Banda Aceh – Baranewsaceh.co | Dukungan terhadap keterwakilan tokoh-tokoh asal Aceh di panggung nasional kembali menggema. Kali ini datang dari kalangan yang selama ini memiliki sejarah panjang dalam perjuangan Aceh: mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sufri Daud, yang lebih dikenal dengan nama panggilan Boing, secara terbuka menyuarakan harapannya agar Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto, memberikan tempat kepada salah satu tokoh muda Aceh, Syardani Muhammad Syarif—akrab disapa Jamaika—dalam jajaran Kabinet Merah Putih.
Dalam keterangannya kepada media, Kamis (4/7/2025) di Banda Aceh, Boing menyatakan bahwa permintaan ini bukanlah bentuk ambisi kekuasaan, melainkan wujud aspirasi masyarakat Aceh yang rindu akan representasi yang sejati dan produktif di tingkat nasional. Ia menyebut Syardani sebagai sosok berkarakter, berpengalaman, serta memiliki kapasitas intelektual dan jaringan nasional yang kuat.
“Kami tidak menuntut sesuatu yang berlebihan. Kami hanya ingin agar Presiden Prabowo mempertimbangkan putra Aceh yang telah banyak berbuat, yang tahu seluk-beluk daerah ini, dan yang punya visi untuk membangun. Syardani Muhammad Syarif adalah nama yang kami usulkan. Beliau layak menjadi Wakil Menteri atau posisi strategis lain di pemerintahan,” tegas Boing.
Sebagai tokoh yang pernah terlibat langsung dalam masa konflik Aceh, Boing menyatakan bahwa dirinya dan para eks kombatan GAM lainnya telah lama meletakkan senjata dan memilih jalur damai. Mereka kini ingin berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa, khususnya Aceh, yang masih tertinggal di banyak sektor.
“Presiden Prabowo tahu bagaimana sejarah panjang Aceh, tahu bagaimana kami berjuang, dan bagaimana kami berdamai. Beliau juga tahu bahwa kami tidak pernah menuntut secara egois. Tapi saat ini, kami merasa Aceh harus diberi ruang lebih luas untuk ikut menentukan arah bangsa,” ungkap Boing, yang mengaku siap menggalang dukungan dari berbagai kalangan di Aceh untuk menyuarakan aspirasi ini.
Ia menambahkan bahwa kehadiran Syardani di jajaran kabinet akan membawa pesan simbolik dan politis yang kuat, baik bagi rakyat Aceh maupun secara nasional. Menurutnya, hal itu menjadi penanda bahwa rekonsiliasi antara pusat dan daerah benar-benar berjalan, dan bahwa negara tidak lupa terhadap komitmen damai yang telah terjalin selama hampir dua dekade terakhir.
“Ini bukan soal bagi-bagi jabatan. Ini tentang kepercayaan, tentang koneksi emosional dan sejarah. Kehadiran seorang Jamaika di pusat akan menghidupkan kembali semangat orang Aceh untuk percaya, untuk merasa diikutsertakan, untuk bangga,” jelasnya.
Syardani Muhammad Syarif sendiri dikenal sebagai aktivis, pengusaha, dan pegiat sosial yang telah lama aktif dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah pascakonflik. Ia juga memiliki hubungan baik dengan banyak tokoh nasional lintas partai dan pernah beberapa kali disebut sebagai tokoh muda Aceh yang potensial menduduki jabatan strategis.
Boing menutup pernyataannya dengan sebuah ajakan terbuka kepada Presiden Prabowo: “Kami percaya, Presiden Prabowo tidak akan menutup telinga terhadap suara dari Aceh. Jika pemerintah pusat ingin memperkuat kesatuan dan keberagaman bangsa ini, maka tidak ada salahnya memberi tempat kepada Syardani Muhammad Syarif. Aceh siap mendukung sepenuhnya.”