Dampak Kecerdasan AI dan Media Terhadap Konsumsi Generasi Z

DENI

- Redaksi

Jumat, 28 Februari 2025 - 17:30 WIB

502,004 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jelita Putri Andina

Jelita Putri Andina

Opini – Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, tumbuh di era teknologi digital yang berkembang pesat. Mereka sangat bergantung pada internet, smartphone, dan media sosial, di mana berbagai informasi, hiburan, dan komunikasi bisa diakses dengan mudah. Salah satu aspek yang semakin berperan dalam kehidupan mereka adalah kecerdasan buatan (AI). AI kini hadir di hampir semua aspek kehidupan mereka, terutama dalam cara mereka mengonsumsi media.

Lalu, apa sih dampak dari perkembangan ini?

Salah satu dampaknya yang paling terlihat adalah cara konsumsi media yang menjadi lebih personal. Dulu, kita harus menunggu jadwal acara di TV atau mencari-cari konten yang terbatas. Sekarang, dengan bantuan AI, semua bisa disesuaikan dengan preferensi pribadi. Platform seperti Netflix, YouTube, dan Instagram menggunakan AI untuk menganalisis kebiasaan menonton atau berinteraksi, dan kemudian memberikan rekomendasi konten yang hampir selalu sesuai dengan minat pengguna. Hal ini memungkinkan Generasi Z menikmati konten yang relevan tanpa harus menghabiskan waktu mencari-cari.

Tetapi, tidak hanya itu. AI juga menciptakan pengalaman konsumsi media yang lebih interaktif. Misalnya, TikTok menggunakan algoritma AI untuk mempelajari jenis video yang sering ditonton dan diinteraksikan oleh pengguna, lalu memberikan video yang sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini membuat pengguna terjebak dalam “loop” di mana mereka terus berinteraksi dengan konten yang disajikan, menyebabkan waktu yang dihabiskan di platform menjadi lebih lama, dan dampak ini Generasi Z semakin terhubung dengan dunia digital yang selalu menyesuaikan dengan kebiasaan mereka.

Di sisi lain, ada kekhawatiran mengenai bubble algoritmik juga. Generasi Z mungkin merasa mendapatkan informasi yang berguna, tetapi kenyataannya mereka sering hanya mendapatkan konten yang sesuai dengan pandangan dan minat mereka. Ini membatasi wawasan mereka dan membuat mereka kurang terbuka terhadap perspektif  lain. Misalnya ni, seseorang yang hanya mengikuti berita atau konten dengan sudut pandang serupa bisa semakin terpolarisasi dan kurang memahami pandangan yang berbeda.

Selain itu, kebiasaan mengonsumsi media yang cepat dan instan berpengaruh pada kebiasaan sosial dan pola pikir Generasi Z. Mereka lebih sering fokus pada hiburan cepat, seperti video pendek atau media sosial, dan semakin sulit untuk berkonsentrasi pada aktivitas yang membutuhkan perhatian lebih lama, seperti membaca buku atau artikel panjang. Kebiasaan ini membuat mereka kurang mampu bertahan dalam aktivitas yang memerlukan konsentrasi lebih dalam.

Meski demikian, ada sisi positifnya. AI memberi Generasi Z kesempatan untuk lebih kreatif dalam mengonsumsi dan menciptakan media. Mereka tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen konten. Banyak dari mereka memanfaatkan platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok untuk mengekspresikan ide-ide kreatif dan mendapatkan umpan balik langsung dari audiens. Bahkan, mereka bisa menghasilkan uang dari konten yang mereka buat.

Jadi  jika kita lihat secara keseluruhan, kecerdasan buatan dan media sosial telah mengubah cara Generasi Z mengonsumsi media. Mereka kini bisa mendapatkan konten yang lebih sesuai dengan minat mereka, namun, mereka juga perlu berhati-hati terhadap bubble algoritmik dan kecenderungan untuk mengonsumsi media secara cepat dan instan. Sebagai generasi yang sangat terhubung dengan teknologi, Generasi Z memiliki potensi besar untuk menciptakan tren media, namun, mereka harus juga bijak dalam memilih informasi agar tidak terjebak dalam pola konsumsi yang sempit.

 

Penulis

Jelita Putri Andina

Mahasiswa Universitas Serambi Mekkah

Berita Terkait

NABI KITA ADALAH SANG PELOPOR TOLERANSI
PT. Agro Murni Ekspor 6500 mt CPO Lewat Pelabuhan Tambon Baroh Dewantara Aceh Utara
Akankah Sejarah Kelam Aceh Berulang?
Kerikil dalam Sepatu Damai Aceh
Ada Kebenaran yang Terpenjarakan dalam Kasus Jiwasraya dan Asabri
Ketua Dewan Pembina GPI Nagan Raya Ajak Masyarakat Aceh Kawal 4 Pulo Yang Direbut Oleh Pemerintah Sumut.
Wakil Danyon Brimob Polda Aceh Batalyon C Pelopor Sambut Personil Baru.
Kepada Mendagri Tito, Aceh Sudah Berdaulat Sebelum Indonesia Merdeka

Berita Terkait

Sabtu, 21 Juni 2025 - 18:27 WIB

KPK RI Diminta Usut Permainan Izin Tambang GMR di Kawasan Hutan Gayo Lues

Sabtu, 21 Juni 2025 - 18:03 WIB

Aktivitas Tambang PT GMR di Gayo Lues Disorot, Tak Bawa Manfaat, Hanya Tinggalkan Kerusakan

Sabtu, 21 Juni 2025 - 17:29 WIB

Eksplorasi Tambang Emas di Gayo Lues Diduga Masuki Hutan Lindung, Dokumen Izin PT Gayo Mineral Masih Misterius

Sabtu, 21 Juni 2025 - 16:15 WIB

Kapolsek Putri Betung Kompol Muhammad Ali Kunjungi SDN 3, Ajak Siswa Semangat Belajar Lewat Program Saweu Sikula

Sabtu, 21 Juni 2025 - 01:01 WIB

Gayo Lues Police Launch Bhayangkara Cup 2025 to Celebrate 79th Bhayangkara Day with Spirit of Unity and Sportsmanship

Sabtu, 21 Juni 2025 - 00:08 WIB

Kapolres Gayo Lues Resmi Membuka Turnamen Bhayangkara Cup 2025 Sambut HUT Bhayangkara ke-79

Jumat, 20 Juni 2025 - 19:13 WIB

Belanja Bersama: Gerakan Pemkab Gayo Lues Dorong ASN Hidupkan Ekonomi Lokal Lewat Pasar Terpadu

Jumat, 20 Juni 2025 - 18:14 WIB

Lembaga Leuser Aceh Pertanyakan Legalitas dan Transparansi Izin PT GMR di Gayo Lues

Berita Terbaru