Jakarta | Setelah melalui penyelidikan menyeluruh dan proses verifikasi laboratorium, Kepolisian Republik Indonesia memastikan bahwa ijazah sarjana Presiden Joko Widodo yang diterbitkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah asli. Kepastian ini disampaikan langsung oleh Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Polisi Djuhandhani Rahardjo Puro, dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis, 22 Mei 2025 di Mabes Polri, Jakarta.
“Ijazah Presiden Joko Widodo dari UGM adalah dokumen asli. Kami telah melakukan pemeriksaan fisik dan laboratoris terhadap dokumen tersebut dan mencocokkannya dengan ijazah milik mahasiswa lain dari angkatan yang sama. Hasilnya identik,” kata Brigjen Djuhandhani di hadapan awak media.
Menurutnya, penyidik berhasil mengamankan ijazah asli atas nama Joko Widodo dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 1681/KT/Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada. Dokumen tersebut diterbitkan pada bulan November 1985, dan telah dikonfirmasi keasliannya berdasarkan struktur dokumen, format penulisan, serta jenis kertas dan tinta yang digunakan.
Konfirmasi keaslian ijazah juga datang langsung dari pihak Universitas Gadjah Mada. Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani, dalam pernyataan tertulis pada 15 April 2025 menyatakan bahwa Joko Widodo benar-benar merupakan alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan tahun 1980 dan lulus pada tahun 1985.
“Bapak Joko Widodo tercatat sebagai mahasiswa aktif UGM dan seluruh dokumen akademiknya lengkap. Kami memiliki arsip dari awal pendaftaran, transkrip nilai, skripsi, hingga berita acara ujian akhir. Semua valid dan terdokumentasi,” ujar Iva Ariani.
Lebih lanjut, UGM menegaskan bahwa selama proses verifikasi, pihak kampus telah membuka akses kepada penyidik untuk melihat dan memeriksa langsung dokumen-dokumen yang dibutuhkan.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo sendiri telah menunjukkan secara langsung dokumen pendidikan miliknya kepada penyidik Polda Metro Jaya. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk transparansi penuh dalam menjawab keraguan publik.
“Saya tunjukkan ijazah saya sejak SD sampai UGM. Tidak ada yang ditutupi. Kita harus membiasakan diri bersikap terbuka kepada publik,” ujar Presiden Jokowi saat ditemui di Istana Negara, Senin (21/4).
Menanggapi tudingan yang sempat berkembang, Jokowi mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak memiliki dasar atau bukti sahih. “Kalau setiap informasi hoaks terus dipelihara, negara ini akan sibuk membahas yang tidak produktif,” katanya.
Dengan telah terpenuhinya seluruh unsur pembuktian dan tidak ditemukan indikasi pelanggaran hukum, Bareskrim Polri secara resmi menghentikan penyelidikan atas dugaan pemalsuan ijazah tersebut.
“Tidak ada unsur pidana dalam perkara ini. Maka penyelidikan kami nyatakan ditutup,” tegas Brigjen Djuhandhani.
Kasus ini mencuat setelah adanya laporan masyarakat yang meragukan keaslian ijazah Presiden. Namun, setelah serangkaian klarifikasi dari pihak kampus, laboratorium forensik, hingga Presiden sendiri, kasus ini berakhir tanpa ditemukan pelanggaran hukum apa pun. Kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu liar, terutama yang disebarkan tanpa fakta atau niat baik.
Dengan hasil penyelidikan yang tuntas dan pernyataan dari sumber-sumber resmi, publik diharapkan kembali fokus pada pembangunan dan dialog kebangsaan yang lebih sehat dan konstruktif. (*)