Gayo Lues— Pemanfaatan lahan produktif di lingkungan institusi kepolisian terus berkembang dengan pendekatan inovatif. Salah satu inisiatif datang dari jajaran Brimob Aceh, khususnya Kompi 4 Batalyon C Pelopor, yang mendirikan Rumah Karya Penyulingan Minyak Sere Wangi di Desa Peparik Gaib, Kecamatan Blangjerango, Kabupaten Gayo Lues.
Kegiatan penyulingan minyak serewangi ini dilaksanakan pada Rabu, 15 Juli 2025, langsung di lahan milik Markas Kompi 4 Batalyon C Pelopor. Di bawah komando AKP Imanta Purba, S.H., program ini bertujuan memberdayakan aset markas agar tidak sekadar menjadi lahan kosong, tetapi memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan personel dan masyarakat sekitar. Inisiatif tersebut juga merupakan implementasi dari arahan Komandan Satuan Brimob Polda Aceh, Kombes Pol Zuhdi Batubara, S.I.K., yang mendorong keterlibatan aktif anggota Brimob dalam kegiatan produktif berbasis potensi lokal.
“Terobosan pengolahan tanaman sere wangi ini memberikan kontribusi besar bagi peningkatan kesejahteraan personel serta masyarakat sekitar. Ini bukan sekadar kegiatan ekonomi, tetapi juga bentuk nyata dari kemitraan yang sehat antara Brimob dan warga,” ujar AKP Imanta Purba saat ditemui di lokasi kegiatan.
Melalui program Rumah Karya, personel Brimob menggandeng masyarakat untuk membudidayakan sere wangi (Cymbopogon nardus), tanaman penghasil minyak atsiri yang telah lama menjadi komoditas unggulan Kabupaten Gayo Lues. Minyak sere wangi dikenal karena aromanya yang khas dan penggunaannya yang luas, mulai dari bahan dasar gel antinyamuk, pestisida nabati, sabun, lotion, disinfektan, hingga cairan pengkilap alami.
Proses penyulingan dilakukan menggunakan metode destilasi uap atau air, memanfaatkan alat sederhana yang dimodifikasi dari drum bekas. Saat ini, tersedia empat dapur penyulingan dengan kapasitas delapan keter (drum), yang mampu memproduksi minyak sere secara efisien dan dalam jumlah signifikan.
Meskipun alat yang digunakan tergolong sederhana, hasil yang diperoleh cukup maksimal. Produk minyak sere dari kegiatan ini dapat langsung digunakan atau dipasarkan, memberikan nilai tambah ekonomi tidak hanya bagi para personel tetapi juga warga sekitar. Beberapa masyarakat bahkan mulai ikut terlibat dalam rantai pasok bahan baku maupun pelatihan teknis penyulingan.
Sebagai daerah sentra sere wangi, Gayo Lues selama ini menghadapi kendala terbatasnya sarana pengolahan yang memadai. Kehadiran Rumah Karya di Markas Kompi 4 menjadi jawaban atas tantangan tersebut, sekaligus membuka peluang pemberdayaan ekonomi lokal yang lebih terarah.
Program ini diharapkan mampu menjadi model bagi institusi lainnya dalam memanfaatkan lahan tidur menjadi pusat kegiatan ekonomi produktif. Selain mendorong ketahanan ekonomi keluarga anggota Brimob, langkah ini juga memperkuat semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor.
Brimob Aceh melalui Kompi 4 Batalyon C Pelopor menegaskan komitmennya untuk terus mendorong inisiatif-inisiatif yang berbasis pemberdayaan dan kebermanfaatan, baik bagi internal institusi maupun masyarakat luas. (MUNANDAR S, P)