Solo – Pemerintah semakin serius mempercepat penyelesaian proyek infrastruktur besar di Solo, khususnya proyek penataan kawasan Simpang Joglo yang telah menyedot anggaran dari APBN sebesar Rp 1,2 triliun. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang hadir untuk memantau perkembangan proyek ini, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung percepatan infrastruktur di wilayah Solo. Proyek besar ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2024 dan diharapkan mampu menjadi solusi untuk mengurai kemacetan di wilayah tersebut.
Gibran tiba di lokasi sekitar pukul 07.30 WIB, mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung, dipadukan dengan celana dan sepatu hitam. Kedatangannya di kawasan Simpang Joglo menarik perhatian masyarakat dan media yang sudah menunggu. Ia datang menggunakan mobil Maung, kendaraan buatan PT Pindad yang dikenal tangguh di berbagai medan, untuk memantau langsung progres proyek yang mencakup dua bagian utama: pembangunan underpass (jalan bawah tanah) dan rel layang atau elevated rail. Selama sekitar 30 menit, Gibran memantau perkembangan proyek ini dan menyempatkan diri berinteraksi dengan warga serta pekerja di lokasi proyek.
Di sela-sela tinjauan, Gibran juga menunjukkan perhatian pada masyarakat sekitar dengan membagikan susu kepada anak-anak yang ada di area proyek. Hal ini membuat suasana di sekitar lokasi menjadi lebih akrab, dan antusiasme warga untuk menyaksikan jalannya proyek pun semakin tinggi. Meski sejumlah wartawan hadir untuk meliput, Gibran memilih untuk tidak memberikan komentar atau menjawab pertanyaan dari media. Setelah selesai meninjau dan menyapa warga, ia melanjutkan perjalanan ke lokasi lain untuk memenuhi agendanya.
Manajer Proyek Elevated Rail Simpang Joglo, Dendy Purbowo, kemudian memberikan keterangan mengenai perkembangan proyek setelah kunjungan Gibran. Menurut Dendy, pembangunan underpass di Simpang Joglo telah mencapai 78 persen dan diharapkan selesai tepat waktu. Penataan kawasan Simpang Joglo ini diproyeksikan sebagai langkah strategis untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi di Solo. Proyek ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu underpass dan rel layang, yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas di wilayah tersebut.
“Untuk proyek rel layang atau elevated rail, pengerjaannya sudah berjalan selama tiga tahun dan kini mencapai 85 persen dari keseluruhan pekerjaan,” ungkap Dendy.
Dendy juga menjelaskan bahwa rel layang ini akan menghubungkan tiga stasiun utama di Solo, yaitu Stasiun Solo Balapan, Stasiun Kadipiro, dan Stasiun Kalioso. Keberadaan rel layang ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan yang sering terjadi di kawasan Simpang Joglo, terutama pada jam-jam sibuk, sehingga mobilitas warga Solo dapat lebih lancar dan efisien.
Selain itu, Dendy memaparkan bahwa pengerjaan underpass sudah berada di tahap akhir. Struktur dinding-dinding underpass telah selesai dibangun, dan kini pekerjaan difokuskan pada penggalian serta penguatan fondasi di beberapa titik yang membutuhkan tambahan dukungan struktur. Area bundaran di bawah jembatan kereta api, yang sebelumnya masih digunakan untuk operasional kereta api, kini sedang dalam tahap penataan agar mendukung arus lalu lintas kendaraan ketika proyek ini rampung.
Dengan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun yang berasal dari APBN, proyek ini diharapkan selesai tepat waktu. Target penyelesaian untuk underpass adalah pada 20 Desember 2024, sementara proyek rel layang atau elevated rail dijadwalkan selesai pada 31 Desember 2024. Dengan tenggat waktu yang semakin dekat, seluruh tim proyek diharapkan dapat bekerja maksimal untuk mencapai target ini sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat Solo dan sekitarnya.
Kehadiran Wakil Presiden Gibran di lapangan menunjukkan perhatian pemerintah yang serius terhadap proyek-proyek strategis di daerah. Selain memastikan pengerjaan berjalan sesuai rencana, kehadiran Gibran juga menjadi motivasi bagi para pekerja proyek untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas terbaik. Gibran berharap agar proyek ini dapat meningkatkan kualitas infrastruktur di Solo sekaligus memperbaiki aksesibilitas serta mobilitas masyarakat.
Kawasan Simpang Joglo, yang selama ini menjadi salah satu titik kemacetan di Solo, diharapkan bisa berubah setelah proyek ini selesai. Masyarakat Solo diharapkan dapat menikmati kemudahan transportasi dan perjalanan yang lebih singkat. Selain itu, infrastruktur yang lebih modern ini diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi di Solo dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Proyek Simpang Joglo ini menjadi salah satu langkah nyata pemerintah dalam membangun infrastruktur transportasi di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Tengah. Dengan rampungnya proyek ini, Kota Solo diharapkan mampu bersaing di era transportasi modern dan meningkatkan kenyamanan serta kualitas hidup masyarakatnya. (RED-CH86)