan tambang yang terjadi hanyalah diatas kertas, sementara pihak-pihak baik itu perusahaan atau pun masyarakat dalam bentuk izin pertambangan rakyat yang serius dalam mengelola sektor pertambangan terhambat mengurus perizinan, karena wilayah atau lahan tersebut sudah dalam peta rencana wilayah eksplorasi pemegang IUP eksplorasi tertentu, padahal kegiatan eksplorasi ril tak pernah dilakukan, ini tentu sangat disayangkan padahal pemerintah kabupaten dan provinsi harus melakukan pengawasan secara baik terhadap kegiatan yang dilakukan, jangan sampai hanya sebatas menerima laporan tanpa melihat kebenaran riil nya di lapangan,” jelasnya.

Untuk itu, kata Fadhli Irman, Bupati Aceh Selatan dengan kewenangannya perlu melakukan evaluasi terhadap IUP eksplorasi yang telah diterbitkan. “Evaluasi tersebut perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan efektivitas pengelolaan pertambangan, melindungi lingkungan dari dampak negatif perusahaan pertambangan, dan meningkatkan kepatuhan perusahaan pertambangan terhadap peraturan yang berlaku,”ujarnya.

Sesuai dengan kewenangannya yang diatur di dalam Qanun nomor 15 tahun 2017, lanjut Irman, maka Bupati dapat mengevaluasi izin pertambangan yang ada di Aceh Selatan, termasuk melakukan pemantauan dan penilaian terkait kepatuhan perusahaan pertambangan terhadap peraturan yang berlaku, termasuk peraturan tentang keselamatan kerja, lingkungan, dan keuangan.

Dia kembali menjelaskan, sesuai dengan Qanun Aceh 15 tahun 2013 junto Qanun nomor 15 tahun 2017 tentang pertambangan mineral dan batu bara Pemilik IUP Eksplorasi memiliki kewajiban diantaranya menyampaikan rencana jangka panjang kegiatan eksplorasi dan/atau studi kelayakan kepada Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya sebelum dimulainya tahun takwim, pemegang IUP harus melaporkan sebagian atau seluruh tahapan usaha pertambangan, baik kegiatan eksplorasi maupun kegiatan operasi produksi, dan kewajiban keuangan terkait dengan pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, seperti pembayaran royalti dan pajak. “Selain itu, pemegang IUP juga wajib mengelola lingkungan sekitar area pertambangan untuk mencegah kerusakan lingkungan dan meminimalkan dampak negatif, kemudian pemegang IUP wajib menghormati hak masyarakat sekitar area pertambangan dan melakukan upaya untuk meminimalkan dampak sosial,” terangnya.

Irman menambahkan, sebagaimana yang diatur dalam Qanun Pertambangan Aceh tersebut, Bupati memiliki kewenangan mengusulkan pencabutan IUP eksplorasi kepada Gubernur atau Menteri jika pemegang IUP eksplorasi tidak memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam IUP.

“Bupati dapat mengusulkan pencabutan IUP eksplorasi jika pemegang IUP eksplorasi melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku, seperti tidak melakukan kegiatan eksplorasi sesuai dengan rencana yang telah disetujuii, tidak memenuhi kewajiban pembayaran royalti dan pajak, melakukan kegiatan eksplorasi yang merusak lingkungan, tidak memenuhi standar keselamatan kerja,” ujarnya.

Kemudian, GerPALA juga mendesak Gubernur Aceh agar tidak segan-segan mencabut izin usaha pertambangan (IUP) eksplorasi bagi perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya dan tidak mematuhi peraturan yang berlaku. “Demi meningkatkan efektivitas pengelolaan pertambangan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli daerah (PAD), maka kita mendesak Gubernur Aceh untuk tidak segan-segat mencabut IUP eksplorasi yang telah diberikan berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Pemerintahan Kabupaten nantinya,”pungkasnya.

Berikut Pemilik IUP Eksplorasi Komoditas Mineral dan Batubara di Aceh Selatan berdasarkan data publikasi Dinas ESDM Aceh :

1. PT Aceh Selatan Emas dengan Nomor : 545/DPMPTSP/1957/IUP-EKS/2022, seluas 1.648 Ha (komoditas emas);
2. PT Bersama Sukses Mining dengan nomor izin : 545/DPMPTSP/882/IUP-EKS/2024, seluas 752,4 Ha (Komoditas Emas);
3. PT Samasama Praba Denta, dengan nomor izin: 545/DPMPTSP/158/IUP-EKS/2024, seluas 605 Ha (Komoditas Emas);
4. PT Acsel Makmur Alam, dengan nomor izin : 545/DPMPTSP/408/IUP-EKS/2024, seluas 577,37 Ha (komoditas emas);
5. PT. Kotafajar Limestone Persada, dengan nomor izin : 540/DPMPTSP/1335/IUP-EKS/2022, seluas 1.800 Ha (Komoditas Batu Gamping untuk Industri Semen);
6. PT Kotafajar Lempung Persada, dengan nomor izin : 540/DPMPTSP/144/IUP-EKS/2022, seluas 345 Ha (Komoditas Clay);
7. PT Aceh Bumoe Pusaka, dengan nomor izin : nomor izin : 545/DPMPTSP/719/IUP-EKS/2024, seluas 894,6 Ha (Komoditas Bijih Besi)

Berita Terkait

Isu Mutasi Pejabat Dinilai sebagai Kontradiksi Pokok Dibalik Polemik Kebijakan Efesiensi Anggaran di Aceh Selatan
Dinas Pengairan Aceh Diminta Segera Perbaiki Tanggul Salah Design di Intake Krueng Baru Aceh Selatan
Pemotongan Honor 70 Persen Batal, Bupati H Mirwan MS Hadapi PR Berat Benahi Aceh Selatan
Ketua Alumni Pendidikan Kader Ulama ( PKU ) Aceh Selatan Tgk. Mujiburrahman : Jangan Ada Ormas Gagal Paham Qanun Aceh Untuk Jadi Anggota MPU
Optimalkan Penggunaan Aset Daerah, Bupati dan Wakil Bupati Aceh Selatan Gelar Apel Kendaraan Dinas
Sesuai Arahan Bupati, Wabup H Baital Mukadis Bergerak Cepat Tinjau Dampak Banjir di Kluet Timur dan Kluet Tengah
Pengelolaan Pertambangan di Aceh Selama Ini Dinilai Belum Berpihak kepada Rakyat
Akun Whats App Palsu Catut Foto dan Nama Bupati H Mirwan MS, Masyarakat Diminta Hati-hati

Berita Terkait

Jumat, 11 April 2025 - 19:15 WIB

44 Perpustakaan Di Bener Meriah Akan Terima Bantuan Bahan Bacaan Dari Perpusnas

Jumat, 11 April 2025 - 19:08 WIB

Bukti Pendukung Tidak Ada, Kasus Dugaan Pelanggaran Kode Etik Anggota DPRK Bener Meriah Dihentikan.

Rabu, 9 April 2025 - 20:56 WIB

Akses Jalan Samar Kilang Sudah Dapat Dilalui

Rabu, 9 April 2025 - 20:55 WIB

Pemkab Bener Meriah Gali Potensi Usaha Guna Tingkatkan PAD

Rabu, 9 April 2025 - 14:06 WIB

Kondisi Jalan Rusak, Wisata Samar Kilang Sepi Pengunjung

Selasa, 8 April 2025 - 17:15 WIB

21 – 27 April, Event Pacuan Kuda Piala Kapolres Cup Bener Meriah Digelar

Senin, 7 April 2025 - 21:00 WIB

Sejumlah Pemilik Kuda Pacu, Lakukan Audensi Dengan Bupati Bener Meriah

Kamis, 3 April 2025 - 23:37 WIB

PT. Tasbih Amanah Bersama Bener Meriah, Berangkatkan 40 Orang Jamaah Umroh

Berita Terbaru

BANDA ACEH

TA Khalid Dinobatkan Ketua Umum Bangsawan Aceh

Senin, 14 Apr 2025 - 00:10 WIB

INTERNASIONAL

Harvick, Pemecah Kebuntuan Investasi dan Gejolak Perang Tarif

Minggu, 13 Apr 2025 - 21:37 WIB

ACEH TENGGARA

Dua Rumah Semi Permanen Hangus Dilahap si Jago Merah

Minggu, 13 Apr 2025 - 20:43 WIB