JAKARTA | Para pejabat kesehatan Gaza Senin (15/4) mengatakan jumlah korban tewas dalam ofensif Israel bertambah menjadi sedikitnya 33.797 orang. Sementara itu militer Israel berjanji akan tetap fokus pada misinya mengalahkan kelompok militan Hamas dan memastikan pembebasan seluruh sandera yang masih ditawan di Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan angka itu mencakup 68 kematian sehari sebelumnya, dan lebih dari 76 ribu orang terluka sejak perang Israel-Hamas dimulai pada Oktober lalu. Korban tewas tidak dibedakan antara militan dan warga sipil, tetapi kementerian itu mengatakan sekitar dua per tiga korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Israel memulai kampanyenya untuk melenyapkan Hamas setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang.
Militer Israel Senin mengatakan mereka menghantam tempat-tempat di Lebanon Selatan yang digunakan kelompok militan Hizbullah. Jet-jet Israel juga mencegat sebuah drone udara yang mendekati negara itu dari arah timur, kata militer.
Menyusul serangan rudal dan drone oleh Iran pada Sabtu lalu, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Israel tidak melupakan “misi penting di Gaza” untuk menyelamatkan 133 sandera yang masih ditawan Hamas. Sekitar 100 dari sandera tersebut diyakini masih hidup.
Para perunding telah berpekan-pekan membahas suatu proposal gencatan senjata yang akan menghentikan pertempuran untuk sementara. Kesepakatan itu akan mencakup pembebasan sekitar 40 sandera oleh Hamas dan pembebasan ratusan tahanan Palestina oleh Israel. Akan ada pula peningkatan bantuan kemanusiaan yang menjangkau warga sipil di Gaza yang sangat membutuhkan pertolongan.
Militer Israel hari Minggu juga mengatakan mereka sedang mengaktifkan dua brigade tentara cadangan untuk operasi di Gaza. Langkah ini diambil menjelang rencana ofensif di Rafah yang menurut para pemimpin Israel perlu untuk menuntaskan misi mereka melenyapkan Hamas, yang telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh AS.
PBB, AS dan pihak-pihak lainnya telah menyatakan kekhawatiran mengenai kemungkinan bencana kemanusaan jika Israel melancarkan ofensif besar-besaran di Rafah. Rafah adalah tempat tinggal lebih dari separuh populasi Gaza. [uh/ab]/VOA