Banda Aceh – Irwan Djohan, salah satu kandidat dalam Pilkada Banda Aceh 2024, mendapat sorotan tajam dari Ketua Kebijakan Publik, Fajarul. Ia menilai Irwan terlalu mendominasi dan cenderung mengabaikan peran wakilnya, Khairul Amal, dalam berbagai kesempatan, baik formal maupun informal.
Fajarul mengungkapkan bahwa hak Khairul Amal untuk berbicara dan menyampaikan pendapat kerap diabaikan. Bahkan, dalam pemasangan alat peraga kampanye, Irwan terlihat lebih menonjol tanpa melibatkan wakilnya secara proporsional. “Kita lihat di beberapa pertemuan, baik formal maupun informal, Irwan Djohan cenderung tampil sendiri. Ini menunjukkan potensi ketidakselarasan dalam pasangan ini,” ujarnya.
Kondisi ini juga terlihat jelas saat debat kandidat berlangsung. Menurut Fajarul, Irwan lebih banyak mengambil panggung untuk berbicara, sementara Khairul Amal hanya menjadi pelengkap. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa pasangan tersebut tidak menunjukkan keharmonisan yang diperlukan dalam sebuah kepemimpinan.
“Banyak masyarakat yang menyampaikan hal serupa. Mereka melihat bahwa Irwan Djohan seperti mengabaikan peran wakilnya. Ini tentu menjadi perhatian serius, karena pasangan kepala daerah harus bisa saling melengkapi, bukan malah mendominasi satu sama lain,” tambah Fajarul.
Fajarul juga mengingatkan bahwa dinamika seperti ini bisa berdampak buruk di kemudian hari. Jika komunikasi dan peran wakil diabaikan sejak awal, hal tersebut dapat berujung pada ketidakharmonisan dalam pemerintahan. “Keharmonisan antara kepala daerah dan wakilnya adalah kunci untuk menjalankan roda pemerintahan yang efektif,” tegasnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk lebih jeli dalam menilai pasangan calon yang akan dipilih. Menurutnya, seorang pemimpin tidak hanya harus unggul secara individu, tetapi juga mampu bekerja sama secara sinergis dengan wakilnya demi kepentingan masyarakat.