Banda Aceh, 29 November 2024 – Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Irfan Rahmad Ghafar, menyerukan kepada masyarakat Aceh untuk tetap tenang dan menunggu pengumuman resmi hasil Pemilihan Gubernur Aceh dari Komisi Independen Pemilihan (KIP). Ia juga mendesak aparat penegak hukum dan Panwaslih bertindak lebih tegas dalam menyikapi laporan kekerasan, ancaman, dan dugaan kecurangan yang mencoreng demokrasi.
“Kami mengimbau seluruh masyarakat Aceh untuk bersabar dan menunggu hasil resmi dari KIP. Proses ini memerlukan waktu dan pengawasan yang teliti untuk memastikan kejujuran dan keadilan,” ujar Irfan dalam keterangannya, Jumat (29/11).
Irfan menegaskan bahwa masyarakat Aceh telah menggunakan hak pilihnya pada Rabu, 27 November 2024 lalu. Ia meminta semua pihak untuk menjaga kepercayaan terhadap proses demokrasi dengan menjamin suara rakyat tetap dihormati.
“Seperti komitmen kami sejak awal, kita harus bersama-sama menjaga suara kita agar tetap sesuai dengan pilihan yang telah kita buat. Pilkada ini bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang menjaga kepercayaan pada proses demokrasi,” tambahnya.
Namun, Irfan menyampaikan keprihatinan mendalam atas sejumlah laporan kekerasan yang terjadi selama proses Pilkada, khususnya insiden yang dilaporkan di Aceh Utara. Ia mengecam keras aksi kekerasan dan ancaman tersebut, serta mendesak aparat penegak hukum untuk segera bertindak tanpa kompromi.
“Kami mengecam keras tindakan kekerasan dan ancaman, terutama di Aceh Utara, seperti yang kami lihat di berbagai media dan sumber lainnya. Aparat penegak hukum harus bertindak tegas, tanpa pandang bulu, terhadap siapa pun yang terlibat dalam kekerasan atau intimidasi. Rakyat harus merasa aman dalam menggunakan hak pilihnya. Kegagalan bertindak tegas hanya akan melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap hukum dan demokrasi,” tegas Irfan.
Selain itu, ia menuntut KIP dan Panwaslih agar lebih proaktif dalam menyelidiki dan menindaklanjuti setiap dugaan kecurangan. Menurutnya, tindakan tegas dari lembaga penyelenggara pemilu adalah kunci untuk menjaga integritas Pilkada.
“KIP dan Panwaslih tidak boleh ragu atau lamban. Setiap laporan dugaan kecurangan harus segera ditangani dengan serius. Jika integritas demokrasi ingin terjaga, semua bentuk pelanggaran harus ditindak tegas dan transparan. Jangan sampai kinerja yang lemah mengundang keraguan masyarakat terhadap hasil pemilu ini,” ujar Irfan.
Irfan juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap informasi yang belum terverifikasi agar tidak mudah terprovokasi. Ia menegaskan bahwa menjaga perdamaian dan persatuan adalah tanggung jawab bersama.
“Mari kita bijak dalam menerima informasi dan tidak terbawa emosi. Provokasi hanya akan memperburuk suasana. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga Aceh tetap damai,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Irfan menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menjaga demokrasi. “Mahasiswa harus menjadi pelopor kedamaian, bukan bagian dari konflik. Kami akan terus mengawal proses ini dengan semangat menjaga keadilan dan perdamaian,” tutupnya.
Momen Pilkada Aceh kali ini menjadi ujian penting bagi masa depan demokrasi dan perdamaian di provinsi yang memiliki sejarah panjang dalam perjuangan demokrasi. Semua pihak diharapkan mampu bekerja sama demi memastikan proses ini berjalan dengan aman, adil, dan transparan.