Syal Kerawang Gayo Warnai Keberangkatan Jemaah Haji Asal Gayo Lues

Redaksi Bara News

- Redaksi

Sabtu, 24 Mei 2025 - 23:29 WIB

50388 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gayo Lues– Keberangkatan rombongan jemaah haji asal Kabupaten Gayo Lues, Aceh, pada Rabu malam, 21 Mei 2025, menyuguhkan pemandangan yang berbeda. Di antara pakaian ihram serba putih yang menjadi simbol kesucian, tampak sehelai syal berwarna cerah tergantung di leher para jemaah. Syal itu adalah kerawang Gayo, kain tradisional yang sarat akan makna budaya, kini menyertai perjalanan spiritual mereka ke Tanah Suci.

Warna-warna terang seperti merah, hijau tosca, dan kuning membentuk pola geometris khas di atas latar kain hitam. Ada pula pola salur khas Aceh yang memperkaya tekstur visual syal tersebut. Kerawang Gayo bukan sekadar aksesori, melainkan warisan budaya masyarakat Gayo yang mencerminkan filosofi hidup, adat, dan nilai spiritual.

“Ini kerawang Gayo. Kerawang Aceh pun ada, kerawang Takengon pun kan ada, tapi ini beda,” kata Jawiriyah, seorang jemaah dari Blangkejeren. Ia mengaku syal tersebut diberikan oleh ketua rombongan. Namun, Abdul Kariman, Ketua Rombongan 10 Kloter BTJ 04, menjelaskan bahwa syal disediakan oleh pemerintah daerah sebagai bagian dari tradisi tahunan.

Pemberian syal kerawang ini sudah menjadi kebiasaan rutin setiap musim haji. Selain menjadi penanda identitas daerah, syal ini juga berfungsi praktis. “Kalau dipakai kerawang Gayo ini, saya lebih mudah mengenali anggota rombongan,” ujar Abdul. Tahun-tahun sebelumnya, pemerintah daerah juga memberikan ciri khas serupa, seperti batik atau kain adat lainnya.

Kerawang Gayo dikenal luas sebagai bagian penting dari kebudayaan masyarakat Gayo. Wastra ini biasa dikenakan dalam upacara pernikahan dan kegiatan seni. Meskipun kini sebagian besar diproduksi dengan mesin, kerawang dulunya disulam secara manual dengan ketelitian tinggi. Motifnya tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga mengandung filosofi yang diwariskan turun-temurun.

Setiap warna dalam kerawang Gayo mengandung arti: hitam melambangkan keputusan adat, merah menandakan keberanian dalam menegakkan kebenaran, hijau sebagai simbol kerja keras dan ketekunan, putih menggambarkan kesucian lahir dan batin, dan kuning menjadi lambang kehati-hatian dalam bertindak. Semua makna itu menjadikan syal kerawang sebagai simbol moral yang menyatu dengan nilai keagamaan.

Motif-motif kerawang seperti emun beriring, tapak seleman, tekukur, dan pucuk ni tuis menjadi bagian dari kekayaan visualnya. Warisan ini bahkan telah diakui secara nasional sebagai Warisan Budaya Tak Benda melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 270/P/2014.

Penyematan kerawang Gayo kepada jemaah haji menjadi simbol kuat bahwa dalam setiap langkah spiritual, identitas budaya tidak ditinggalkan. Ia justru menyatu, menyampaikan pesan bahwa di balik kesucian ibadah, ada jejak kearifan lokal yang tetap melekat. Bagi para jemaah Gayo Lues, syal kerawang bukan hanya penghias tubuh, melainkan pengingat akan rumah, adat, dan warisan leluhur yang kini mereka bawa hingga ke Tanah Suci. (*)

 

Berita Terkait

Gayo Lues Police Launch Bhayangkara Cup 2025 to Celebrate 79th Bhayangkara Day with Spirit of Unity and Sportsmanship
Kapolres Gayo Lues Resmi Membuka Turnamen Bhayangkara Cup 2025 Sambut HUT Bhayangkara ke-79
Belanja Bersama: Gerakan Pemkab Gayo Lues Dorong ASN Hidupkan Ekonomi Lokal Lewat Pasar Terpadu
Lembaga Leuser Aceh Pertanyakan Legalitas dan Transparansi Izin PT GMR di Gayo Lues
Kepala DSI Gayo Lues Tegaskan Penegakan Syariat: Pakaian Ketat Saat Olahraga Dinilai Tidak Sesuai
Sekda Gayo Lues Ingatkan Warga Agar Berpakaian Islami Saat Olahraga, Penegakan Syariat Dimantapkan Lintas Instansi
Polsek Putri Betung Sambut Tim Penilai Lomba Kebersihan dari Polres Gayo Lues: Dorong Profesionalisme Polri Lewat Lingkungan yang Bersih dan Tertata
Dalam Rangka Hari Bhayangkara ke-79, Kapolres Gayo Lues AKBP Hyrowo, S.I.K. Pimpin Gotong Royong Bersihkan Dua Masjid Bersama Warga

Berita Terkait

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:57 WIB

Dugaan Penyalahgunaan Wewenang Kasi PMD Longkib: Pembuatan APBDes Dikenai Pungutan Liar, Perlu Atensi Hukum

Rabu, 11 Juni 2025 - 14:59 WIB

Kapolsek Runding IPTU A. Situmorang Dijuluki ‘Kapolsek Rakyat’ Berkat Pendekatan Humanis di Tengah Masyarakat

Rabu, 11 Juni 2025 - 00:13 WIB

Aksi Damai Aliansi Masyarakat Peduli Buruh dan Tani: Tolak Pemberhentian PT MSB II, Cari Solusi yang Lebih Baik

Selasa, 10 Juni 2025 - 15:53 WIB

Longkib Bersiap Jadi Tuan Rumah MTQ Ke-9 Subulussalam: Antara Kebanggaan Daerah dan Tekad Mewujudkan Generasi Qur’ani

Senin, 9 Juni 2025 - 20:51 WIB

HGU PT Laot Bangko Bermasalah: Derita Warga Penanggalan di Tengah Ladang Sawit dan Janji yang Tak Terpenuhi

Kamis, 5 Juni 2025 - 01:04 WIB

H. UMA Tanggapi Kisruh HGU PT Laot Bangko: DPD RI Serap Aspirasi Masyarakat Penanggalan

Kamis, 5 Juni 2025 - 00:59 WIB

Manajer PT Laot Bangko Diduga Berbohong Soal Paret Gajah dan HGU, Masyarakat Desak Audit Menyeluruh

Selasa, 3 Juni 2025 - 00:25 WIB

Upacara Khidmat Peringatan Hari Pancasila di Kota Subulussalam: Menguatkan Nilai Dasar Bangsa di Tengah Tantangan Zaman

Berita Terbaru