Kutacane — Nuansa kekompakan dan kekhusyukan menyelimuti kediaman pribadi almarhum Ir. H. Hasanuddin B. MM di Komplek Perumahan Tanah Merah, Kecamatan Badar, Kabupaten Aceh Tenggara, pada Selasa pagi (10/6/2025). Di lokasi itulah berlangsung kegiatan Wirid Yasin yang mempertemukan puluhan ibu-ibu anggota kelompok wirid dari berbagai desa di Kecamatan Darul Hasanah.
Kegiatan yang penuh nuansa religius ini bukan hanya menjadi momen berdoa bersama, tetapi juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antarwarga, terutama kaum ibu, dalam menjaga kekompakan serta warisan tradisi keagamaan yang telah lama hidup di tengah masyarakat Aceh Tenggara.
Kehadiran para ibu dari berbagai kampung dalam Kecamatan Darul Hasanah menunjukkan antusiasme dan komitmen kuat untuk menjaga nilai-nilai spiritual dan sosial. Dengan mengenakan busana serba putih, para peserta tampak menyatu dalam kekhusyukan, membacakan Yasin dan doa-doa untuk para leluhur serta tokoh-tokoh masyarakat yang telah berpulang, termasuk almarhum Ir. H. Hasanuddin B. MM.
Dalam sambutannya, Ny. Dr. Irawati Desky Hilal menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas partisipasi ibu-ibu dari seluruh desa di Kecamatan Darul Hasanah. Ia menegaskan pentingnya melestarikan kegiatan keagamaan semacam ini sebagai bagian dari pembangunan rohani dan penguatan nilai-nilai kebersamaan.
“Ini bukan sekadar wirid biasa, tetapi bentuk nyata rasa hormat kita kepada jasa almarhum Ir. H. Hasanuddin B. MM yang selama dua periode memimpin Aceh Tenggara dengan penuh dedikasi. Beliau adalah sosok pemimpin yang visioner dan sangat mencintai daerahnya, khususnya Kecamatan Darul Hasanah tempat beliau berasal,” ujar Irawati dengan mata berkaca-kaca.
Diketahui, almarhum Ir. H. Hasanuddin B. MM merupakan tokoh berpengaruh yang selama menjabat sebagai Bupati Aceh Tenggara telah meninggalkan banyak jejak pembangunan, baik di bidang infrastruktur, pendidikan, maupun pemberdayaan masyarakat desa. Warisan perjuangannya masih dirasakan hingga kini, dan kegiatan keagamaan seperti wirid ini dinilai sebagai salah satu cara mengenang serta melanjutkan nilai-nilai yang telah ia tanamkan.
Usai pembacaan Yasin dan doa bersama, kegiatan dilanjutkan dengan jamuan sederhana yang disiapkan oleh pihak tuan rumah. Suasana penuh kekeluargaan terasa kuat, memperkuat rasa kebersamaan lintas desa yang sangat berarti dalam membangun harmoni sosial di tengah masyarakat.
Acara ini menjadi bukti bahwa kegiatan keagamaan tidak hanya berdampak spiritual, tetapi juga memperkuat jaringan sosial antarwarga. Harapannya, wirid seperti ini dapat terus dilaksanakan secara rutin, sebagai bagian dari warisan budaya religius yang memperkokoh identitas masyarakat Aceh Tenggara yang beriman, bersatu, dan berbudaya.(*)