Satu Lagi Pekerja Migran Gayo Terjebak di Kamboja, Ibunya Menjajakan Ikan Sambil Cari Jalan Pulang untuk Anak

Redaksi Bara News

- Redaksi

Sabtu, 26 Juli 2025 - 12:24 WIB

50675 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Takengon, Baranews – Jumlah pekerja migran asal Dataran Tinggi Gayo yang terjebak di Kamboja kembali bertambah. Muhammad Fahmi, pemuda asal Teritit, Kabupaten Bener Meriah, menjadi nama terbaru yang meminta pertolongan untuk dapat dipulangkan ke tanah air setelah diduga menjadi korban praktik kerja ilegal yang berujung pada tindak pidana perdagangan orang.

Informasi ini dikonfirmasi oleh Yusradi Usman al-Gayoni, inisiator World Gayonese Community (Diaspora Gayo Dunia) yang kini bermukim di London, Inggris. Melalui sambungan pesan WhatsApp, Kamis (24/7/2025) pagi waktu setempat, Yusradi menjelaskan bahwa Fahmi bekerja di lokasi yang sama dengan Al Muttakim, pekerja migran asal Aceh Tengah yang juga tengah dalam proses pemulangan.

“Senin lalu (21/7), Fahmi menghubungi kami. Ia meminta bantuan agar bisa kembali ke Indonesia, pulang ke kampung halamannya di Teritit, Bener Meriah. Ibunya, Bu Kartini, sehari-hari menjual ikan depik keliling,” ujar Yusradi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Fahmi tercatat sebagai pekerja migran ketiga dari Kabupaten Bener Meriah yang berhasil menjalin komunikasi langsung dengan jejaring diaspora Gayo di luar negeri. Sebelumnya, dua nama lain, Tanwir Ayubi dan Feri Sapuan, telah lebih dahulu dipulangkan. Sementara satu pekerja lainnya, Al Muttakim dari Kabupaten Aceh Tengah, masih berada di Kamboja dan sedang dalam tahap proses repatriasi.

Yusradi menyebutkan, dirinya terlibat langsung dalam membantu proses pemulangan tiga dari empat pekerja migran Gayo tersebut. Koordinasi intens dilakukan, termasuk dengan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah. Begitu menerima pesan dari Fahmi, ia langsung berkomunikasi dengan bupati, wakil bupati, dan sekretaris daerah.

“Karena bupati dan wakil sedang dinas luar, arahan diberikan ke sekda. InsyaAllah hari ini, ibunya Fahmi akan bertemu langsung dengan pihak pemkab,” ungkapnya.

Ada potret yang menggugah dari perjuangan keluarga Fahmi. Sang ibu, Kartini, tetap menjajakan ikan depik—ikan khas Danau Lut Tawar—sembari melakukan perjalanan dari Takengon menuju kantor bupati. Perjuangan perempuan sederhana itu menggambarkan keteguhan seorang ibu yang ingin menjemput kembali anaknya dari negeri asing.

@yusradiusmanalgayoni

Perkembangan terkini pemulangan Al Muttakim dan Muhammad Fahmi, Pekerja Migran Indonesia (PMI) Asal Asir Asir Kecamatan Lut Tawar Takengon Kabupaten Aceh Tengah dan Simpang Teritit Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, Sabtu (26/7/2025), yang di Kamboja diduga dimanfaatkan oleh perusahaan tempat kerja mereka terlibat online scammer yang berujung pada Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)

♬ original sound – Yusradi Usman al-Gayoni – Yusradi Usman al-Gayoni

Sejauh ini, seluruh pekerja migran asal Gayo yang terlibat disebut berangkat ke Kamboja dengan janji pekerjaan layak. Namun belakangan, tempat kerja mereka diduga kuat menjadi bagian dari jaringan penipuan daring (online scam), modus yang kian banyak menjerat pekerja migran Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

“Kurang lebih kasus mereka sama. Diduga dimanfaatkan oleh perusahaan yang menjadi bagian dari sindikat scammer. Ini sangat berbahaya karena berujung pada praktik perdagangan orang,” kata Yusradi.

Pemerintah pusat dan daerah didorong untuk lebih tanggap terhadap fenomena ini. Minimnya data dan komunikasi antarwilayah membuat korban sulit terlacak. Yusradi menduga jumlah pekerja migran asal Tanoh Gayo yang terjebak di Kamboja bisa lebih banyak dari yang telah teridentifikasi.

“Sementara ini baru empat orang yang menjalin kontak langsung. Tapi bisa jadi lebih banyak yang belum terdata,” ujarnya.

Pemulangan Al Muttakim dan Muhammad Fahmi kini menjadi fokus. Keduanya berasal dari dua wilayah yang berbeda: Asir Asir Kecamatan Lut Tawar (Aceh Tengah) dan Simpang Teritit Kecamatan Wih Pesam (Bener Meriah). Pemerintah Indonesia diharapkan segera menuntaskan proses pemulangan mereka dari Kamboja.

Dalam situasi yang serba tidak pasti, suara lirih dari pegunungan Gayo kini menggema hingga ke luar negeri—memanggil kembali anak-anak muda yang ingin pulang dari tempat asing yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Berita Terkait

Peringatan HAN 2025, DPRK Aceh Tengah Tegaskan Komitmen Bersama Lindungi Hak Anak
Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah Tegaskan Komitmen Bersama untuk Perlindungan Anak dalam Peringatan HAN 2025
Dosen UIA jadi Juri Duta Guru CBP Rupiah Championship 2025
Pekerja Migran Indonesia Asal Aceh Tengah Terjebak di Kamboja, Upaya Pemulangan Masih Berlangsung
DPRK Aceh Tengah Setujui Rancangan Qanun Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK 2024
Hari Pertama Sekolah, Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah Tekankan Peran Orang Tua dan Disiplin Diri
Bupati Aceh Tengah Resmi Lepas Keberangkatan Umrah Perdana Azzikra Pasca-Haji di Masjid Agung Ruhama’ Takengon
Cerita “Dari Tagore ke Tagore”: Awal Berpemulon, Akhir Bepemungen

Berita Terkait

Sabtu, 26 Juli 2025 - 07:18 WIB

Dorong Ketahanan Pangan, Bupati Bener Meriah Temui Kementerian Transmigrasi Bahas Pengembangan Komoditas Tebu

Sabtu, 26 Juli 2025 - 07:13 WIB

Ladang Ganja Diselipkan di Kebun Kopi, Polres Bener Meriah Tangkap Satu Pelaku

Jumat, 25 Juli 2025 - 15:39 WIB

Kapolsek Bukit Jadi Khatib Shalat Jum’at, Sampaikan Pesan Kamtibmas dan Kebersamaan di Masjid Al-Muhajirin

Jumat, 25 Juli 2025 - 15:12 WIB

Mahasiswa USK Bangun Budaya Baca dari Pasar Tradisional Bener Meriah

Kamis, 24 Juli 2025 - 02:32 WIB

Budaya Literasi Mulai Tumbuh di Kalangan Anak Usia Dini Desa Blang Panas

Kamis, 24 Juli 2025 - 01:35 WIB

Mahasiswa USK Gelar Program Literasi di SMP Muhammadiyah 11 Simpang Teritit, Tanamkan Cinta Membaca di Kalangan Pelajar

Selasa, 22 Juli 2025 - 14:30 WIB

Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Laksanakan KKN Tematik Literasi di Kampung Simpang Teritit, Bener Meriah

Selasa, 22 Juli 2025 - 08:19 WIB

Tumbuhkan Cinta Literasi, Agar Anak-anak Antusias Mengikuti Kegiatan Membaca

Berita Terbaru