Bener Meriah Baranewsaceh.co | Banyak yang mencibir kami dengan adanya program bagi tanah bagi keluarga yang belum memiliki tanah. Namun kami tidak perduli dengan semua itu, karena kami berpikir apa yang kami programkan itu sudah benar.
“Menurut hemat kami, salah satu upaya untuk mensejahterakan masyarakat Bener Meriah yaitu, masyarakat harus memiliki tanah sebagai lahan garapan untuk ditanami kopi. Karena peluang untuk yang lainnya sepertinya sudah sangat terbatas. Ucapnya.
Tagor mencontohkan, saat ini harta pusaka peninggalan orang tua, apabila di bagikan kepada anak cucunya, paling hanya kebagian 3 Rante dalam satu keluarga. Jarang yang ada memiliki kebun luas. Pertanyaannya, apakah dengan luas lahan 3 Rante tersebut, masyarakat dapat di sejahterakan, Tanya Tagor. Ditambahkannya, saya tidak berpikir untuk hari ini, besok atau lusa. Saya berpikir jauh untuk masa yang akan datang. ucapnya. Maka solusinya, jika masyarakat mau disejahterakan, tak ada pilihan lain selain memberi mereka lahan perkebunan. Tegasnya.
Dulu saya berusaha menggaet kembali 9 desa di tapal batas Aceh Timur, Serah Reje, Serah Gele dan lain lainnya. Hal ini saya lakukan karena amanah para leluhur negeri ini. Ada sejumlah pang (pejuang) yang mati sahid disana, dalam amanahnya perbatasan Gayo kelak adalah Gunung Runtuh. Katanya.
Atas dasar itulah kemudian saya bertekad untuk mengambil alih kembali desa desa tersebut. Karena menurut sejarahnya, desa tersebut merupakan desa milik Aceh tengah yang di titipkan kekabupaten tetangga.
Tagore kemudian menimpali, kenapa saya ngotot, mengadopsi kembali desa desa tersebut ? Karena saya tau disana itu ada sumber minyak dan Gas. Cukup untuk mensejahterakan rakyat Bener Meriah. Cukup menjadi sumber PAD bagi Bener Meriah di masa yang akan datang. Kelak anak cucu kita dapat menikmatinya di kemudian hari.
Tapi sayang, ketus Ama Tagor, semua jadi sia sia, karena Bupati berikutnya tak memiliki jiwa petarung, (Geson). Alih alih semua diserahkan kembali kekabupaten Aceh Timur. “Kero nge wan pingen ta dabuh i tekaren”. Dengan nada penuh emosi, Ama Tagor sangat menyesalkan semua itu !.
Hamparan pasir putih luas membentang, siapa yang mau didudukan disana. Apakah lahan seluas itu harus di serahkan kembali pada orang lain ? Tanya Tagor. Kita akan buat program Eksklave desa, yakni wilayah suatu desa berada di dalam wilayah desa lain.
Kepemilikannya jelas sebagai aset desa, sehingga kedepan tidak ada lagi tanah Bener Meriah yang dirambah orang. Begitu juga status hukumnya harus di perjelas. Karena dalam jangka waktu 10 tahun kedepan desa tidak lagu memiliki wilayah karena terbatasnya lahan serta padatnya penduduk. Namun ada solusi untuk semua itu, melalui tanah aset desa yang berada di dalam wilayah desa lain. Tegasnya.
Leluhur negeri ini telah mengajarkan kepada kita, tentang bagaimana cara memajukan suatu wilayah. Dulu kampung Nosar hanya ada di tepian danau Laut Tawar, lalu kenapa di Bener Meriah juga ada kampung Nosar. Hal tersebut karena adanya migrasi penduduk setempat untuk membuka lahan pertanian. Lalu kenapa kita tidak melakukan hal yang sama. Terserah kepada desa yang bersangkutan, yang jelas lahan tersebut, milik desa. Sedangkan menyangkut statusnya itu proses nantinya. Ucap Ama Tagor.
Selagi ada lahannya, kenapa kita tidak bagikan ke masing masing desa sebagai pemiliknya. Agar di pasir putih juga ada nama desa Jongok Musara, ada desa Bathin baru dan lain lain. Jangan hanya berpikir secara pribadi, ketika aku mati, akan ada hartapusaka buat anak cucu kita. “Desa juga harus punya harta pusaka bagi warganya. Lalu bagaimana caranya, nanti kita buat suatu program keberadaan wilayah suatu desa, berada dalam wilayah desa lain.ucapnya.
Dulu perbatasan kita jika arah ke Aceh Utara jelas Gunung salak. Tapi sekarang saudara kita dari Aceh Utara menguasai daerah Pantan Antara dan sekitarnya. Akhirnya tapal batas pun harus tergusur dengan sendirinya. Salahkah mereka ? tidak, jawab Ama Tagor ! Karena undang undang membolehkan kita hidup dan berusaha di mana saja.Lalu kenapa semua itu bisa terjadi, ini akibat kelalaian kita semua. Tutupnya.
Menguatkan apa yang disampaikan oleh calon Bupati Tagore Abu Bakar, calon wakil Bupati Ir. Armia juga mengajak masyarakat setempat untuk berpikir jernih, Arif dan bijaksana. Semoga kedepan kita mampu melakukan perubahan menuju Bener Meriah yang lebih baik dan sejahtera. Tutup Armia.
Senada diatas Tg Husnul Ilmi anggota DPRK Bener Meriah juga menyampaikan hal yang sama. Jangan gara gara sen 200 Bener Meriah tergadaikan. Ucapnya. Lebih lanjut Tgk Husnul Ilmi, juga mengutip pesan dari Tgk Ilyas Leube, “Gere rugi sesara jema si mubetih jati diri e” ucapnya.
Disisi lain Tgk. Husaini Sasa juga menyampaikan sedikit tausyiah terkait kepemimpinan. Intinya, mari kita bangun dan tata kembali kabupaten Bener Meriah, bersama pemimpin yang benar benar peduli terhadap rakyat Bener Meria. Pungkasnya.
Pantauan media ini, kendati hujan terus mengguyur kota Pondok Baru dan sekitarnya. Namun antusias masyarakat setempat terus berdatangan dan memenuhi kilang kopi milik Misriadi atau Adi Jan di kampung Janarata kecamatan Bandar kabupaten Bener Meriah. Senin (14/10/2024) (Hamdani).