Dikala Anjing Pemburu Khianati Pawang

Redaksi Bara News

- Redaksi

Rabu, 21 Agustus 2024 - 21:22 WIB

50237 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opini oleh : Fauzan Azima/Teuku Gajah Putih (Mantan Panglima GAM Wilayah Linge)

“TIDAK perlu bersedih, mendendam, apalagi heran. Dia memang begitu.”

Itulah yang akan saya sampaikan kepada Muzakir Manaf alias Mualem jika saya bertemu dengannya. Ini penting saya sampaikan menyikapi dinamika politik Aceh yang melibatkan bekas Panglima Gerakan Aceh Merdeka itu.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika Mualem tertarik mendengarkan, maka saya akan menjelaskan asbabun nuzul perkataan itu dengan kisah tentang karakter manusia yang seperti itu. Manusia yang diselimuti penyakit hati dan dikendalikan oleh sifat-sifat tidak terpuji.

Hati yang kotor harus dibersihkan (takhalli). Lantas diisi dengan sifat-sifat baik (tahalli) lalu dia akan mendapatkan manifestasi atau perwujudan dari hasil berbuat baik (tajalli). Orang Sunda menyindir orang yang tidak mau membersihkan hati dengan sebutan “manuk sia” atau ayam.

Semua sifat kotor itu ada pada manusia. Kalau kita menganggap hewan rendah, maka manusia juga memiliki potensi sama jika gagal menggunakan pikiran dan hati. Orang-orang ini akan diletakkan Allah di tempat paling rendah, asfala safilin. Representasi sifat hewan itu melekat pada manusia.

Baca Juga :  Kades Cot Manyang Sambut Baik Kehadiran Kapolsek Seunagan Timur Gelar Jum'at Curhat.

Syahdan, Nabi Nuh as minta tolong kepada empat orang tukang. Tapi semua tukang itu meminta imbalan, yakni menikah dengan putri semata wayang Nuh. Tapi tidak mungkin Nuh menikahkan putrinya dengan empat orang tukang.

Sebagai nabi yang dilebihkan akal, pikiran, rasa dan perasaannya, tentu tidak ingin mengecewakan para tukang itu. Dia lantas berdoa kepada Tuhan agar diciptakan tiga orang perempuan lagi.

Tuhan pun mengabulkan permintaan itu. Dan menciptakan seorang perempuan dari kuda, kemudian seorang lagi dari anjing, dan seorang lainnya dari ular. Penjelasan ini membuat kita semakin yakin bahwa di hati manusia sekarang ini terselip sifat hewani.

Kalau dia suka berpetualang, ingin bebas dan keras kepala, itu dipastikan dari “titisan” kuda. Kalau selalu ingin ribut, bertengkar, berkelahi, dan tidak punya rasa malu, berarti mewakili sifat anjing. Sedangkan sifat ular mewariskan kelicikan, tipu daya, dan berkhianat.

Baca Juga :  Babi Ngepet and The Gank

Di Takengon ada istilah “asu kute (anjing kota)”. Sebutan ini, karena sering dipakai, disingkat menjadi “askut”. Konon, dulu di belantara Tanoh Gayo, sang pawang mendidik anjing pemburu yang andal.

Sampai pada satu ketika, saat si anjing merasa memiliki cukup kepintaran, dia mengkhianati si pawang, meninggalkannya dan pergi ke Takengon. Anjing itu bertahan hidup dengan mencari makan di tong-tong sampah. Saat malam tiba, dia tidur di emperan toko. Pada masanya, dia menjadi penguasa di antara para anjing.

Lantas pada 1980-an, ungkapan “askut” menjadi istilah bagi orang yang berusaha dekat dengan orang lain dengan segala cara; menjilat, membuat konspirasi dan akhirnya berkuasa.

Bagi manusia, ini adalah peringatan agar berhati-hati memilih kawan. Pura-pura baik, nyatanya berkhianat setelah mendapatkan apa yang dia anggap sebagai “kepintaran*. Muallim harus memberikan sebutan “asu kute” bagi orang yang mengkhianatinya.

(Mendale, Agustus 21, 2024)

Berita Terkait

“Junaidi; Sosok Multitalenta itu kini jadi Komisioner Informasi Aceh”
Kunjungan Danrem 012 Teuku Umar Di Mako Batalyon C Pelopor
Para Pelanggan PLN Harus Tau Diskon  Token Listrik Januari Dan Februari 2025.
Civitas Akademika STIAPEN Lakukan Kunjungan Kerja ke PT. Bara Energi Lestari
Relawan Senior PMI Kota Bandung Melaksanakan Jelajah Nusantara Dalam Rangka HUT Tsunami Aceh Ke 20.
Adri Ketua DP2OW RAPI Wilayah Nagan Raya Apresiasi Kinerja KIP Dan Panwaslih Atas Suksesnya Pilkada
Walaupun Harga Emas Naik Turun Awal Januari 2025 Tercatat Di KUA Suka Makmue 22 Catin. Yang Akan Ijab Kabul Di Masjid Giok.
Melirik Mahfud MD Versus Habiburokhman

Berita Terkait

Kamis, 30 Januari 2025 - 04:07 WIB

KPK Kolaborasi dengan Kemenkum, Perkuat Sinergi Pemberantasan Korupsi

Rabu, 29 Januari 2025 - 23:45 WIB

Kementerian HAM Desak Pertanggungjawaban Hukum Malaysia Atas Penembakan PMI

Rabu, 29 Januari 2025 - 16:43 WIB

APH Diminta Pantau Anggaran Desa Gayo Lues

Rabu, 29 Januari 2025 - 01:37 WIB

Wamentan Tekankan Pentingnya Penyerapan Beras Demi Swasembada Pangan

Rabu, 29 Januari 2025 - 01:34 WIB

Bawaslu RI Minta Jajaran Bekerja Transparan, Tegas, dan Responsif

Rabu, 29 Januari 2025 - 01:28 WIB

Selama 3 Bulan Pemerintahan, Komdigi Hadirkan 10 Ribu Talenta Digital

Rabu, 29 Januari 2025 - 01:24 WIB

Propam Polda Metro Jaya Patsuskan 4 Orang

Rabu, 29 Januari 2025 - 01:22 WIB

Wapres Tegaskan Pentingnya Pembinaan Atlet Usia Muda

Berita Terbaru

BANDA ACEH

Atraksi Barongsai Meriahkan Perayaan Imlek 2576 di Banda Aceh

Kamis, 30 Jan 2025 - 04:14 WIB

INTERNASIONAL

Kemlu: Personel TNI-Polri di Kongo dalam Keadaan Aman

Kamis, 30 Jan 2025 - 04:08 WIB

INTERNASIONAL

Menlu RI Desak Investigasi Tewasnya WNI di Malaysia

Kamis, 30 Jan 2025 - 04:06 WIB