BANDA ACEH – Menjelang 50 hari kerja, kinerja Pj Wali Kota Banda Aceh, Illiza Afdal, mendapat sorotan dari berbagai pihak. Ketua Barisan Muda Aceh (BMA), Rahmad Rinaldi, menilai bahwa kebijakan yang dijalankan belum sepenuhnya mencerminkan visi dan misi yang dijanjikan. Ia menyoroti beberapa persoalan yang masih menjadi keluhan masyarakat.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah penegakan Syariat Islam di Banda Aceh yang dinilai melemah. Rahmad mengungkapkan bahwa masih ditemukan masyarakat yang secara terang-terangan melanggar aturan, seperti kedapatan berjualan makanan saat siang hari di bulan Ramadan. Di temukan Satpol PP WH tegasnya.
Selain itu, keluhan juga datang dari pedagang kaki lima yang mengaku mendapatkan oknum pungutan saat menjual takjil di bulan puasa. Menurut Rahmad, kondisi ini sangat bertolak belakang dengan upaya pemerintah dalam membantu perekonomian rakyat kecil. “Seharusnya pemko hadir untuk meringankan beban pedagang, katanya.
Rahmad juga menyoroti tidak adanya tindak lanjut dari Pemko Banda Aceh terkait instruksi Gubernur Aceh mengenai kewajiban salat berjamaah bagi PNS dan masyarakat. “Kalau instruksi gubernur saja diabaikan, bagaimana dengan kebijakan-kebijakan lainnya? Kita melihat hanya sibuk dengan pencitraan semata,” kritiknya.
Rahmad Rinaldi, turut menyoroti kondisi infrastruktur kota Banda Aceh yang dinilai kurang optimal, terutama dalam hal pencahayaan dan keindahan kota. Ia menilai banyak lampu jalan yang tidak berfungsi, sementara pemasangan lampu baru dilakukan tanpa memperbaiki yang lama. “Beberapa titik penting seperti depan Masjid Raya Baiturrahman, Jembatan Pango, dan kawasan Darussalam masih tampak gelap, padahal ini adalah area vital yang seharusnya terang dan tertata dengan baik,” ujar Rahmad. Menurutnya, pemerintah perlu lebih serius dalam mengelola infrastruktur perkotaan demi kenyamanan dan keamanan masyarakat.
Tak hanya itu, permasalahan air bersih juga menjadi keluhan warga. Menjelang Idul Fitri, masih banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan pasokan air yang layak. “Masalah ini seharusnya bisa segera diatasi, karena air bersih adalah kebutuhan dasar warga,” ujar Rahmad.
Dengan berbagai keluhan tersebut, BMA meminta agar Illiza Afdal lebih serius dalam menjalankan tugasnya. “Bukan hanya sekadar pencitraan, tapi harus ada kerja nyata untuk memperbaiki Banda Aceh. Rakyat butuh pemimpin yang benar-benar bekerja, bukan sekadar tampil di media,” pungkasnya.