Oleh: Muhammad Rizal
Palestina dan Israel berada di wilayah antara Laut Mediterania dan Sungai Jordan. Wilayah yang diberi label Israel ini dalam peta memiliki kota Yerusalem yang dianggap suci oleh bangsa Arab Palestina maupun Yahudi Israel.
Secara teologi yahudi Israel meyakini bahwa tempat tersebut adalah tempat yang dijanjikan sehingga mereka melakukan apa saja untuk mendapatkan wilayah tersebut meski dengan melanggar hak kemanusiaan sekalipun. Sedangkan dalam kepercayaan umat Islam tanah Palestina adalah tanah para nabi-nabi yang harus dijaga.
Israel telah melakukan berbagai aksi serangannya ke Gaza, namun serangan tersebut justru seakan mengincar warga sipil. Bahkan mereka tak takut untuk menyerang anak-anak dan ibu hamil. Itu terlihat ketika Israel melancarkan serangannya langsung ke Rumah Sakit dan Gereja tertua di Gaza yang notabene merupakan lokasi pengungsian. Dari situlah korban wanita hamil dan anak-anak Palestina mulai berjatuhan. Dilansir dari laman WHO, terdapat 2.326 wanita dan 3.760 anak-anak telah terbunuh di jalur Gaza, mewakili 67% dari seluruh korban jiwa, sementara ribuan lainnya terluka. Artinya, 420 anak terbunuh atau terluka setiap harinya.
Kekejian Israel sendiri juga tidak lupaut dari dukungan negara-negara besar dibelakangnya terutama Amerika. Bisa kita lihat di sosial media setiap anak-anak Israel ketika di wawancara mereka mendukung pembunuhan terhadap anak-anak Israel, hal ini karena pencucian otak yang dilakukan sejak dini sehingga mereka beranggapan bahwasanya apa yang dilakukan mereka adalah benar, lebih mengejutkan mereka sangat frontal mengatakan bahwa anak-anak dan perempuan Palestina layak mati dan umat islam semua akan dibunuh oleh Israel. Mereka menjaga kebencian ini hingga kepada generasi berikutnya, padahal bila kita melihat sejarah Israel sendiri mereka adala suku yang tidak memiliki tempat tinggal dan hanya Palestina yang mau membantu mereka.
Meskipun konflik antara Israel dan Palestina saat ini banyak diberitakan media adalah karena unsur politik dan terlepas dari unsur agama mereka mengatakan bahwa Palestina lah yang memulai dari pergerakan hamas, hal ini membuktikan bagaimana keberpihakan media dan bagaimana mereka menguasai media dengan membuat berita-berita yang seakan-akan apa yang dilakukan Israel tidak salah, padahal yang mereka lakukan adalah hal yang sangat biadab.
Gerakan free palestine saat ini bukan hanya diteriakkan oleh bangsa arab maupun kaum muslimin saja, tapi dunia membuka mata terhadap isu ini sehingga setiap negara tidak hanya terpaku pada isu agama dan suku mulai saja namun secara gambaran besar bahwa ini adalah masalah kemanusiaan. Maka, tidak heran seluruh warga negara di seluruh penjuru dunia mengibarkan bendera Palestina dan mengecam perbuatan terkutuk Israel dan menyerukan penjajahan ini diberhentikan secepatnya.
Menurut hukum humaniter, agresi Israel terhadap Palestina telah melanggar prinsip-prinsip hukum humaniter, yaitu: prinsip kemanusiaan, prinsip pembatasan, dan prinsip pembedaan. Israel telah melakukan kejahatan perang sehingga masyarakat internasional bertanya bagaimana Israel dapat diadili. PBB sendiri seperti tidak dapat melakukan apapun dan kehilangan fungsinya, sehingga PBB seakan memiliki keberpihakan terhadap Israel.
Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala