Banda Aceh, 17 Juni 2025 — Sikap tegas Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, dalam mempertahankan empat pulau di Kabupaten Aceh Singkil dari klaim sepihak Pemerintah Pusat melalui Kemendagri, mendapatkan dukungan penuh dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari dua organisasi pelajar dan eks pelajar yang cukup berpengaruh di Aceh, yakni Pengurus Wilayah Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PW KB PII) Aceh dan Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Aceh.
Kedua organisasi ini secara serentak menyatakan dukungannya terhadap pernyataan Mualem yang dengan tegas menolak keputusan Kementerian Dalam Negeri yang menetapkan empat pulau perbatasan di Aceh Singkil menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Utara.
Ketua PW KB PII Aceh, Dr. Muslem Yacob, S.Ag., M.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap sikap Mualem yang dianggap menjaga integritas dan marwah Aceh. Ia menyebut bahwa pernyataan tegas Mualem merupakan representasi dari semangat rakyat Aceh dalam mempertahankan hak-haknya, terlebih yang menyangkut wilayah administratif.
“Kita ketahui bersama dengan sikap kepemimpinannya yang tegas, Mualem telah menunjukkan bahwa hak Aceh tidak boleh diganggu oleh siapapun. Kami PW KB PII Aceh dan KB PII Aceh di Kabupaten/Kota se-Aceh sangat mengapresiasi dan mendukung langkah Mualem untuk memperjuangkan hak tersebut,” kata Muslem dalam pernyataannya, Senin (16/6/2025).
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, akademisi, mahasiswa, dan pemuda untuk ikut mengawal langkah Pemerintah Aceh agar pulau-pulau yang telah sejak lama masuk dalam wilayah Aceh tersebut tidak digeser atau dihilangkan dari peta administratif Aceh.
Senada dengan itu, Ketua Umum PW PII Aceh, Mohd Rendi Febriansyah, menyatakan bahwa pihaknya siap berdiri di barisan terdepan untuk mendukung sikap Gubernur Aceh. Menurutnya, kebijakan atau keputusan apapun yang menyangkut wilayah Aceh harus dikawal secara serius karena menyangkut harga diri dan masa depan daerah.
“Sebagaimana yang disampaikan oleh orangtua kami, PW PII Aceh dan PII di setiap Kabupaten/Kota seluruh Aceh mendukung pernyataan Bapak Gubernur Aceh. Karena sebagai pemimpin beliau telah mengambil langkah yang bijak untuk tanah Aceh,” ujar Rendi.
Rendi juga menyatakan bahwa Pelajar Islam Indonesia, sebagai organisasi kader dan intelektual muda, siap melakukan advokasi dalam berbagai bentuk, baik melalui jalur hukum, kajian akademis, maupun gerakan moral, untuk memastikan bahwa langkah Gubernur Aceh tidak berjalan sendiri.
“Kami PII akan menjadi daya dorong, menjadi penyambung aspirasi masyarakat pelajar, agar perjuangan mempertahankan empat pulau milik Aceh ini menjadi gerakan bersama seluruh rakyat Aceh,” tambahnya.
Dukungan dari kalangan pelajar dan mantan pelajar ini memperkuat sinyal bahwa masyarakat Aceh bersatu dalam satu suara: mempertahankan hak wilayahnya. Isu pengambilalihan empat pulau tersebut dinilai tidak hanya berdampak pada aspek administratif, namun juga menyinggung sejarah panjang perjuangan Aceh dalam bingkai keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan penghormatan terhadap perjanjian damai dan otonomi khusus. (*)