Bener Meriah – Agustus merupakan bulan penuh keberkahan bagi masyarakat Indonesia karena terdapat momen hari kemerdekaan Republik Indonesia, namun bagi Kepala MIN 2 Bener Meriah Lasma Farida,S. Ag., M.Pd lebih dari itu, sebab selain hari kemerdekaan ada 2 momen yang membahagiakan dibulan ini yaitu terbitnya novel Cut Nyak Lahore (CNL) yang ternyata tersebar sampai ke manca negara dan bertepatan dengan bulan kelahiran penulis
Penulis dengan nama pena Inen Melani itu merintis karir sebagai penulis telah dimulai sejak tahun 2019 yang masih dalam tahapan belajar baik secara online maupun offline dan selalu mengikuti beberapa event penulisan serta bergabung dengan beberapa komunitas menulis dan literasi aktif produktif.
Setelah setahun belajar sehingga membawa hasil yang gemilang, tepatnya tahun 2020 penerbit Pilar Pustaka yang berlokasi di Cirebon menerbitkan novel dengan judul Cut Nyak Lahore (CNL) dan sampai saat ini Lasma Farida telah menghasilkan karya 7 judul buku solo dan 85 karya antologi baik dalam bentuk fiksi maupun non fiksi.
Terkait dengan CNL. Sebagaimana diungkapkan pimpinan penerbit Pilar Pustaka Lilian Diana bahwa Novel yang bertajuk budaya dan pendidikan karya Lasma Farida Kepala MIN 2 Bener Meriah pada cetakan pertama sudah meraih level best seller dan dalam kurum waktu 1 tahun telah naik cetak beberapa kali.
Lilian Diana menambahkan, besarnya antusias masyarakat untuk membaca novel Cut Nyak Lahore di saat rendahnya daya baca dan minimnya buku bacaan yang mengangkat kearifan lokal, novel Cut Nyak Lahore ini hadir mewarnai literasi nusantara.
Lebih lanjut pimpinan penerbit Pilar Pustaka itu menyampaikan, semula novel CNL direncanakan hanya 1 volume dan tidak ada volume 2, tetapi mengingat besarnya minat dan permintaan para pembaca agar menerbitkan volume 2, untuk memenuhi kebutuhan pembaca maka terbitlah CNL Volume 2.
Hal yang menarik adalah penulis mampu mengemas CNL 1 dan 2 secara apik. Pembaca tidak harus membaca kedua novel, tetapi bisa cukup dengan membaca CNL volume 1 atau cukup membaca CNL 2 saja. Agar lebih sempurna bacalah volume 1 dan 2 ujar Lilian Diana
Novel CNL bukan saja di Provinsi Aceh tempat kelahiran dan domisili penulis beredar, tetapi tersebar ke seluruh nusantara, juga sampai ke Malaysia, Singapura, dan Hongkong, tambahnya
Hal menarik sebagai motivasi dalam berliterasi dari perjalanan kepala MIN 2 Bener Meriah tersebut pada tanggal 17 Agustus 2020 mendapat apresiasi dari KJRI Hong Kong dan memberi testimoni terhadap novel CNL, pungkas Lilian Diana
Sementara Konsul Jenderal RI di Hong Kong Ricky Suhendar memberikan testimoninya, membaca novel Cut Nyak Lahore serasa menikmati embun pagi dan menyeruput secangkir kopi yang menenangkan. Sedikit pahit rasa perjuangan hidup protagonist tidak membuat cerita menjadi tragedi melainkan serasa penyadap yang nyata menggambarkan kehidupan penuh tantangan sekaligus kaya akan harapan.
Berlatar belakang kearifan lokal dan budaya Aceh, saya yang di Hong Kong bagaikan dibawa sekian ribuan kilometer jauhnya ke tanah Gayo. Kegemaran budaya minum kopi di Aceh kental dituturkan dalam novel ini, yang saya yakini ikut membalut pembaca dengan syukur akan ragam kekayaan kultur yang kita punya sebagai Indonesia, tambah Ricky Suhendar.
Novel ini juga menggambarkan pesona lugas perempuan tangguh yang berpegang dan berjuang dengan nilai yang dia yakini. Dari Cut Nyak Lahore kita belajar arti perjuangan dan kesabaran. Secuil kosa kata Gayo dan tak lupa gutel kopi sanger yang rasanya ingin saya coba ketika suatu saat nanti berkunjung kesana, pungkas Ricky Suhendar Konsul Jenderal RI di Hong
Mari mengisi kemerdekaan dengan literasi dan prestasi.(*)