Banda Aceh, Jum’at 11 Agustus 2023. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry gelar acara International Guest Lecturer, dengan tema Community Dynamics, Integration, and Indigenization Two Makkah of South and Southest Asia-Cases From Aceh and Ponnani (Dinamika Komunitas, Integrasi, dan Indigenisasi Dua Makkah Selatan dan Asia Tenggara-Kasus Dari Aceh dan Ponnani).
Dalam acara ini Fakultas Syariah dan Hukum mengundang Dr. Abbas Panakkal (the School of History, Hniversity of St Andrews) sebagai narasumber, dan Dr. Iur. Chairul Fahmi, M.A sebagai moderator.
Acara yang digelar berjalan lancar di Gedung A Fakultas Syariah dan Hukum, yang di buka dengan penyampaian kata sambutan dari Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Dr. Kamaruzzaman M.Sh. Dalam hal ini, menjadi sebuah kehormatan atas kehadiran Dr. Abbas Panakkal ke Serambi Mekkah, Aceh dan menjadi narasumber dalam acara International Guest Lecturer ini.
Dr. Abbas Panakkal memulai memateri dengan mengambil topik tentang gambaran daerah ponnani yang dikenal sebagai Mekkah selatan, dan kenapa dinamakan Mekkah selatan.
“Ponnani is a Muslim area, there is a lot of historical evidence of Islamic civilization which shows that it was the center of Islamic civilization in the Indian state. this evidence is also found in Aceh and becomes a comparison of what happened in Aceh regarding Islamic civilization”
(ponnani adalah daerah muslim, disana terdapat banyak bukti sejarah peradaban Islam yang menunjukkan bahwa disana adalah pusat peradaban Islam negara Hindia. bukti-bukti ini juga terdapat di Aceh dan menjadi suatu perbandingan apa yang terjadi di Aceh tentang peradaban Islam.)
Beliau juga menyampaikan tentang peradaban yang menyamakan antara kedua daerah ini adalah bahwa Aceh daerah yang kerap dikunjungi oleh para saudagar atau pelaut dunia begitupula dengan ponnani
Dr. Abbas Panakkal percaya bahwa agama islam yang ada di seluruh dunia di sebar dari Mekkah. Meskipun ada bukti sejarah yang mengatakan bahwa Islam di Aceh berasal dari Gujarat. Hal ini dibuktikan dengan peninggalan sejarah berupa batu nisan. Namun menurutnya, pada saat itu Aceh, Malabar, Gujarat, sama-sama menerima penyebaran islam itu dari Mekkah. Lalu bagaimana dengan bukti sejarah batu nisan Gujarat? Gujarat adalah penghasil batu nisa, yang nantinya ia di jual ke seluruh belahan dunia, dan terkadang juga digunaka untuk penyeimbangan dalam kapal-kapal ketika berlayar agar sama beratnya. Sehingga di sini, batu nisan tersebut bukan datang karena penyebaran islam, tapi hadir karena transaksi perdagangan.
Aceh dan Ponnani menjadi tempat yang menerima julukan Serambi Mekkah, hal ini selain karena mayoritas umat islam yang banyak, dua daerah ini di gunakan sebagai daerah untuk singgah ketika menuju perjalanan Haji ke Mekkah. Seperti di Aceh sendiri terdapat yang namanya “Asrama Haji. (RED)