TAPAKTUAN, Bara News – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Selatan terus mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk menunjang kemajuan pendidikan di tengah era globalisasi yang semakin dinamis. Salah satu langkah konkret yang kini mulai diterapkan adalah digitalisasi sekolah yang meliputi sistem presensi berbasis wajah, perpustakaan digital, pengelolaan informasi melalui laman resmi sekolah, hingga sistem pengaduan terintegrasi. (16/07/2025)
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Selatan, Zikri, S.Pd., menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi merupakan keniscayaan dalam menyongsong kemajuan pendidikan. Menurutnya, digitalisasi tak hanya mendukung efisiensi birokrasi, tetapi juga mampu membangun budaya transparansi dan kedisiplinan di lingkungan sekolah.
“Sebagai contoh, kita sudah melakukan pemetaan langsung ke sekolah-sekolah dan menemukan bahwa salah satu masalah utama adalah kedisiplinan tenaga pendidik. Karena itu, kita akan memberlakukan sistem presensi online berbasis face recognition dan geolocation IP address. Dengan sistem ini, kehadiran guru dan tenaga kependidikan akan tercatat secara otomatis saat melakukan pemindaian wajah. Tidak ada lagi alasan guru tidak hadir tanpa pemberitahuan yang jelas,” ujar Zikri.
Tidak hanya menyasar kedisiplinan guru, digitalisasi juga menyentuh aspek literasi. Zikri menjelaskan bahwa ke depan seluruh sekolah akan difasilitasi dengan perpustakaan digital yang memungkinkan siswa dan guru mengakses koleksi buku secara daring. Upaya ini dinilai penting untuk menumbuhkan kembali minat baca dan budaya literasi di kalangan pelajar.
“Layanan perpustakaan digital ini diharapkan mampu meningkatkan keterjangkauan bahan bacaan sekaligus menjawab tantangan keterbatasan fisik buku di sekolah-sekolah. Kami ingin menciptakan lingkungan belajar yang adaptif dan inklusif,” katanya.
Zikri juga mengungkapkan bahwa semua fitur digital tersebut akan terintegrasi dengan website resmi sekolah yang berfungsi sebagai pusat informasi publik. “Mulai dari profil sekolah, fasilitas, data siswa, dokumentasi kegiatan, capaian prestasi, hingga pengumuman penting dapat langsung diakses melalui laman resmi masing-masing sekolah. Ini penting agar orang tua siswa, masyarakat umum, maupun pihak luar dapat melihat kemajuan sekolah secara transparan dan real time,” jelasnya.
Selain itu, Dinas Pendidikan Aceh Selatan juga akan membuka kanal layanan pengaduan publik berbasis daring. Sistem ini akan terhubung langsung ke kantor dinas dan memungkinkan penanganan cepat terhadap berbagai keluhan masyarakat. Zikri menegaskan bahwa pihaknya telah menghadirkan tenaga profesional untuk melakukan sosialisasi serta pelatihan kepada guru dan tenaga teknis di sekolah-sekolah sebagai bagian dari langkah kesiapan implementasi digitalisasi secara bertahap.
“Dalam pelaksanaannya, kami berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 31 Tahun 2019 dan sejumlah regulasi lainnya yang telah mengatur arah digitalisasi pendidikan. Secara nasional, memang semua sekolah didorong memanfaatkan teknologi. Namun untuk Aceh Selatan, kami harus lebih giat mengejar ketertinggalan,” paparnya.
Ia menambahkan, digitalisasi di bidang pendidikan akan terus berkembang seiring waktu. Selain sistem presensi dan perpustakaan digital, program lainnya yang akan dikembangkan antara lain Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online, e-Raport, hingga sistem manajemen pembelajaran digital lainnya.
“Sebagaimana amanah Bapak Bupati Aceh Selatan, kita diminta untuk terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi secara maksimal demi kemajuan daerah. Insya Allah, semangat itu akan terus kami jaga untuk membawa perubahan di sektor pendidikan,” tegas Zikri.
Dengan komitmen kuat dari pemerintah daerah dan dukungan penuh dari berbagai elemen pendidikan, Aceh Selatan kini mulai menapaki jalan baru menuju pendidikan yang modern, transparan, dan adaptif terhadap tantangan zaman. Ke depan, digitalisasi diharapkan tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam menciptakan generasi pelajar yang unggul dan siap bersaing di tingkat nasional maupun global. (*)