Kutacane, Aceh Tenggara — Ribuan pelajar dan santri dari seluruh penjuru Kabupaten Aceh Tenggara memadati Lapangan Kantor Bupati dan Masjid Agung At-Taqwa Kutacane pada Rabu (25/6/2025), dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 Kabupaten Aceh Tenggara yang dirangkai dengan penyambutan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah.
Acara dimulai dengan pawai akbar yang dilepas langsung oleh Bupati Aceh Tenggara, H. M. Salim Fakhry, SE., MM., dari Lapangan Kantor Bupati. Ribuan peserta dari kalangan siswa-siswi SMA, SMP, hingga para santri dari berbagai dayah di seluruh kecamatan turut ambil bagian, membawa semangat kebersamaan dalam nuansa religi dan kebudayaan lokal.
Dalam sambutannya, Bupati Salim Fakhry menekankan bahwa peringatan hari jadi daerah bukan sekadar seremoni, tetapi juga momentum refleksi untuk memperkuat nilai-nilai fundamental daerah, khususnya di bidang keagamaan, pendidikan, dan budaya.
“Momentum ini yang kita rayakan pada 25 Juni 2025 mencerminkan bahwa kemajuan suatu daerah harus dibarengi dengan penguatan iman, ilmu, dan budaya. Itulah fondasi yang akan membawa Aceh Tenggara menuju masa depan yang lebih baik,” ujar Salim Fakhry.
Setelah pawai yang berlangsung meriah dan tertib, kegiatan dilanjutkan dengan Tabligh Akbar dan doa bersama di Masjid Agung At-Taqwa. Ratusan jamaah yang terdiri dari unsur Forkopimda, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), alim ulama, tokoh masyarakat, serta warga umum dari berbagai pelosok desa memadati masjid, menandai kuatnya semangat ukhuwah dan persatuan dalam kehidupan masyarakat Aceh Tenggara.
Suasana religius semakin terasa saat lantunan doa dan zikir menggema di dalam masjid. Para peserta larut dalam kekhusyukan, memohon keberkahan bagi daerah dan keselamatan bagi seluruh masyarakat. Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi besar antara pemerintah dan masyarakat, serta refleksi spiritual yang sangat relevan di tengah berbagai tantangan pembangunan.
Bupati dalam penutup sambutannya berharap agar seluruh elemen masyarakat terus membangun sinergi dalam mewujudkan cita-cita bersama.
“Semoga Aceh Tenggara senantiasa diberkahi, menjadi daerah yang hebat, religius, berbudaya, dan sejahtera,” ucapnya penuh harap.
Momentum ini bukan hanya perayaan usia daerah atau penanggalan Islam semata, tetapi juga penegasan nilai-nilai lokal yang terus dijaga: ketaatan pada agama, kecintaan terhadap ilmu, dan pelestarian budaya sebagai ciri khas Aceh Tenggara. (RED)