Banda Aceh – Hasil survei Pilkada Banda Aceh dari Institute for Statistics and Socio-Ecological Development (ISSED) menuai kritik tajam setelah hasil surveinya menunjukkan angka yang aneh yang menguntungkan pasangan calon Illiza-Afdal .
Kritikan datang dari Heri Safrijal SP MTP, salah satu pengamat politik lokal, dan Ketua Pusat Studi Pemuda Aceh (PUSDA) yang menyebut hasil survei tersebut tidak realistis dan tidak mencerminkan kondisi lapangan.
Heri mempertanyakan akurasi data yang disajikan ISSED.
“Kami yakin ini bukan survei resmi. Hasilnya bahkan melebihi 100,01%, yang jelas-jelas tidak masuk akal. Ini seperti mengada-ngada, dan blunder fatal dari ISSED,” ujar Heri.
Ia menambahkan bahwa hasil survei tersebut lebih menyerupai propaganda politik daripada kajian ilmiah.
Lebih lanjut, Heri menduga kuat bahwa survei ISSED merupakan survei pesanan dari salah satu pasangan calon yang sudah mulai frustrasi karena kalah bersaing.
“Ini seperti upaya terakhir untuk mempengaruhi opini publik menjelang hari pencoblosan, seharusnya lembaga ISSED menjumlahkan hasilnya sebelum dipublish, kok bisa angkanya lebih 100 persen saat dijumlahkan semua, jika sudah seperti ini, malah ketahuan kalau survei tersebut mirip khayalan, dan pesanan dari calon yang ketakutan kalah,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh survei yang diragukan kredibilitasnya.
“Survei semacam ini hanya karangan ISSED. Kita harus bijak dan mengacu pada data yang benar-benar terpercaya, metodenya seperti apa dan apakah ISSED tergabung ke organisasi resmi Persepsi,” tanya Heri.
Kritik terhadap ISSED ini semakin memperkuat urgensi untuk memastikan lembaga survei yang terlibat dalam Pilkada benar-benar independen, profesional, dan tidak memiliki konflik kepentingan.
Masyarakat diimbau untuk lebih kritis dalam menerima informasi agar tidak mudah terpengaruh oleh opini yang tidak berdasar.