Banda Aceh – Dukungan Anggota DPR RI dari PKS Nasir Jamil dan Mantan Walikota Illiza Saaduddin Jamal agar Bakri Siddiq bisa melanjutkan tahun kedua menjabat dinilai telah melukai hati rakyat. Pasalnya, sebagai wakil rakyat Aceh di DPR RI semestinya mereka lebih mendengarkan keluh kesah rakyat ketimbang sebatas mendengar laporan dari pejabat.
“Makanya jadi DPR RI itu turun dan dengar langsung jeritan rakyat kecil, kalau ke daerah jangan cuma sebatas dari kantor ke kantor dengar laporan pejabat. Apalagi DPR RI itukan ada uang untuk menyerap aspirasi Rp 450 juta yang diterima lima kali setahun, lalu ada lagi dana kunjungan daerah pemilihan atau dana reses sebesar Rp 140 juta sebanyak 8 kali setahun. Jadi, apa salahnya datang dan dengarkan langsung keluhan masyarakat kecil, sehingga tak hanya sibuk bela-bela pejabat dan malah mengabaikan kondisi ril di masyarakat,” ungkap koordinator Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Untuk Rakyat (GeMPUR) Asrinaldi, Senin 10 Juli 2023.
Dia mengaku kesal, dukungan yang disampaikan 2 anggota DPR RI Aceh terhadap mantan Pj Walikota Banda Aceh Bakri Siddiq karena disisi lain masyarakat kecil di Banda Aceh dalam kondisi memilukan. “Seharusnya kan dewan itu datang ke tenaga kebersihan, tanyakan apa gajinya lancar lalu apa bonus Rp. 889 juta yang dijanjikan Bakri Siddiq sudah direalisasikan. Begitupun dengan tenaga kontrak, apakah tunjangan beban kerjanya tahun lalu sudah dibayar, berapa bulan belum dan seterusnya,” katanya.
Asrinaldi mengutarakan, seharusnya sebagai Wakil Rakyat, Nasir dan Illiza itu datang atau cek bagaimana nasib buruh bangunan yang upahnya tak kunjung dibayar rekanan disebabkan oleh banyak rekanan sampai detik ini uangnya tak dibayarkan walaupun pekerjaannya sudah diselesaikan tahun lalu.
Bagaimana pula halnya dengan nasib para atlet pemenang Pora yang dijanjikan Rp 20 juta per orang namun juga tak diberikan. Belum lagi, persoalan penegakan syariat islam yang menjadi kekhususan Aceh apakah berjalan maksimal atau semakin kendor pelaksanaannya.
“Wajarkan banyak masyarakat heran ini koq ada wakil rakyat di DPR RI malah bela-bela mantan penjabat kepala daerah dengan testimoni-testimoninya agar penjabat tersebut diperpanjang. Seyogyanya wakil rakyat cek itu persoalan di masyarakat, lalu tekankan kepada Pj Walikota agar segera dituntaskan, pasti Penjabat Kepala Daerah yang notabenenya ditunjuk pemerintah pusat gak berani dan pasti bakal bekerja keras, apalagi jika yang beri warning itu DPR RI. Makanya, kami rasa sikap 2 perwakilan Aceh di senayan ini sedikit aneh karena abaikan persoalan yang terjadi di tengah-tengah rakyat,” ujarnya mengaku kesal.
Menurutnya, seorang wakil rakyat itu digaji dan diberi fasilitas oleh negara untuk menyerap aspirasi rakyat, mendengarkan keluh kesah rakyat kecil lalu memperjuangkannya. Bukan malah sebaliknya, dikala banyak rakyat yang menjerit malah ada DPR RI yang sibuk bersuara membela pejabat agar diperpanjang masa jabatannya.
“Sungguh mengecewakan, untuk apa juga fasilitas mewah dan uang reses dan penyerapan aspirasi yang jumlahnya milyaran pertahun itu jika tidak bisa menyerap aspirasi masyarakat dan memperjuangkannya,” tambahnya.
Asrinaldi juga mengatakan, kali ini rakyat hanya berharap agar pemerintah pusat dapat menunjuk sosok penjabat yang paham dan peduli, serta tak sibuk dengan pencitraan atau pun laporan asal bapak senang semata. “Ketika DPR RI yang diamanahkan rakyat sudah tak lagi mengutamakan kepentingan rakyat dan justru sibuk lebih memilih menjadi juru bicara pembela pejabat karena kepentingan kelompoknya, maka satu-satunya harapan adalah kasih sayang dan kebijaksanaan pemerintah pusat sebagai pemberi mandat agar menghadirkan keputusan yang bijaksana dan lebih berorientasi kepada kepentingan rakyat. Apakah mereka tidak berpikir tenaga kebersihan, buruh hingga rekanan itu juga punya keluarga yang harus dinafkahi, ketika hak-hak nya di tahan dalam waktu berbulan bulan tapi kesannya wakil rakyat tersebut malah tutup mata, tiba-tiba bersuara malah untuk suksesi penjabat kepala daerah yang tak berhasil memenuhi tanggung jawab dan janjinya kepada rakyat. Ada apa sebenarnya,” sebutnya mengaku kesal.
Mahasiswa juga meminta rakyat yang kini sedang kesulitan untuk mengingat semua tersebut di dalam hati, dan memberikan catatan hitam kepada wakil rakyat yang sibuk apresiasi dan membela pejabat tanpa memikirkan persoalan rakyat. “Jangan sampai nanti jelang pemilu udah perlu ma rakyat, kemudian setelah dapat amanah tak mau tau kondisi rakyat sesungguhnya,” katanya lagi (HS)