ACEH UTARA – LHOKSUKON | Masjid Haji Muhammad Hanafiah yang terletak di Gampong Ranto Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara Diresmikan pada Selasa pagi (05/03/2024).
Sebelum peresmian berlangsung, sejumlah prosesi dilakukan yakni diawali dengan samadiah, tahlil dan doa bersama untuk Alm. H. Muhammad Hanafiah yang dipimpin oleh Imam Besar Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon Walidi Jamaluddin Ismail serta santunan ratusan anak yatim oleh keluarga besar Alm. H. Muhammad Hanafiah.
Kemudian peresmian di lakukan dengan peusijuk (tepung tawari) secara adat oleh Ketua MPU Aceh Utara Abu H. Abdul Manan yang akrab disapa Abu H. Manan Blang Jruen, Abi H. Muhammad Jafar atau Abi Jafar Lueng Angen dan Waled H. Muzakir Lapang yang akrab disapa Waled Lapang.
Acara peresmian Masjid yang diapandu oleh MC ternama Ir. Muhammad Hatta yang akrab disapa Bung Hatta itu, turut dihadiri oleh ribuan jamaah, mulai dari kalangan ulama dan pejabat di Aceh Utara dan Lhokseumawe, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta para tamu undangan.
Pj Bupati Aceh Utara diwakili Kadis Syariat Islam, Hadaini, S.Sos dalam sambutannya mengharapkan, setelah diresmikannya masjid ini, masyarakat tetap konsisten untuk memakmurkan masjid melalui berbagai kegiatan keagamaan.
“Saya mewakili pemerintah Aceh Utara sangat berterima kasih kepada masyarakat yang sudah turut berperan serta dalam pembangunan Masjid ini. Insya Allah, siapapun yang ikut membangun masjid meskipun sekecil apapun Allah akan membalasnya dengan hal yang luar biasa yaitu dibangunkan rumah tempat tinggal di surganya,” jelasnya.
Ketua panitia Ust. Shaifuddin Fuady, S.Ag., MA kepada media ini mengatakan bahwa pemberian nama Masjid ini dengan nama Masjid Haji Muhammad Hanafiah adalah inisiatif dari pihak panitia, masyarakat Gampong Ranto, dan Gampong Pulo Dulang sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Almarhum yang telah mendirikan rumah Allah di Gampong Ranto yang megah nan indah.
Berdasarkan keterangan dari Ust. Shaifuddin Fuady saat diwawancarai oleh media ini, berikut sejarah lengkap berdirinya Masjid Haji Muhammad Hanafiah ini yang tampak begitu megah, bahkan tampilan masjid ini juga begitu indah dengan corak arsitektur Islam modern, mulai dari perencanaan, pemberian nama serta proses pembangunan.
Rencana Pendirian Masjid
Pendirian Masjid oleh masyarakat Gampong Ranto bersama Gampong Pulo Dulang telah dilakukan melalui berbagai tahapan. Langkah pertama melakukan pengkajian secara ketentuan hukum Islam mengenai kebolehan mendirikan masjid. Hasil pengkajian bersama Abah Darkasyi Oesdannur yang merupakan salah seorang ulama terkemuka di Aceh Utara, juga pengkajian bersama Tgk. Jamaluddin Ismail yang biasa disapa Walidi yang merupakan Imam Besar Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon sekaligus Pimpinan Dayah Sa’adatul Huda Lhoksukon serta pengkajian bersama Tgk. Muhammad Yunus atau Abon Noh Berghang.
Disamping itu, lanjut Ust. Shaifuddin juga melakukan pengajian bersama Tgk. H. Muzakir atau Waled Lapang yang sangat mendukung pendirian masjid serta menyatakan bahwa di gampong Ranto sudah layak dan boleh didirikan Masjid. Proses pengajian dan pengkajian khusus masalah pendirian masjid ini dilakukan lebih dari 6 bulan, sehingga pada pertengahan bulan Ramadhan tahun 1442 H atau April 2021 bersama warga gampong Pulo Dulang kami memutuskan untuk mendirikan masjid di Gampong Ranto. Karena prosesnya pada pertengahan bulan Ramadhan, maka untuk Tafaul, kami beri nama Masjid Baitul Maghfirah.
Setelah pembentukan panitia Pembangunan dan penetuan lokasi masjid, lalu tercetus model dan bentuk masjid persis seperti Masjid Haji Geusyik Leumik Banda Aceh. Pada balingho dan Sekretariat panitia pun terpasang foto Masjid Haji Geusyik Leumik. Sehingga setiap saat dalam berusaha mencari donator untuk pembebasan tanah, ada kalimat yang terucap :
“Seandainya ada orang yang mau membebaskan tanah bahkan membangun masjid kita ini seperti Haji Geusyik Leumik yang membangun sendiri satu masjid”. Kalimat ini secara berulang-ulang setiap hari keluar dari mulut kami warga Gampong Ranto dan Pulo Dulang.
Pemberian Nama
Dikisahkan oleh Ust. Shaifuddin Fuady, suatu Ketika panitia mengantarkan selembar surat permohonan bantuan untuk pembebasan tanah Masjid kepada pimpinan PT. Dunia Barusa Lhokseumawe, dengan harapan ada beberapa meter tanah yang mau dibeli untuk masjid.
Saat itu panitia diterima langsung oleh Bapak Is dan beliau menyambut baik rencana Pembangunan masjid ini, Cuma beliau sampaikan surat ini belum lengkap dan untuk dapat memperbaikinya.
Panitia pun tidak sempat memperbaiki dan melengkapi surat dan proposal Pembangunan masjid ini, hiingga dalam jangka waktu sekitar 1 bulan panitia dihubungi oleh pihak PT. Dunia Barusa Lhokseumawe untuk berkumpul di kantor SPBU Gampong Ranto Lhoksukon.
Sekira pukul 15.00 Bapak H. Muhammad Hanafiah selaku Pimpinan PT. Dunia Barusa Lhokseumawe menerima Panitia di ruang SPBU dan Almarhum H. Muhammad Hanafiah saat itu bertanya kepada panitia dalam bahasa Aceh “Pat ureung droneh keueneuk peudong masjid” (Dimana bapak-ibu mau mendirikan masjid).
Kemudian Panitia menjawab : “dibelakang SPBU Tengku Haji”. Lalu beliau bertanya lagi : “berapa luas tanah yang mau dibeli untuk masjid: ? kami jawab “ada sekitar sekian ribu meter”. Beliau bertanya lagi sebesar apa mau dibangun masjid ini ? kami jawab sebesar masjid Haji Geusyik Leumik Banda Aceh. Udah ada gambar ? sudah kami jawab, lalu beliau tersenyum dan berkata “hebat, bapak udah dapat gambar masjid Haji Geusyik Leumik, saya saja sejak awal dibangun sampai sekarang belum dikasih gambar oleh keluarga Haji Geusyik Leumik, begitu ucapan beliau. Lalu kami berkata, gambar yang kami maksudkan adalah gambar masjid dari internet.
H. Muhammad Hanafiah lanjut bertanya “Neu puroh Lon peudong masjid ureung droneh” ? (apakah saya diikutkan dalam Pembangunan masjid Bapak-Ibu), karena ada Ibu Penjabat Geusyik yang juga hadir sebagai panitia. Kami menjawab : “sangat kami harapkan Teungku haji”, beliau langsung berkata lagi : “pakeun hana neujak u banda” (mengapa tidak datang kerumah di Banda Aceh), kami pun menjawab :”hana leuh proposal”.
Sehingga H. Muhammad Hanafiah saat itu tidak lagi berbicara, disambung langsung oleh bapak Yussadi atau dipanggil pak Is dan mengatakan bahwa “masjid bapak-Ibu akan dibangun hingga selesai oleh bapak H. Muhammad Hanafiah termasuk pembebasan semua tanahnya.
Ketika itu Panitia terkejut setengah tidak percaya dan bersujud Syukur. Maka sebagai respone spontanitas dari kami semua panitia yang hadir ada sekitar 11 orang langsung berkata kepada Bapak H. Muhammad Hanafiah : “karena rencana dan cita-cita awal kami mendirikan masjid adalah Masjid Haji Geusyik Leumik, maka kami memberi nama masjid ini dengan nama Masjid Haji Muhammad Hanafiah. Secara spontan beliau menjawab “keupu teuh” (untuk apa). Kami tetap berharap agar nama masjid kita ganti dengan alasan bahwa kalau dulu kami terinspirasi bahkan bersemangat mendirikan masjid seperti masjid Haji Geusyik Leimik, maka kami pun sekarang berharap agar nama masjid ini diberi nama Masjid Haji Muhammad Hanafiah.
Lanjut Ust. Shaifuddin Fuady akhirnya beliau mengatakan, kalau memang demikian permintaan panitia, beri waktu untuk saya berkonsultasi dan meminta petunjuk serta arahan dari Abu Tumin dan para ulama. Berdasarkan putusan ulama, khususnya Abu Tumin maka pada tanggal 21 Desember 2021 yang juga dihadiri Abu Manan Ketua MPU Aceh Utara, Bapak H. Muhammad Thaib (Cek Mad), Kapolres Aceh Utara dan Lhokseumawe serta para ulama, maka masjid Haji Muhammad Hanafiah telah dilakukan peletakan batu pertama pertanda bangunan dimulai dikerjakan.
Proses Pembangunan
Sejak peletakan batu pertama oleh Abu Tumin, maka proses Pembangunan Masjid H.MH ini terus berproses hampir tanpa jeda. Pembangunan terus dikebut hingga saat menjelang Peresmian pada tanggal 5 Maret 2024.
Bukti Allah Ijabahkan Do’a
Pada saat awal rencana pendirian Masjid sekitar pertengahan bulan Ramadhan tahun 1442 H atau April 2021 ada, lanjut Ust. Shaifuddin Fuady banyak keraguan pada kami warga dan panitia, apakah kami mampu mendirikan masjid dengan hanya mengandalkan sedekah dan infaq shubuh serta infaq segenggam beras. Lalu Walidi selaku Imam Besar Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon Aceh Utara yang juga Pimpinan Dayah Saadatul Huda Lhoksukon telah memompa semangat kami warga dan panitia dengan berkata : “Jangan khawatir bapak dan ibu panitia serta warga, yang kita bangun rumah Allah, tidak mungkin Allah tidak membantu menyelesaikan rumah Nya”. Ternyata kata-kata ini menjadi pemicu semangat kami untuk terus berupaya agar proses pembelian lahan dapat kami wujudkan.
Menindaklanjuti nasehat Walidi, kami warga dan panitia seolah seperti terkena magnet positif untuk terus meningkatkan kualitas ibadah dan infaq baik pribadi maupun mengajak orang lain untuk juga berinfaq pada masjid kami.
Bentuk peningkatan kualitas ibadah yang kami lakukan seperti membiasakan warga untuk puasa sunat senin kamis dan puasa pada hari-hari lainnya, dan kami mengadakan buka puasa bersama hari Tasu’a, Asyura, Arafah dan lainnya.
“Ada kalimat yang setiap hari terucap oleh kami “seandainya ada orang dermawan yang datang membangun masjid kita seperti Haji Geusyik Leumik yang membangun sendiri masjidnya”. Pada kesempatan lain, saat Tgk. H. Muzakir atau Waled Lapang menjadi khatib jumat di meunasah Ranto yang kami gunakan sebagai tempat shalat jumat, beliau mengatakan bahwa “sekitar 3 bulan lagi tanah masjid yang jamaah bangun akan lunas”. Ternyata benar adanya, bahkan bukan hanya tanah yang dilunasi oleh Alm, H. Muhammad Hanafiah, tetapi lengkap sampai masjidnya hingga selesai,” demikian keterangan yanh disampaikan oleh Ust. Shaifuddin Fuady.
Untuk diketahui, pada malam harinya pukul 20.30 WIB juga dilaksanakan acara Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Rauhul Mudi Al Aziziyah, Tgk Muhammad Yusuf atau sering disapa Abiya Jeunieb yang dipandu oleh Tgk. Murhaban, SH., C.PS peraih Nomine Penyuluh Agama Islam Award Kemenag RI Tahun 2023. [RED]