Gayo Lues – Dalam semangat memperingati Hari Bhayangkara ke-79, jajaran Polres Gayo Lues melaksanakan upacara pemberangkatan Tim Ekspedisi Lauser yang berlangsung khidmat pada Senin, 16 Juni 2025, di halaman Mapolres Gayo Lues. Upacara ini dipimpin langsung oleh Kapolres Gayo Lues, AKBP Hyrowo, S.I.K., M.H., dan dihadiri unsur Forkopimda, tokoh adat, tokoh agama, serta masyarakat yang antusias memberikan dukungan moril.
Kegiatan ini diwarnai dengan kehadiran Bupati Gayo Lues, Suhaidi, S.Pd., M.Si., yang menjadi tokoh penting dalam rangkaian seremoni pelepasan ekspedisi. Dalam balutan adat Gayo yang kental, Bupati Suhaidi melakukan prosesi tepung tawar terhadap seluruh peserta ekspedisi, sebagai bentuk restu adat dan doa keselamatan.
“Tepung tawar ini merupakan warisan budaya kita yang penuh makna. Melalui doa dan air suci ini, kami mendoakan keselamatan, kelancaran, dan keberhasilan seluruh peserta ekspedisi. Semoga mereka kembali dengan selamat dan membawa pesan positif bagi daerah dan bangsa,” ucap Bupati Suhaidi.
Prosesi tepung tawar berlangsung khidmat dan menyentuh hati, disaksikan oleh pejabat tinggi daerah serta masyarakat. Para peserta ekspedisi, satu per satu, menerima tetesan air tepung tawar yang dipercikkan dengan daun, sebagai simbol perlindungan, keberanian, dan niat yang suci.
Usai upacara di Mapolres, rombongan bergerak menuju SDN 4 Penosan, Kecamatan Blangjerango, tempat digelarnya pelepasan resmi Tim Ekspedisi Lauser. Acara ini dipimpin oleh Dansat Brimob Polda Aceh, Kombes Pol Zuhdi, yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia Ekspedisi.
Dalam sambutannya, Kombes. Zuhdi menjelaskan bahwa ekspedisi ini merupakan wujud konkret dari nilai-nilai Bhayangkara yang berpadu dengan semangat kebangsaan dan kepedulian lingkungan. Ia menyampaikan bahwa 45 anggota tim ekspedisi merupakan gabungan dari unsur Polri, TNI, Mapala, dan masyarakat sipil, yang telah diseleksi secara ketat.
“Ekspedisi ini bukan hanya soal mendaki gunung. Ini tentang membawa semangat perjuangan dan kecintaan terhadap Tanah Air. Jumlah 45 peserta juga bukan tanpa makna—ini adalah simbol semangat 45, semangat persatuan dan pengorbanan,” ujar Zuhdi.
Ia menambahkan bahwa ekspedisi akan berlangsung selama 12 hari, terdiri dari 6 hari pendakian dan 6 hari penurunan, menyusuri belantara kawasan ekosistem Leuser yang menjadi paru-paru dunia dan kebanggaan Aceh.
Puncak dari ekspedisi ini adalah pengibaran bendera Merah Putih raksasa berukuran 7×7 meter pada 1 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Bhayangkara. Momen ini diharapkan menjadi simbol nasionalisme dan penghormatan kepada Polri serta para pejuang bangsa.
Kapolres AKBP Hyrowo dalam amanatnya menekankan bahwa semangat ekspedisi harus sejalan dengan nilai-nilai Bhayangkara, yakni keberanian, disiplin, solidaritas, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Apa yang akan dilakukan tim ekspedisi adalah simbol nyata dari kerja keras dan pengorbanan yang selama ini juga dilakukan oleh institusi Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Naik ke puncak gunung itu berat, begitu juga mengawal bangsa dari berbagai ancaman. Tapi itulah Bhayangkara,” tegasnya.
Hadir pula dalam acara ini Dandim 0113 Gayo Lues, Kajari Gayo Lues yang diwakili oleh Kasi PAPBB Iqbal, SH, serta Kepala Balai Besar TNGL Gayo Lues. Seluruh jajaran Forkopimda menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan yang tidak hanya memiliki nilai strategis, tetapi juga edukatif dan inspiratif bagi generasi muda.
Dalam keterangannya kepada media, Bupati Suhaidi juga menyampaikan harapannya agar kegiatan ini terus dilestarikan sebagai tradisi daerah yang menguatkan karakter bangsa.
“Kita ingin anak-anak muda melihat bahwa mencintai negeri ini bisa dilakukan dari banyak hal. Salah satunya lewat ekspedisi alam yang bertanggung jawab. Selain mencintai bangsa, mereka juga belajar menghormati lingkungan,” tambahnya.
Ekspedisi ini juga membawa pesan penting akan pentingnya menjaga Kawasan Ekosistem Leuser, yang telah diakui dunia sebagai salah satu ekosistem paling kaya dan kompleks. Dengan menggelar kegiatan yang terorganisir dan berorientasi pada pelestarian alam, Polri dan Pemerintah Daerah memberikan contoh konkret bagaimana pembangunan dan pelestarian dapat berjalan beriringan.
Dengan penuh doa, restu adat, dan semangat kebangsaan, Tim Ekspedisi Lauser kini siap mengemban misi mulia, menembus lebatnya hutan dan curamnya pegunungan, demi membawa pesan persatuan, keberanian, dan cinta Tanah Air.
Semoga seluruh peserta diberikan kekuatan dan kembali dalam keadaan sehat dan selamat, membawa cerita perjuangan dari puncak Leuser untuk Indonesia. (Abdiansyah)