Petani Kopi Aceh Tengah Terancam! Perubahan Iklim Hantui Kesejahteraan Mereka

Redaksi Bara News

- Redaksi

Selasa, 25 Maret 2025 - 01:53 WIB

50713 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aceh Tengah – Perubahan iklim semakin dirasakan dampaknya oleh para petani kopi di Aceh Tengah. Fluktuasi suhu yang tidak menentu, curah hujan yang berubah drastis, dan kelembapan udara yang meningkat menjadi tantangan besar bagi keberlanjutan produksi kopi di daerah ini. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Azida Alfarisi dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh mengungkap bahwa kondisi ini berdampak signifikan pada kesejahteraan ekonomi para petani kopi di wilayah tersebut.

Dalam penelitian berjudul “Analisis Perubahan Iklim dan Kesejahteraan Ekonomi Petani Kopi di Aceh Tengah dalam Perspektif Maqashid Syariah”, Alfarisi menjelaskan bagaimana perubahan iklim menyebabkan penurunan produktivitas kopi, peningkatan biaya produksi, dan penurunan pendapatan petani. “Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada hasil panen, tetapi juga berimplikasi pada kesejahteraan petani secara keseluruhan,” ujar Alfarisi.

Dampak Ekonomi yang Makin Berat

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aceh Tengah dikenal sebagai salah satu penghasil kopi Arabika Gayo terbaik di Indonesia. Namun, perubahan iklim telah mengurangi luas lahan yang layak untuk budidaya kopi dan meningkatkan risiko serangan hama serta penyakit tanaman. Studi ini menemukan bahwa kondisi iklim yang semakin tidak stabil menyebabkan biaya produksi meningkat, sementara hasil panen menurun drastis. Akibatnya, banyak petani kopi menghadapi ketidakpastian ekonomi yang semakin besar.

“Banyak petani yang mengalami penurunan pendapatan karena hasil panen mereka tidak sebaik sebelumnya. Beberapa dari mereka bahkan mulai mencari pekerjaan lain untuk mencukupi kebutuhan hidup,” tambah Alfarisi.

Maqashid Syariah Sebagai Solusi Adaptasi

Penelitian ini juga menyoroti bagaimana perspektif Maqashid Syariah dapat digunakan untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap kesejahteraan petani kopi. Maqashid Syariah, yang berfokus pada perlindungan agama (Hifz ad-Din), jiwa (Hifz an-Nafs), akal (Hifz al-Aql), keturunan (Hifz an-Nasl), dan harta (Hifz al-Mal), memberikan kerangka kerja bagi kebijakan yang dapat membantu petani menghadapi tantangan perubahan iklim.

Pendekatan berbasis Maqashid Syariah dapat diterapkan melalui pemberian akses permodalan berbasis syariah, pendidikan pertanian berkelanjutan, serta diversifikasi pendapatan bagi petani kopi. Selain itu, peran pemerintah dan lembaga keuangan syariah dalam mendukung infrastruktur pertanian yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim sangat dibutuhkan.

Perlunya Intervensi Pemerintah dan Kebijakan Adaptif

Untuk menghadapi tantangan ini, para petani berharap adanya intervensi dari pemerintah dalam bentuk bantuan teknologi pertanian, program edukasi, serta akses terhadap bibit kopi yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. Selain itu, dukungan dari lembaga keuangan syariah diharapkan dapat membantu petani memperoleh modal usaha tanpa tekanan bunga yang tinggi.

“Jika kebijakan yang tepat dapat diterapkan, kesejahteraan petani kopi dapat tetap terjaga meskipun di tengah tantangan perubahan iklim yang terus berlangsung,” pungkas Alfarisi.

Dengan hasil penelitian ini, diharapkan kesadaran akan dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian semakin meningkat dan mendorong berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam mencari solusi yang berkelanjutan.

Berita Terkait

Bupati Aceh Tengah Haili Yoga Sosok Pemimpin Mengikuti Jejak Rasulullah
ALA Kembali Diperjuangkan, Tokoh Gayo Berkumpul di Linge Land
Hidupkan Ramadhan KAMMI Daerah Gayo gelar kegiatan berbagi.
Pangdam IM : Penangkapan Pengedar sabu sebagai wujud komitmen Kodam dalam pemberantasan Narkoba di Aceh
Politisi Partai NasDem Hamdan Ingatkan Pemerintah Daerah Pastikan Kenyamanan Saat Mudik Lebaran Idul Fitri
Apakah Kami Orang Gayo “Ditinggalkan”
Sat Reskrim Polres Aceh Tengah Gagalkan Perdagangan Kulit Harimau Sumatra
DPRK Apresiasi Polres Aceh Tengah Dalam Tertibkan Knalpot Brong Motor Selama Ramadhan

Berita Terkait

Senin, 31 Maret 2025 - 13:47 WIB

Babinsa Koramil 10/Pantan Cuaca Menjalin kedekatan dengan Pemuda dengan Cara Silahturahmi di Hari Raya Idhul Fitri 1 Syawal 1446 H

Minggu, 30 Maret 2025 - 15:26 WIB

Babinsa Koramil 10/Pantan Cuaca Melaksanakan Komsos Dengan Masyarakat Desa Binaan

Kamis, 27 Maret 2025 - 12:55 WIB

Jelang Serah Terima Jabatan Komandan Kodim 0113/ Gayo Lues, Tim Verifikasi Tiba Di Kodim 0113/ Gayo Lues

Kamis, 27 Maret 2025 - 12:30 WIB

Cek harga sembako di Bulan Ramadhan, Babinsa Desa Sangir turun ke Pasar Tradisional

Rabu, 26 Maret 2025 - 12:58 WIB

Babinsa 10/Pantan Cuaca Komsos Dengan Anak anak Di Desa Binaan

Selasa, 25 Maret 2025 - 15:14 WIB

Kodim 0113/ Gayo Lues Bersama Forkopimda Melaksanakan Bazar Murah Dalam Rangka Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 H/ 2025 M

Minggu, 23 Maret 2025 - 23:56 WIB

Berkah Ramadhan Kepala Desa Kampung Bener Digul, Manap Santuni Anak Yatim

Sabtu, 22 Maret 2025 - 22:35 WIB

Pemerintah Kampung Bustanussalam Gelar Musabaqoh Tilawatil Qur’an

Berita Terbaru