Bener Meriah Baranewsaceh.co-Berdasarkan hasil pendataan pemeringkatan Bumdes yang dilaksanakan oleh Kementerian Desa, pada bulan Februari dan bulan April yang lalu. Kabupaten Bener Meriah memiliki 7 Bumdes kategori maju, 20 bumdes kategori berkembang dan 6 Bumdes kategori formula, serta 2 bumdes kategori perintis.
Dari 186 bumdes yang masuk dalam kategori tersebut, hanya 35 bumdes yang sudah mendapatkan badan hukum dari kementerian hukum dan hak asasi manusia.
Melihat kondisi ini, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) kabupaten Bener Meriah, kembali melakukan evaluasi terkait kondisi sejumlah Bumdes tersebut.
Kadis DPMK kabupaten Bener Meriah, Asnawi Ismail.SE saat di temui di ruang kerjanya. Jumat (18/10/2024) kepada media ini mengatakan. “Bumdes memerlukan beberapa hal dalam penilaian dan peningkatan kualitasnya. Pemeringkatan Bumdes dapat di lihat dari kelembagaan Bumdes itu sendiri”
Hal yang terpenting bagaimana manajemen Bumdes dari segi izin dan unit usahanya. Kemudian dari segi laporan keuangannya, berikut kemitraan, serta nilai manfaat yang diberikan oleh Bumdes kepada masyarakat.
Saat ini kami sedang meluncurkan sebuah sebuah inovasi yang kami beri nama “Sentong” yakni, Strategi implementasi tata kelola pembinaan dan pengembangan Bumdes.
Sentong itu sendiri berasal dari bahasa Gayo yang berfungsi untuk menyimpan atau meletakan barang atau wadah yang terbuat dari anyaman.
Artinya ke depan kita berharap, desa akan lebih pintar dan lebih faham dalam menginvestasikan anggaran dana desa melalui Bumdes.
Kemudian dari hasil inovasi ini kami akan mencoba menggagas 4 strategi untuk mendorong pengembangan Bumdes di kabupaten Bene Meriah.
Pertama : Coaching klinik pojok interaktif, dalam hal ini kami manfaatkan pojok yang ada di dinas DPMK untuk melakukan meeting secara daring. Sedangkan tujuannya, agar masyarakat beserta aparatur kampung dapat meningkatkan kapasitas sebagai pengurus Bumdes.
Selain itu pojok ini juga berfungsi sebagai ruang konsultasi, nantinya kami akan meluangkan waktu serta akan menghadirkan beberapa narasumber guna menguatkan Bumdes, khususnya menyangkut kelembagaan, manajemen, dan pemirsa.
Kemudian yang kedua adalah : Kemitraan, dalam hal ini kami menggandeng beberapa lembaga usaha dan non usaha, seperti Bank BSI dan Bank Aceh. Dengan harapan Bank Aceh link dan BSI link dapat menjadi badan usaha milik desa.
Sedangkan di kelembagaan lainnya, kami sengaja menggandeng Universitas Al Muslim Lhokseumawe dan Universitas Gajah Putih Takengon, lewat program KKN Tematik. Kemudian yang selanjutnya adalah e-commerce, yakni bentuk promosi dan penjualan produk yang sudah kami fasilitasi.
Menurut Ismail, saat ini ada 20 Bumdes yang sudah kita coba fasilitasi penjualan produk-produknya melalui e-commerce. Dalam hal ini, kita menggunakan shopee, guna memasarkan produk jadi, sehingga konsumen pembeli bisa berinteraksi langsung penjualan online shopee.
Selain itu upaya bersama terus di kembangkan dengan lembaga teknis, seperti. Dinas tenaga kerja, dinas perdagangan dinas koperasi dan peternakan dan dinas pertanian.
Disisi lain, kita juga melihat perkembangan hari ini, banyak bantuan juga dari koperasi berikut LSM yang ikut berpartisipasi dalam membantu meningkatkan kapasitas para pengurus Bumdes.
Harapan kami dengan adanya inovasi Sentong ini, kondisi dan bumdes ke depan akan semakin baik. Selain itu kiranya dapat menghadirkan kemitraan yang lebih baik pul Pungkasnya.(Dani