Bener Meriah Baranewsaceh.co – Pj. Bupati Drs Haili Yoga. M. Si membuka secara resmi Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat SD/MI se kabupaten Bener Meriah di SDN 1 dan SDN 2 Pante Raya kecamatan Weh Pesam Kabupaten Bener Meriah. Selasa (24/10/2023).
Sebelumnya untuk mengawali lomba sembari menunggu kehadiran Pj Bupati. Kabid Dikdas Jariansyah. S.Pd mempersilakan seluruh peserta berikut dewan juri untuk memulai perlombaan. Kepada media ini Jariansyah mengatakan jumlah peserta lomba mencapai 200 orang dari enam (6) cabang yang di perlombakan.
Selanjutnya pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu berakhir sekira pukul 17.30 Wib dan di tutup langsung oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Saidi.M.Nurdin S.Pd. M.Pd. Saat bersamaan koordinator dewan Juri Turham S.Ag.M.Pd juga mengumumkan hasil penilaian dewan juri dari masing masing cabang lomba Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat SD/MI se- kabupaten Bener Meriah.
Cabang Pedato Gayo.
1. Justru Mahriza SD 1 Timang Gajah
2. Hayfa Agrifina SD Ramung Jaya
3. Aqira Naila Falsa SDN Puja Mulia
4. Nilzam Alhadi SDIT Darul Falah.
Cabang Jangin.
1. Sipawati SD 1 Rimba Raya
2. Asifa Qulia SD IT Almanar
3. Yani SD Saat Kilang
4. Faisal Imamul Hakim SD Darul Falah
Cabang Kekeberen.
1 Laila Wan Ara SD 2 Ronga Ronga
2. Asyifa Silfiani SDN Simpang Layang
3. Flona Putri Diya SD Tawar Sedenge
4. Habib Raynako MIN 1 Bener Meriah
Cabang Puisi Gayo
1. Gibran Arafat SDN Ramung Jaya
2. Haira Auffani SDN Pantan Lues
3. Awafia Nafisa MIN 1 Bener Meriah
4. Salsabila SDN Tawar Sedenge.
Cabang Seni Berakah
1. Jefri Pebrian Praama MIN 2 Bener M
2. Julian Simah Bengi Mis WTU
3. Fitzah Fasliah MIN 5 Bener Meriah
4. Kamisan SDN Buntul Kemumu
Cerite Singket.
1. Ini Magfiratin SDN Kute Kering
2. Nayla Iqlima SDN Remang Ketuken
3. Ania Suvara Dini SDIT Al Manar
4. Dimatun Asri Sahrila MIN 2 Bener Meriah.
Sementara itu beberapa wali murid yang yang enggan di sebut namanya kepada media ini mengatakan. Berdasarkan hasil perlombaan sekira 70% pemenang lomba berasal dari sekolah sekolah yang berada di pedalaman atau sekolah yang jauh dari pusat kota. Indikatornya adalah keberadaan bahasa Gayo saat ini hanya eksis di daerah pedalaman. Dengan demikian dapat disimpulkan, saat ini memang keberadaan bahasa Gayo sudah sangat rentan dari kepunahan. Tutupnya.
Senada dengan wali murid, Saidi M.Nurdin. S.Pd.M.Pd sekretaris Dinas Pendidikan juga menimpali. “Orang lain peduli sama bahasa kita, suka dengan budaya kita. lalu kenapa kita lupa dengan apa yang telah di wariskan oleh leluhur kita sendiri”
Mengakhiri penyampaiannya saat menutup Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Saidi M. Nurdin juga mengajak semua pihak untuk kembali mengajarkan anak anak kita berbahasa Gayo sejak dini. Pungkasnya. (Hamdani)