Aceh Besar – Memperingati 19 tahun bencana dahsyat Tsunami yang mengguncang Aceh pada tahun 2004, Anggola Education mengadakan acara do’a bersama sebagai bagian dari upaya mengenang dan mendoakan para korban. Acara yang dilaksanakan pada Selasa, 26 Desember, bertempat di Masjid Kubah, Desa Gurah, Aceh Besar dan di hadiri oleh Kepala Desa, Imum Chik, Kepala Dusun serta dihadiri oleh 10 orang anak yatim dari desa setempat.
Tsunami yang terjadi hampir dua dekade lalu telah meninggalkan bekas luka mendalam di Aceh dan membawa duka yang mendalam bagi banyak keluarga yang kehilangan anggota tercinta dan harta benda mereka. Anggola Education, sebuah lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk memajukan pendidikan di wilayah tersebut, merasa penting untuk tidak hanya mengenang kejadian tragis tersebut tetapi juga untuk memberikan dukungan kepada mereka yang masih merasakan dampaknya.
“Dengan mengadakan do’a bersama ini, kami ingin mengingatkan kepada semua orang bahwa kekuatan solidaritas dan empati kita adalah fondasi yang membangun untuk membantu mereka yang masih berjuang setelah bencana Tsunami,” ujar Fika, Direktur Anggola Education.
Acara doa bersama ini dilaksanakan dengan penuh khidmat, diiringi oleh pembacaan do’a-do’a untuk para korban Tsunami dan juga untuk kemajuan dan kedamaian bagi Aceh. Selain itu, anak-anak yatim yang hadir juga diberikan perhatian khusus, dengan pemberian santunan dan bantuan bagi kebutuhan sehari-hari mereka sebagai bentuk kepedulian dari Anggola Education.
“Kami berharap, melalui kegiatan seperti ini, kita dapat memberikan sedikit kecerahan bagi mereka yang masih merasakan dampak bencana tersebut. Setiap dukungan dan do’a yang kita berikan memiliki arti yang mendalam bagi proses pemulihan,” tambah Fika.
Acara ini juga menjadi momen bagi partisipan untuk saling bertukar cerita dan pengalaman terkait peristiwa Tsunami tersebut, memperkuat ikatan kebersamaan dalam menghadapi masa sulit yang telah dilalui bersama.
Peringatan 19 tahun Tsunami Aceh telah menjadi momentum penting bagi masyarakat Aceh untuk tidak hanya mengenang tragedi masa lalu, tetapi juga untuk bersatu dalam do’a dan solidaritas demi masa depan yang lebih baik. (HS)