baranewsaceh.co Banda Aceh – Mantan Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) dan Bakal Calon (Balon) Gubernur Aceh, Prof. Dr. H. Darni M. Daud, menyatakan bahwa persoalan kemiskinan di Aceh masih memerlukan pembenahan serius oleh orang-orang yang memiliki kapasitas. Dalam konferensi pers yang digelar di 3 in 1 Coffee, Banda Aceh, pada Sabtu, 13 Juli 2024, Darni menegaskan bahwa program pembangunan di Aceh selama ini tidak berdasarkan kajian dan amatan valid, melainkan hanya berasaskan kepentingan terbatas yang tidak menyentuh masyarakat luas.
“Saya ingin berbuat sesuatu untuk membangun Aceh. Ini tidak bisa dilakukan sendiri, tapi perlu dukungan dan kerjasama bersama-sama,” tegas Darni di hadapan berbagai lapisan wartawan. Menurutnya, untuk memberantas kemiskinan, diperlukan penciptaan sentra ekonomi baru dan ketersediaan lapangan kerja, sehingga UMKM bisa tumbuh dan berefek pada perbaikan kualitas hidup masyarakat.
Darni menyebutkan, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan sebagai strategi membangun Aceh. Hal paling utama adalah kepemimpinan yang loyal, manajemen yang krisis, serta penghargaan terhadap ilmu pengetahuan. Ia menekankan bahwa pemimpin di semua level, mulai dari desa hingga tingkat provinsi, harus memiliki kapasitas yang memadai untuk memimpin.
Dalam rangka maju sebagai calon gubernur, Darni telah mendaftarkan diri ke tujuh partai politik, baik partai lokal maupun partai nasional. Dengan visi dan misi yang kuat, Darni berkomitmen untuk membangun Aceh melalui kolaborasi dengan semua pihak baik lokal maupun nasional.
Sebagai lulusan S3 dari Oregon State University, Corvallis, USA, Darni memiliki pandangan bahwa pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah kunci untuk memajukan Aceh. Ia berencana untuk sering mengadakan kegiatan seperti ngopi bareng dengan masyarakat dan tokoh-tokoh lokal untuk mendiskusikan berbagai isu pembangunan.
Darni juga menegaskan pentingnya menciptakan sinergi antara 23 kabupaten dan kota di Aceh. Ia ingin memastikan bahwa semua kabupaten dan kota diintegrasikan dalam satu kesatuan pembangunan yang holistik dan berkelanjutan. “Kita harus menciptakan sinergi di antara 23 kabupaten/kota agar pembangunan bisa berjalan dengan baik dan terkoordinasi,” ujarnya.
Dalam wawancara tersebut, Darni juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Menurutnya, tanpa partisipasi aktif dari masyarakat, pembangunan tidak akan berjalan dengan efektif. “Masyarakat harus dilibatkan dalam setiap tahap pembangunan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan,” katanya.
Darni percaya bahwa dengan kolaborasi dan sinergi, Aceh bisa mencapai kemajuan yang signifikan. Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama bekerja keras demi masa depan Aceh yang lebih baik. “Kita harus bersatu dan bekerja keras untuk membawa Aceh keluar dari kemiskinan dan ketertinggalan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Darni juga mengungkapkan beberapa program unggulan yang akan dilaksanakan jika terpilih sebagai gubernur. Salah satu program tersebut adalah peningkatan kualitas pendidikan di Aceh. “Pendidikan adalah fondasi utama untuk pembangunan. Kita harus memastikan bahwa anak-anak Aceh mendapatkan pendidikan yang berkualitas,” ujarnya.
Selain itu, Darni juga berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur di Aceh. Menurutnya, infrastruktur yang baik adalah salah satu faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. “Kita akan fokus pada pembangunan infrastruktur yang memadai untuk mendukung aktivitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Darni.
Sebagai penutup, Darni menegaskan bahwa dirinya siap bekerja keras dan berkolaborasi dengan semua pihak untuk membangun Aceh. “Saya siap untuk bekerja keras dan berkolaborasi dengan semua pihak untuk membangun Aceh yang lebih baik,” pungkasnya. Dengan dukungan yang kuat dari berbagai kalangan, Darni optimis bahwa Aceh bisa mencapai kemajuan yang diharapkan.