Kapal MT Sea Dragon dan 67 Dus Sabu: Kepala BNN RI Tinjau Langsung Sindikat Narkotika Laut Internasional

Redaksi Bara News

- Redaksi

Minggu, 25 Mei 2025 - 03:11 WIB

50287 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Batam — Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol. Marthinus Hukom, meninjau langsung Kapal MT Sea Dragon Tarawa yang diduga kuat mengangkut narkotika jenis sabu dalam jumlah besar. Kapal tersebut saat ini bersandar di dermaga Bea Cukai Batam, Tanjung Uncang, usai diamankan oleh tim gabungan pada Kamis (23/5).

Marthinus tiba di lokasi bersama sejumlah pejabat tinggi penegak hukum. Ia didampingi oleh Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Pol. Asep Safrudin, Komandan Lantamal Kepri, Laksma TNI Berkat Widjanarko, Direktur Interdiksi Narkotika DJBC R. Syarif Hidayat, Direktur Interdiksi BNN Tery Zakiar Muslim, serta Direktur Pengejaran BNN Roy Hardi Siahaan.

Kepala BNN RI menyebut pengungkapan ini sebagai salah satu keberhasilan terbesar dalam sejarah pemberantasan narkoba di Indonesia. “Ini adalah prestasi luar biasa. Kita sedang berhadapan dengan jaringan narkotika internasional yang mencoba menjadikan Indonesia sebagai pasar dan jalur transit,” ujarnya.

Dalam penelusuran di dalam kapal, ditemukan 67 dus berwarna cokelat yang telah dibungkus plastik dan disimpan dalam kompartemen tersembunyi di lambung kapal. Masing-masing dus berisi bungkusan teh China yang ternyata menyimpan sabu kristal. “Modus seperti ini bukan baru, tapi pola penyembunyian yang mereka gunakan semakin canggih,” ungkap Marthinus.

Dari operasi ini, enam orang Anak Buah Kapal (ABK) turut diamankan, terdiri dari empat warga negara Indonesia dan dua warga negara Thailand. BNN menyatakan para tersangka sedang dalam pemeriksaan intensif, dan pihaknya terus mendalami keterkaitan mereka dengan sindikat yang lebih luas. “Ini bukan kerja satu dua orang. Jelas ada aktor intelektual yang sedang kami buru,” sebutnya.

Marthinus juga memerintahkan agar pengamanan dan pengawalan terhadap barang bukti diperketat, mengingat nilai serta potensi ancaman dari sabu yang disita. “Kami tidak akan beri celah sedikit pun. Barang bukti sebesar ini harus dijaga sampai tuntas proses hukumnya,” tegasnya.

Direktur Interdiksi BNN, Tery Zakiar Muslim, menambahkan bahwa operasi ini membuktikan pentingnya kerja sama antarlembaga. “Tanpa sinergi, mustahil kasus sebesar ini bisa diungkap. Ini kolaborasi intelijen laut, udara, dan darat,” ucapnya.

Hingga saat ini, proses gelar perkara dan penghitungan berat pasti sabu yang disita masih berlangsung. Tim forensik laboratorium BNN sedang memastikan kualitas dan total barang bukti narkotika tersebut.

Kasus ini memperlihatkan bahwa wilayah perairan Kepulauan Riau masih menjadi titik rawan penyelundupan narkoba. BNN mengakui bahwa jaringan internasional masih menjadikan jalur laut sebagai pilihan utama. “Kami akan memperketat pengawasan laut, terutama jalur-jalur yang rawan pengawasan,” tandas Marthinus.

“Perang terhadap narkotika belum selesai. Tapi hari ini, kita buktikan bahwa negara hadir dan tidak tunduk pada ancaman sindikat,” tutupnya. (*)

Berita Terkait

BARA JP: Pengangkatan Letjen (Purn) Djaka Budi Utama Sebagai Dirjen Bea Cukai Adalah Keputusan Tepat Presiden Prabowo
Diskon Listrik 50% Selama Juni–Juli 2025, Ini Syaratnya!
Membangun Indonesia Emas 2045: Relly Reagen Desak Pemerintah Wujudkan Revolusi Infrastruktur Pendidikan Nasional
Wapres Gibran Tinjau Pabrik Beras CV Sandy Jaya di Indramayu: Dorong Penguatan Rantai Pasok Pangan
Wapres Gibran Tinjau Proyek Kampung Nelayan Sejahtera di Indramayu, Dorong Pemerataan Kesejahteraan
2 Ton Narkoba Digagalkan di Batam, Kemenko Polhukam Apresiasi Sinergi Aparat
Bahlil Sentil Polemik Ijazah Jokowi: “Sudah Keterlaluan, Seperti Tak Ada Isu Lain Saja”
Hotman Paris Pasang Badan Bela Dedi Mulyadi, Sindir Balik Rocky Gerung: “Cuma Hafal Teori Filsafat”