BENER MERIAH, BARA NEWS — Budaya membaca perlahan mulai tumbuh dan berkembang di kalangan anak-anak usia dini di Desa Blang Panas, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Sebuah perubahan kecil namun bermakna itu dimulai dari upaya sederhana yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh yang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik literasi di desa tersebut.
Dengan semangat untuk membangun kebiasaan membaca sejak dini, para mahasiswa mendekatkan buku dan perpustakaan kepada anak-anak. Ketua kelompok KKN Literasi Kampung Blang Panas, Muhammad Dian Zulfian, menyampaikan bahwa awalnya hanya ada sekitar lima anak yang tertarik datang ke perpustakaan desa. Namun seiring waktu, antusiasme tumbuh, dan jumlah pengunjung anak-anak yang datang membaca meningkat signifikan. Setiap sore, perpustakaan desa kini ramai oleh anak-anak yang datang dengan rasa ingin tahu dan semangat membaca.
Menurut Dian, pendekatan yang dilakukan bukan hanya dengan memberikan buku atau mengajak membaca, tetapi juga dengan menciptakan suasana yang menyenangkan di perpustakaan. Misalnya, pada Kamis, 24 Juli 2025, mereka menggelar kegiatan melukis dengan cat akrilik. Pendekatan kreatif seperti ini dianggap mampu menumbuhkan rasa nyaman, rasa memiliki, sekaligus memupuk ketertarikan anak terhadap lingkungan literasi.
Upaya menumbuhkan budaya literasi tidak hanya dilakukan di Desa Blang Panas, tetapi juga menjangkau anak-anak dari desa tetangga seperti Desa Blang Tampu. Keikutsertaan anak-anak dari desa lain menandakan bahwa semangat literasi bisa menjalar lebih luas bila dikelola dengan metode yang tepat, dan dihidupkan oleh lingkungan yang mendukung. Ini menjadi sinyal positif bahwa literasi tidak mengenal batas administratif desa.
Muhammad Dian Zulfian berharap kegiatan literasi yang mereka mulai dapat terus berlanjut dan dikembangkan oleh masyarakat dan pemerintah desa, meskipun mereka kelak tidak lagi berada di Blang Panas. Menurutnya, gerakan literasi bukan hanya sekadar program sesaat, tetapi proses berkelanjutan yang membutuhkan komitmen jangka panjang.
Dukungan dari pemerintah desa menjadi elemen penting dalam keberlanjutan gerakan ini. Reje Kampung Blang Panas, Fadlika, menyatakan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa yang telah menciptakan gairah membaca di kalangan anak-anak. Ia menilai bahwa perkembangan literasi yang cepat di desanya adalah sebuah langkah awal yang sangat penting untuk masa depan generasi muda.
Fadlika juga berharap Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui dinas terkait dapat lebih memberi perhatian pada Kampung Blang Panas sebagai salah satu kampung literasi yang potensial di wilayahnya. Ia menggarisbawahi bahwa desa ini memiliki infrastruktur pendidikan yang cukup lengkap, mulai dari PAUD hingga SMA, yang dapat menjadi landasan kuat untuk mengembangkan literasi secara sistemik dan berkelanjutan.
Pertumbuhan budaya literasi di Desa Blang Panas menjadi contoh nyata bahwa perubahan sosial yang besar bisa dimulai dari tindakan kecil, asal dilakukan dengan niat tulus, strategi yang tepat, dan dukungan dari banyak pihak. Di tengah tantangan era digital yang semakin kompleks, gerakan literasi menjadi salah satu pondasi penting untuk membangun generasi yang tangguh, kritis, dan berpengetahuan. (DANI)