Bener Meriah, Bara News– Kehadiran aparat kepolisian dalam ruang-ruang ibadah bukanlah hal baru di Kabupaten Bener Meriah. Namun, ketika seorang kapolsek naik ke mimbar sebagai khatib Shalat Jum’at, pesan yang disampaikan tak hanya menyentuh sisi spiritual, tetapi juga sosial dan keamanan warga. Itulah yang dilakukan Kapolsek Bukit, AKP H. Selode Ilen, S.E., yang menjadi khatib Shalat Jum’at di Masjid Al-Muhajirin, Kampung Isaq Busur, Kecamatan Bukit, Jumat (25/7/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Safari Jum’at Polres Bener Meriah, yang sudah memasuki kunjungan ke-55. Program tersebut dirancang sebagai bentuk pendekatan humanis antara kepolisian dan masyarakat melalui jalur spiritual, memperkuat sinergi antara tugas kepolisian dan nilai-nilai keagamaan.
Dalam khutbahnya, AKP Selode mengangkat pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), dengan menekankan peran ibadah berjamaah sebagai fondasi kebersamaan sosial di tingkat kampung.
“Shalat berjamaah di masjid adalah simbol kekompakan warga. Dari kekompakan itu, akan lahir kekuatan untuk membangun desa yang lebih baik,” ujar Kapolsek kepada jamaah.
Ia juga menyampaikan imbauan agar warga lebih waspada terhadap potensi kejahatan, terutama saat meninggalkan rumah untuk ibadah. Kapolsek menyarankan penggunaan kunci ganda pada kendaraan serta membiasakan budaya saling menjaga antarwarga demi menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
Lebih jauh, AKP Selode menyerukan peran tokoh agama dan para orang tua untuk mengarahkan generasi muda agar menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas spiritual dan sosial, serta menjauhi kegiatan yang berpotensi mengganggu ketenteraman masyarakat.
“Marilah kita jalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Jalin hablum minannas, perkuat hubungan antarsesama agar kampung kita menjadi tempat yang damai dan diberkahi,” pesan AKP Selode.
Sebagai penutup khutbah, ia mengutip sebuah hadis Rasulullah SAW tentang pentingnya menjaga kehalalan rezeki. Menurutnya, harta yang berasal dari jalan haram tidak akan mendatangkan keberkahan, meski dipergunakan untuk hal baik sekalipun.
Kegiatan Safari Jum’at ini mendapat respons positif dari jamaah dan tokoh masyarakat setempat. Bagi warga, kehadiran aparat kepolisian dalam bentuk khutbah Jum’at bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk nyata bahwa keamanan dan kedamaian bukan hanya urusan negara, tapi juga tanggung jawab bersama umat.
Program ini juga memperkuat kesan bahwa kepolisian bukan sekadar alat penegak hukum, tapi bagian dari masyarakat itu sendiri. Melalui mimbar masjid, aparat hadir bukan dengan seragam dan garis polisi, melainkan dengan suara yang menyentuh hati: mengajak, mengingatkan, dan merangkul.
Dengan pendekatan semacam ini, hubungan antara masyarakat dan aparat penegak hukum diharapkan semakin erat, bukan karena rasa takut, melainkan karena saling percaya. Sebab, menjaga kampung dari gangguan bukan hanya tugas kepolisian, tetapi tugas seluruh warga yang mencintai kedamaian. (Dani)