Sleman, Baranews – Sabtu pagi, 26 Juli 2025, Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, kembali melangkahkan kaki ke kampus almamaternya, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ditemani sang istri, Iriana Jokowi, kedatangan mantan presiden itu bukan sekadar temu kangen, tetapi juga hadir dalam momen yang mengandung muatan simbolik dan konfirmasi sejarah personal.
Jokowi tiba di lokasi reuni sekitar pukul 10.18 WIB. Dengan pakaian sederhana khasnya—kemeja putih dan celana panjang hitam—ia disambut hangat oleh sejumlah rekan seangkatan yang mengenakan pakaian berwarna biru senada. Senyum Jokowi mengembang, mencerminkan keakraban dan nostalgia yang mengalir deras di lingkungan yang membesarkan namanya sebagai mahasiswa angkatan 1980 jurusan Teknologi Kayu, Fakultas Kehutanan UGM.
Reuni berlangsung di gedung Fakultas Kehutanan UGM mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Lebih dari sekadar silaturahmi, acara ini mempertemukan ratusan alumni yang pernah berbagi ruang kuliah dan hutan pendidikan bersama Jokowi semasa muda. Beberapa dari mereka bahkan menunjukkan dokumentasi pribadi berupa foto perkuliahan, wisuda, hingga salinan transkrip nilai asli milik Jokowi.
Namun, kehadiran Jokowi di kampus bukan semata soal reuni. Di balik suasana akrab dan kekeluargaan, terselip konteks lain yang lebih luas: klarifikasi terhadap tudingan ijazah palsu yang kembali mencuat di ruang publik.
Dalam beberapa pekan terakhir, nama Jokowi kembali menjadi sorotan setelah dilaporkan ke Polda DIY oleh Rismon Sianipar atas dugaan penggunaan ijazah palsu. Laporan tersebut mencakup tiga dugaan tindak pidana, termasuk penyebaran informasi bohong soal dosen pembimbing skripsinya, Kasmujo. Rismon juga sempat melaporkan Rektor UGM Prof Ova Emilia atas tuduhan serupa, bahkan mengikutsertakan sejumlah alumni UGM yang menuduh adanya kebohongan dalam pernyataan Jokowi terkait jurusan kuliahnya.
UGM sendiri telah merespons tudingan tersebut melalui pernyataan resmi. Dalam klarifikasi terbuka, pihak universitas menegaskan bahwa Joko Widodo benar tercatat sebagai mahasiswa dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 80-34416-KT-1681, dan telah dinyatakan lulus pada 5 November 1985 dari jurusan Teknologi Kayu. Bukti administrasi akademik yang sah, seperti ijazah dan transkrip nilai, telah diverifikasi dan dinyatakan autentik.
Kehadiran Jokowi dalam reuni kali ini pun tak pelak menjadi penegasan tak langsung terhadap isu yang berkembang. Di tengah suasana persahabatan dan candaan teman lama, mantan presiden itu memperlihatkan sikap tenang menghadapi polemik yang menerpa dirinya. Dalam satu kesempatan, Jokowi hanya berkata ringan, “Mau nengok saudara sambil reuni,” seolah menyiratkan bahwa perjalanan ini adalah tentang kembali pada akar, bukan sekadar menjawab keraguan.
Sebagian pengamat menilai bahwa langkah Jokowi menghadiri reuni di tengah isu tersebut merupakan strategi komunikasi non-verbal yang kuat. Ia tidak menjawab dengan konferensi pers atau klarifikasi resmi, melainkan dengan menghadirkan dirinya langsung di ruang sejarah—di tempat di mana perjalanan intelektual dan hidupnya dimulai.
Reuni ini pun menjadi ruang bagi para alumni untuk memperkuat solidaritas, serta menghidupkan kembali semangat kebersamaan yang dibentuk di antara barisan pohon dan aroma kayu kampus kehutanan.
Lebih dari sekadar nostalgia, pertemuan ini menjadi semacam peneguhan kolektif bahwa sejarah akademik tidak bisa dihapus oleh prasangka. Dan bahwa, dalam wajah-wajah tua yang kini berkumpul kembali, ada cerita bersama yang tak bisa disangkal oleh narasi apapun. (*)