JAKARTA | Beredarnya Surat dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dengan Nomor 7294/IN/DPP/II/2025, perihal Instruksi Harian Ketua Umum kepada seluruh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah PDI Perjuangan di Seluruh Indonesia pada tanggal 20 Febuari 2025 kemarin, ternyata memicu Amarah dan Penyesalan bagi seluruh Masyarakat Indonesia.
Seperti yang disampaikan Aktivis Anti Korupsi Nasional, yang juga menjabat selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN).
Menurut Larshen Yunus, beredarnya surat seperti itu menunjukkan betapa Kecewanya Presiden RI ke 5 sekaligus Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Hj Megawati Soekarnoputri.
Sikap Kecewa itu terakumulasi menjadi bentuk Merajuk dari seorang Putri Proklamator.
Bagi Ketua Umum Relawan Prabowo Gibran, seharusnya Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak melakukan hal-hal seperti itu, sekalipun rasa kecewa yang mendalam terhadap segala bentuk Praduga yang dialamatkan kepada Presiden RI maupun Wakil Presiden RI.
“Mohon Izin Kanjeng Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Kendati ibu Kecewa dan Merajuk seperti saat ini, ada baiknya dapat lebih menahan diri. Kami tahu persis, betapa sedihnya ibu melihat Sekjen Hasto di Ekspos menggunakan Rompi Oranye dengan tangan di Borgol. Tapi yakinlah ibu! apa yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi adalah terkait persoalan Hukum, bukan justru dituding Kriminalisasi ataupun di Politisasi” ujar Larshen Yunus.
Ketua Umum DPP Gabungan Rakyat Prabowo Gibran itu lagi-lagi mengajak Keduabelah Pihak untuk Tabbayun, terutama bagi ibu Hj Megawati Soekarnoputri.
Bertempat di Restoran Sriwijaya Hotel Jalan Veteran Nomor 1 Jakarta Pusat, hari ini Jum’at (21/2/2025) Ketua Umum Relawan Prabowo Gibran berencana untuk menyusun Jadwal pertemuan Presiden RI dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Bagi Larshen Yunus, para Tokoh Bangsa itu harus dapat lebih Arif dan Bijaksana, kedepankan Semangat Persatuan dan Kebangsaan, demi Kondusifitas Negeri ini.
“Mohon izin ibu Megawati Soekarnoputri. Janganlah Merajuk terus, pakai menerbitkan Surat seperti itu. Ibu ini Putri Proklamator Lho. Lagian sekarang ibu masih di Luar Negeri. Liburan saja ibu disana. Biarkan Sekjen PDIP Hasto bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Biarlah Proses Hukum berjalan. Status Tersangka Hasto sudah lama disematkan, tapi baru sekarang di Tahan, mestinya ibu dan PDIP bersyukur, jangan justru buat Kegaduhan seperti saat ini. Kasihan sama para Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah itu. Mau Nurutin dan Loyal atas perintah ibu, ntar dinilai melawan Negara, giliran ikut Retreat ke Magelang, nanti dituduh pula durhaka melawan ibu Ketum sendiri. Prihatin kami Bu’ Ketum! buah simalakama bagi mereka semua” tutur Larshen Yunus.
Sampai berita ini diterbitkan, Ketua Relawan Prabowo Gibran itu kembali mengajak Ibu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, agar meluangkan waktu Kopi Darat bersama Presiden RI dan atau Wakil Presiden RI, Tabbayun lebih baik daripada merajuk ngak tentu arah seperti itu. (*)