Khatib, Tgk. Safaini, MA
Aceh Besar — Hari Asyura 10 Muharram merupakan hari yang yang mulia, maka umat Islam diperintahkan untuk memperbanyak amal sebagai bentuk penghormatan terhadap hari mulia itu. Banyak amalan yang diperintahkan oleh nabi, diantaranya adalah berpuasa dan menyantuni anak yatim. Demikian akan disampaikan Dosen Al-Washliyah Banda Aceh, Safaini SPdI MA dalam khutbah Jumat di Masjid Darul Aman Lampuuk, Kecamatan Darussalam, tanggal 28 Juli 2023 bertepatan 10 Muharam 1445 H.
Safaini menjelaskan, tentang puasa asyura tersebut dalam hadis ketika Rasulullah saw ditanyai mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab, “Puasa ‘Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)
Menurut Pimpinan Dayah Raudhatul Arifin Tanjung Deah Aceh Besar ini, hari Asyura juga disebut sebagai hari menyantuni anak yatim. Islam sangat menganjurkan umat Islam untuk menyayangi anak yatim. Mereka sangat dimuliakan oleh Allah Swt hingga disebut sebanyak 23 kali di dalam Al-Quran.
Melalui Al-Qur’an, Allah Swt secara tegas mengatakan, anak yatim adalah sosok yang harus dikasihi, dipelihara, dan diperhatikan seperti yang tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 220: “Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah memperbaiki keadaan mereka adalah baik.” (QS Al-Baqarah: 220).
Safaini menguraikan, bahwa menyayangi merawat dan menyantuni anak yatim akan mendatangkan banyak pahala dan mendapatkan kelebihan yang luar biasa diantaranya, pertama, diberikan kemudahan rezeki. Allah Swt akan melimpahkan rezeki dan juga kemuliaan kepada umat Islam yang mengasihi dan menyayangi anak yatim.
Kedua, dijamin masuk surga. Surga menjadi tempat impian semua orang, berbagai cara dilakukan umat muslim untuk memperolehnya. Salah satu cara mudah untuk mendapatkan surga adalah menyantuni anak yatim. Rasulullah saw menjanjikan orang-orang yang menyantuni anak yatim sebuah tempat di surga.
Ketiga, terhindar dari siksaan di akhirat. Setiap orang tidak ingin merasakan siksaan di akhirat, salah satu cara agar terhindar dari siksa akhirat yaitu dengan menyantuni anak yatim. Keutamaan menyantuni anak yatim dapat membuat umat islam terhindar siksaan saat berada di akhirat.
Keempat, menjadi teman Rasulullah saw di surga. Keutamaan menyantuni anak yatim memang begitu dahsyat hingga dapat membuat orang-orang yang melakukannya, berkesempatan menjadi teman Rasulullah saw saat kelak di surga.
Kelima, terhindar dari golongan pendusta agama. Orang-orang yang menghardik anak yatim (berkata kasar, memaki, memukul, dan tindakan sejenisnya) akan termasuk dalam golongan pendusta agama, seperti yang telah tertulis di dalam surat Al Mau’un ayat 1 hingga 3.
Keenam, dilembutkan hatinya. Tidak semua orang memiliki hati yang lemah lembut, ada juga sebagian yang sangat keras hatinya, sehingga mereka sulit menerima nasihat dan menerima kebaikan dari orang lain.
Ketujuh, mendapatkan kebaikan yang berlimpah. Keutamaan menyantuni anak yatim selanjutnya tertuang di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. Pada hadis tersebut tertulis, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: “Barang siapa mengusap kepala anak yatim piatu laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan.”
“Kedelapan, mendapatkan pahala yang setara dengan berjihad. Dalam hal ini Rasulullah saw juga telah memberikan jaminan pahala yang istimewa kepada orang-orang yang menyayangi anak-anak yatim. Pahala tersebut setara dengan pahala orang yang pergi berjihad. Bisa dibayangkan betapa mulianya anak yatim hingga dapat mendatangkan pahala setara orang berjihad di jalan Allah Swt,” pungkas Safaini. (Ridha)